Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang seorang kakek bernama Sahrani yang memakan kapuk bantal karena kelaparan beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook KabarMakkah.Com pada 15 Juni 2020.
Akun Facebook KabarMakkah.Com mengunggah tautan berita dari situs kabarmakkah.com dengan judul "Kisah Miris Mbah Sarani yang Kelaparan hingga Makan Kapuk Bantal".
Dalam artikel tersebut tampak seorang kakek yang tengah terlentang dan memegang kantong plastik. Ia tampak ditemani seorang warga. Akun KabarMakkah.Com kemudian menambahkan narasi dalam konten yang diunggahnya.
Advertisement
"Kisah Miris Mbah Sarani yang Kelaparan hingga Makan Kapuk Bantal
Tolong share agar kakek ini segera mendapatkan bantuan secepatnya, Aamiin," tulis akun Facebook KabarMakkah.Com.
Konten yang disebarkan akun Facebook KabarMakkah.Com telah 124 kali dibagikan dan mendapat 51 komentar warganet.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang seorang kakek bernama Sahrani yang memakan kapuk bantal karena kelaparan. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "kakek kelaparan makan kapuk bantal".
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai kakek yang kelaparan dan diduga makan kapuk bantal. Satu di antaranya artikel berjudul "Respon Cepat, Kemensos Hadir Serahkan Paket Sembako Bantuan Presiden" yang dimuat situs resmi Kementerian Sosial, kemensos.go.id pada 14 Juni 2020.
SERANG (14 Juni 2020) - Kementerian Sosial bergerak cepat memastikan kondisi Kakek Jahrani (80), yang tergolek sakit di kasur, di Serang. Sebelumnya, Kakek Jahrani ramai diberitakan tidak mendapat asupan makanan sampai harus makan kapuk dari bantalnya.
Atas instruksi Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Salahuddin hadir dan menyapa Kakek Jahrani dan keluarganya di kediamannya, di Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten (14/06).
Kepada keluarga yang senantiasa merawatnya sehari-hari, Salahuddin bermaksud mengetahui dari dekat kondisi Kakek Jahrani. Mewakili Kementerian Sosial, Salahuddin menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden.
“Atas instruksi Bapak Menteri Sosial, hari ini saya hadir di sini, untuk menyampaikan simpati dan mengetahui dari dekat kondisi Kakek Jahrani. Kami juga menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden untuk membantu memenuhi kebutuhan sembako Kakek Jahrani dan keluarga,” kata Salahuddin.
Ia menyatakan, kehadirannya di rumah Kakek Jahrani tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo yang diteruskan Mensos Juliari kepada seluruh pejabat dan pegawai di Kementerian Sosial, agar negara hadir untuk seluruh warga negara yang tertimpa musibah. “Keberadaan saya di sini juga merupakan implementasi slogan #KemensosHADIR,” katanya.
Kepada Salahuddin, aparat desa setempat dan keluarga memastikan Kakek Jahrani tidak kelaparan dan tidak makan kapuk. “Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk. Ceritanya, ada yang keponakan yang biasa menunggu Kakek Jahrani. Tapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi. Setelah ditinggal Kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk,” kata Ny. Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani.
Bakrah menyatakan, pamannya ini, semula berprofesi sebagai penjual cobek kelilling kampung. Namun, ia menjadi korban tabrak lari tiga tahun lalu, hingga membuatnya sulit bergerak. Sehari-hari, sang paman hanya bisa tergolek di tempat tidur.
Bakrah memastikan, perhatian negara cukup besar atas kondisi Kakek Jahrani. Ia sudah menerima berbagai bantuan sosial baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
“Kakek dapat banyak bantuan. Termasuk bantuan dari pemerintah daerah di sini juga dapat,” kata Bakrah. Koordinator PKH II Kabupaten Serang Hikmatulsobri menyatakan, Kementerian Sosial melalui pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) cukup sering mengunjungi runah Kakek Jahrani.
“Kakek ini pernah ditawari untuk dirawat di panti. Juga ditawari tinggal bersama keponakannya, namun tidak mau. Dengan dengan kondisinya tinggal sendiri, layanan yang tepat adalah rehabilitasi sosial melalui layanan panti,” katanya.
Untuk bansos PKH, diberikan kepada keluarga Kakek Jahrani. “Sejauh ini belum ada bansos PKH. Namun memang ia sudah mendapatkan bansos dari Pemprov Banten dan Kabupaten Serang,” katanya.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang seorang kakek bernama Sahrani yang memakan kapuk bantal karena kelaparan ternyata tidak terbukti. Keluarga sang kakek menyebut bahwa kakek Jahrani atau Sahrani tidak kelaparan dan tidak makan kapuk.
Keponakan yang biasa menjaga kakek pergi, lantas sang kakek ditinggal sendiri di rumah. Saat merasa lapar, sang kakek merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement