Sukses

Cek Fakta: Klarifikasi Video Viral yang Diklaim Sebagai Perlakuan Aparat ke Ulama Saat PSBB

Beredar video yang diklaim perlakuan terhadap ulama saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), simak faktanya.

Liputan6.com, Jakarta- Beredar video yang diklaim perlakuan terhadap ulama saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Video tersebut diunggah akun Facbook Syaiful Adam, pada Jumat (22/5/2020) dengan keterangan sebagai berikut:

"Binaan siapa nih, aparat ngelunjak terhadap Ulama, sokor luh, terjatuh kan, tanda kejatuhan lo di dunia semakin dekat....

Di Halalin gak nih....!!!!"

Video tersebut sebelumnya dibagikan akun Facebook Nadhif Id.

Benarkah video tersebut perlakuan ke ulama saat PSBB? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran klaim, dengan menangkap layar video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Reverse Image.

 

Penelusuran  Video Perlakukan Terhadap Ulama Saat PSBB

Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang identik dengan video mengarah pada artikel berjudul "Viral Habib Umar Assegaf Bangil Langgar Aturan PSBB di Surabaya, Ngamuk dan Lawan Petugas Satpol PP" yang dimuat situs style.tribunnews.com, pada 21 Mei 2020.

Dalam artikel itu disebutkan, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria berpakaian gamis dan peci putih tengah melawan petugas ramai di dunia maya.

Pria yang merupakan penumpang mobil Toyota Camry hitam bernomor polisi N 1 B itu diberhentikan aparat gabungan yang sedang bertugas di check point pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di exit tol Satelit Surabaya, Jawa Timur.

Habib Umar Assegaf tak terima lantaran diminta petugas untuk putar balik karena melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan. Ia kemudian turun dari mobil dan terlibat adu mulut dengan para petugas yang berjaga.

Semakin naik pitam, Habib Umar Assegaf kembali adu cekcok dan terjadi baku hantam dengan petugas Satpol PP.

Pelanggaran tersebut antara lain pengemudi mobil tidak menggunakan masker dan jumlah penumpang dari mobil itu melebihi ketentuan yang diberlakukan selama PSBB. Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 20 Mei 2020 sore hari.

Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search, dengan kata kunci 'habib umar psbb'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Viral Habib Umar Assegaf Langgar PSBB dan Cekcok dengan Petugas" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 21 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kejadian bermula saat anggota Satlantas Polrestabes Surabaya melaksanakan pemeriksaan kendaraan yang akan masuk ke Kota Surabaya di pos check point tersebut.

Saat itu, petugas pun langsung meminta kepada pengemudi yang menggunakan mobil merk Toyota Camry warna hitam dengan nomor polisi N 1 B tersebut untuk putar balik, kembali ke daerah asalnya.

Namun dari dalam mobil terdengar suara dari penumpang yang melarang pengemudi untuk putar balik dan memaksa untuk melanjutkan perjalanan ke arah masuk kota Surabaya.

Tak lama kemudian, Habib Umar pun turun dari kendaraan yang ia tumpangi tersebut. Saat itu, ia diduga melontarkan kata-kata yang dianggap tidak sopan kepada para petugas jaga.

Trunoyudo menjelaskan, alasan petugas meminta putar balik terhadap pengemudi. Lantaran mobil tersebut bukan berasal dari Kota Surabaya.

 

Saling Memaafkan

Pihak Habib Umar Abdullah Assegaf Bangil dengan petugas gabungan PSBB yang bertugas telah melakukan mediasi. Hal tersebut dikabarkan dalam artikel berjudul, Polda Jatim Mediasi Petugas Gabungan dan Habib Umar Abdullah Assegaf, Ini Hasilnya yang dimuat Liputan6.com pada 22 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut diungkapkan, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengaku, pihaknya telah bermediasi dengan pihak Habib Umar Abdullah Assegaf Bangil dengan petugas gabungan PSBB yang bertugas dan ada adu fisik di check point Exit Tol Satelit Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu 20 Mei 2020.

"Setelah adanya video yang viral tersebut, ada beberapa pihak ketiga yang memanfaatkan situasi ini untuk memperkeruh, mendompleng, membonceng, kejadian-kejadian ini, dan itu tidak ada kaitan dengan di Surabaya atau pun dengan kedua belah pihak," tutur dia, Jumat (22/5/2020).

"Kepada Habib Umar Abdullah Assegaf, sudah kita lakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kapolres Pasuruan Kabupaten. Kemudian juga dengan yang Satpol PP Kota, kita juga melakukan pendekatan melalui Polrestabes Surabaya. Maka dalam hal ini kita ambil bagaimana hikmahnya," ia menambahkan.

Trunoyudo menyampaikan, berdasarkan hasil koordinasi, diperoleh informasi kedua belah pihak sama-sama memaafkan.

"Sebenarnya keduabelah pihak sudah menyatakan untuk saling memaafkan, harapannya juga tanpa syarat. Artinya, semua yang terjadi ini tujuannya kan untuk menyelamatkan masyarakat dan juga keluarganya dan masyarakat yang lainnya (dari penularan virus corona)," ujar dia.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Dalam video tersebut Habib Umar Assegaf tak terima lantaran diminta petugas untuk putar balik karena melanggar aturan PSBB, sehingga terjadi aksi adu mulut dan saling dorong. Pihak kepolisian mengungkapkan, kejadian bermula saat anggota Satlantas Polrestabes Surabaya melaksanakan pemeriksaan kendaraan yang akan masuk ke Kota Surabaya.

Saat itu, petugas pun langsung meminta kepada pengemudi yang menggunakan mobil merk Toyota Camry warna hitam dengan nomor polisi N 1 B tersebut untuk putar balik, kembali ke daerah asalnya. Namun, terjadi penolakan.

 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.