Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Banser Kepung Kantor PDIP karena Protes RUU HIP

Beredar klaim Banser mengepung kantor PDIP karena protes RUU HIP. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan di beberapa daerah beredar di media sosial.

Klaim ini disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah pada 28 Juni 2020. Akun Facebook Hussein Abu Usamah mengunggah foto para pria yang mengenakan seragam loreng Banser berdiri di depan kantor berlogo PDIP.

Akun Facebook Hussein Abu Usamah kemudian mengklaim bahwa foto tersebut merupakan aksi Banser yang mengepung kantor PDIP.

"BANSER MENGEPUNG KANTOR PDIP

Ribuan anggota Banser mengepung kantor PDIP di beberapa daerah. Hal itu terjadi karena mereka geram terhadap PDIP yang berusaha mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila. Mereka marah dengan Partai berlambang banteng moncong putih itu. Beberapa anggota PDIP disergap dan digebukin oleh Banser.

Dengan teriak-teriak "NKRI Harga Mati, Saya NKRI Saya Pancasila" pasukan berseragam loreng loreng mirip militer itu tanpa ampun menghajar orang-orang PDIP. Semua sudut kantor PDIP disisir habis guna mencari orang-orang yang bersembunyi di balik meja.

Selain itu pasukan Banser yang gagah berani itu juga membakar bendera dan berbagai aksesoris PDIP. Sebagian dari anggota PDIP lari tunggang langgang menyaksikan amukan pasukan garda terdepan penjaga NKRI tersebut. Mereka terbirit-birit ketakutan hingga tidak peduli lagi dengan motor-motornya yang ditinggal di parkiran.

Sebagaimana diketahui, beberapa anggota DPR RI sudah membeberkan tentang siapa yang menjadi aktor utama di balik RUU HIP. Mereka membenarkan bahwa dalangnya adalah PDIP. Tidak bisa dipungkiri, ternyata di dalam AD ART mereka pun tercantum kalimat bernuansa komunis, sebagaimana yang juga tertuang di dalam RUU HIP. Sebuah kalimat yang coba mereduksi Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.

Inilah yang membuat umat Islam marah, termasuk Banser. Mereka mensinyalir bahwa RUU HIP yang diperjuangkan PDIP tersebut jelas-jelas berhaluan komunis dan coba mengubah Pancasila yang selama ini sudah menjadi landasan dalam bernegara.

Melihat kenyataan itu Ketum GP Ansor dan Banser berbicara lantang di hadapan ribuan pasukannya: "Saudara-saudara, ketahuilah, 'Saya NKRI Saya Pancasila'. Sebagaimana yang dulu pernah saya sampaikan bersama Maruarar Sirait, bahwa saya menginstruksikan kepada kalian semua untuk menggebuk siapapun yang hendak mengganti Pancasila, karena 'Saya NKRI Saya Pancasila'. Dan sekarang ini terbukti dengan jelas bahwa PDIP ingin mengganti Pancasila. Siap kah kalian menggebuk mereka?" teriak Ketum GP Ansor.

Ribuan anggota Banser pun menjawab "Siap. Saya NKRI Saya Pancasila. Dulu kami kejar HTI sekarang kami akan kejar juga PDIP dan antek-anteknya yang hendak mengubah Pancasila".

Dengan diakhiri menyanyikan lagu 'Ya Lal Wathon', kemudian mereka pun bergerak menuju sarang-sarang PDIP untuk menggebuk mereka.

Seperti itulah mimpi saya tadi malam. Benar-benar seperti asli saya melihat betapa gagah beraninya pasukan terdepan penjaga NKRI itu. Andai saja adzan shubuh tidak berkumandang, pasti mimpi itu akan lebih seru dan menegangkan.

Jangan tanyakan kenapa saya mimpi seperti itu, karena itu datang secara tiba-tiba. Mungkin karena saya sering mendengar teriakan mereka yang selalu mengaku sebagai pasukan terdepan penjaga Pancasila. Dan mimpi ku ini ternyata yang menjadi momen pembuktiannya. [].

*Irkham Fahmi al-Anjatani*," tulis akun Facebook Hussein Abu Usamah.

Konten yang disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah telah 64 kali dibagikan dan mendapat 120 komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan karena RUU HIP di beberapa daerah.

Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs pencari Google Reverse Image. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat foto serupa.

Satu di antaranya artikel berjudul "Banser NU Geruduk Kantor PDIP, Ini Alasannya" yang dimuat situs jurnas.com pada Selasa 26 Juni 2018.

Gambar Tangkapan Layar Artikel dari situs jurnas.com

Jakarta - Puluhan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) bersama Front Pembela Islam (FPI) menggeruduk kantor PDI Perjuangan, Banyumas, Jawa Tengah. Anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah juga turut serta.

Juru Bicara aksi Banser NU Gus Indra mengatakan, penggerudukan itu akibat ulah dari Banser PDIP membubarkan acara Nahdliyin saat mengadakan tahlilan.

"Dibubarkan secara paksa oleh kader PDIP, artinya diperkesekusi," kata Indra, ketika dihubungi Jurnas.com, Jakarta, Selasa (26/6).

Kata Indra, Banser NU membawa secara paksa Paswakam Kabupaten. Hal itu membuat kader Nahdiyin di Banyumas tidak menerima ulah Banser PDIP tersebut. "Secara gegabah satgas PDIP tidak bisa membedakan wisaroh dan politik uang," tegasnya.

"Dari situ teman-teman Nahdiyin di Banyumas tidak menerima kelakuan seperti itu, terutama di kultur kami ada sohibul ajat itu ketika mengadakan tahlilan itu pasti mengadakan berkat atau nasi kotak," katanya.

Menurutnya, Front Pembela Islam (FPI) turut serta memberikan dukungan atas penggerudukan tersebut. "Teman-teman FPI yang mensuport," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan karena RUU HIP di beberapa daerah ternyata tidak benar.

Foto yang diklaim sebagai aksi Banser mengepung kantor PDIP karena RUU HIP ternyata juga salah. Foto tersebut tidak ada kaitannya dengan RUU HIP.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.