Sukses

Cek Fakta: Benarkah Helmy Yahya Dipecat dari TVRI karena Film G30S PKI?

Beredar kabar Helmy Yahya dipecat dari TVRI karena menyiarkan film G30S PKI, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Helmy Yahya yang dipecat dari Direktur Utama (Dirut) TVRI karena menyiarkan film G30S PKI beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook Tiger Mblo pada 1 Juni 2020.

Akun Facebook Tiger Mblo mengunggah gambar berisi narasi penyebab pemecatan Helmy Yahya dari stasiun televisi milik pemerintah tersebut.

Berikut narasinya:

Ooohhh .....Ternyata Helmi Yahya di pecat dari Dirut TVRI karena September kmrn menyiarkan Film G30S PKI.

Gitu to .....

Konten yang disebarkan akun Facebook Tiger Mblo telah 228 kali dibagikan dan mendapat 17 komentar dari warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Helmy Yahya yang dipecat dari Direktur Utama (Dirut) TVRI karena menyiarkan film G30S PKI.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "TVRI pecat Helmy Yahya". Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai pemecatan Helmy Yahya dari TVRI.

Satu di antaranya artikel berjudul "Alasan Pecat Helmy Yahya, Dewas: Liga Inggris Tak Sesuai Jati Diri Bangsa" yang dimuat situs Liputan6.com pada 21 Januari 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR mengadakan rapat dengar pendapat dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI terkait pemecatan Direktur Utama Helmy Yahya yang kini menuai polemik di masyarakat.

Dari beberapa poin penjabaran alasan Dewas memecat Helmy, salah satunya adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai Dewas tidak sesuai jatidiri bangsa Indonesia.

"Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris," kata Ketua Dewas Arief Hidayat di Kompleks DPR Senayan, Selasa (21/1/2020).

Arief mengakui banyak pihak yang menyukai Liga Inggris. Namun, menurutnya kini TVRI juga menyiarkan siaran asing lain dengan jumlah banyak.

"(Liga Inggris) mungkin banyak yang suka. Ada Discovery Channel, kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik. Kemudian siaran film asing cukup banyak, ada yang bayar, ada yang gratis," ujarnya.

Arief pun menilai TVRI kini seolah menjadi televisi swasta yang mengejar rating.

"Seolah-olah Direksi mengejar rating dan share seperti TV swasta. Kita ada APBN harus bayar keluar negeri dalam bentuk hal ini BWF, Discovery, dan Liga Inggris, artiny uang rupiah kita APBN dibelanjakan keluar yang Presiden menyatakan dibatasi dan ini terjadi," terang dia.

Bahkan, ia mencontohkan saat banjir awal Januari lalu, TVRI justru sempat menayangkan program Discovery Chanel.

"Sempat ketika ada banjir, kami sedang menayangkan Discovery Channel, ini kami dapat protes dari publik, 'Kok banjir-banjir, Dicovery Channel-nya tayang terus, nggak peduli banjir'. Ini sangat miris, kami sudah tegur, ternyata direksi melanjutkan," ucapnya.

"Sedangkan program kepublikan menurut pengamat, akademisi, kami ini diminta lebih memperhatikan edukasi, ibaratnya TVRI ini makanan sehat, bukan sekadar junk food," pungkas dia.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang Helmy Yahya yang dipecat dari Direktur Utama (Dirut) TVRI karena menyiarkan film G30S PKI ternyata tidak benar.

Alasan Dewan Pengawas TVRI memecat Helmy, salah satunya adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai Dewas tidak sesuai jatidiri bangsa Indonesia.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini