Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Anies Potong Tunjangan Tenaga Medis saat Pandemi COVID-19

Beredar kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta- Di tengah upaya pemerintah melakukan efisiensi anggaran belanja untuk dialihkan ke penanganan virus corona baru (COVID-19), beredar kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis.

Kabar tersebut diunggah akun Facebook Congor Turah, berupa tangkapan layar judul artikel "Teganya Anies Potong Tunjangan & Transport Tenaga Medis".

Akun Facebook Congor Turah kemudian memberikan keterangan sebagai berikut:

"Gakbener cuma pencitraan doang, eh taunya dibelakang, Tinjangan ama uang Transport tenaga medis dipotong. 👎👎👎👎https://www.gesuri.id/pemerintahan/teganya-anies-potong-tunjangan-transport-tenaga-medis-b1YLSZtn4"

Benarkah Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis, dengan membuka tautan artikel yang dicantumkan dalam klaim.

Tautan tersebut mengarah pada artikel berjudul "Teganya Anies Potong Tunjangan & Transport Tenaga Medis" yang dimuat situs berita gesuri.id, pada 9 Mei 2020.

Berikut isi artikel tersebut:

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengecam keras kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memangkas tunjangan kinerja daerah (TKD) dan transport para pekerja medis.

Deddy menegaskan kebijakan Anies itu sangat mengherankan. Sebab seharusnya para pekerja medis diberi insentif karena setiap hari bekerja di tengah pandemi Covid-19.

"Mohon perhatiannya agar sampai ke Gubernur, ini kebijakan yang tidak masuk akal!" tegas Deddy.

Deddy menegaskan, warga DKI menanti transparansi APBD DKI yang menguap tak jelas sehingga bansos untuk rakyat tak ada, serta TKD dan transport para perawat dan dokter harus dipotong.

Deddy pun mengingatkan Gubernur soal dana ratusan miliar yang semula diperuntukkan untuk Formula E, namun kini tak jelas nasibnya.

"Kembalikan duit ratusan miliar untuk Formula-E, supaya ada dana untuk bansos warga DKI!! Hentikan menyunat TKD dan transport perawat dan Dokter di DKI!!" tegas Deddy.

Deddy juga menyentil Pemprov DKI soal 50% dana bagi hasil dari pemerintah pusat.

"Mau tanya, 50% Dana Bagi Hasil yang sudah ditransfer pemerintah pusat ke DKI apakah sudah habis? Digunakan untuk apa kira-kira ya?" ujarnya.

Dari artikel tersebut, Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengecam kebijakan Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis. Namun, tidak ada pernyataan terkait Anies Baswedan telah memotong tunjangan dan transport tenaga medis.

Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Anies pangkas tunjangan dan transport tenaga medis'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pemprov DKI Pastikan Tak Potong Tunjangan Tenaga Medis yang Berhadapan Langsung dengan Covid-19", yang dimuat situs kompas.com, pada 12 Mei 2020.

Dalam situs tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tak akan memotong atau merasionalisasi tunjangan penghasilan pegawai (TPP) milik tenaga medis yang berhadapan langsung untuk menangani pasien Covid-19. Pemotongan TPP sebesar 50 persen itu hanya akan diberlakukan kepada pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak terlibat dalam penanggulangan Covid-19.

"Enggak (dipotong tunjangan tenaga medis), terakhir disesuaikan. Dikecualikan kalau tenaga medis," ucap Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI, Chaidir saat dihubungi.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Judul artikel yang digunakan pada klaim mengarahkan pembacanya menyimpulkan Anies Baswedan telah memotong tunjangan dan transport tenaga medis. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tidak memotong tunjangan tenaga medis khususnya yang menangani COVID-19.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.