Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar 1.000 Santri Tak Sadarkan Diri karena Ikut Rapid Test di Kudus

Beredar klaim 1000 santri tak sadarkan diri saat ikut rapid test di Kudus, Jawa Tengah. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang 1000 santri di Kudus, Jawa Tengah tak sadarkan diri karena ikut rapid test beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Ummu Nazwa pada 3 Juli 2020.

Akun Facebook Ummu Nazwa mengunggah gambar beberapa orang yang tengah ikut rapid test. Gambar tersebut juga berisi narasi 1000 santri Kudus yang mengikuti rapid test. Berikut narasinya:

Lebih dari 1.000 para Santriawan & Santriawati di Kudus dalam keadaan lemah, sebagian tak sadarkan diri, setelah di lakukan Rapid Test Covid-19 oleh Tim Dokter gabungan dari Rs. Indonesia dan Rs. Swasta dari China. Tim Dokter dari China di ketuai oleh Lie Kong Nyen, dan dari Indonesia oleh Ringgo Silalahi. Kini ke-2 Tim Dokter tersebut sedang di mintai keterangan oleh Menteri Kesehatan terkait kejadian tersebut

"Biadab," tulis akun Facebook Ummu Nazwa.

Konten yang disebarkan akun Facebook Ummu Nazwa telah 134 kali dibagikan dan mendapat 14 komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang 1000 santri di Kudus, Jawa Tengah tak sadarkan diri karena ikut rapid test. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "rapid test santri kudus".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Hoaks Kabar 1.000 Santri di Kudus Lemas Usai Dirapid Test Oleh Dokter China" yang dimuat situs kumparan.com pada 3 Juli 2020.

Foto berisikan informasi adanya 1.000 santri pondok pesantren yang tak sadarkan diri usai jalani Rapid Test beredar di media sosial. Setelah ditelusuri, informasi tersebut ternyata tidak benar alias hoaks.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo saat dikonfirmasi mengatakan bila informasi tersebut tidak benar. Menurutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dan Rumah Sakit setempat tak pernah melakukan kegiatan tersebut.

“Tidak benar. DKK kudus dan Rumah Sakit di Kudus tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujarnya, Jumat (3/7).

Yulianto mengakui bila informasi hoaks tersebut sudah mulai menyebar di media sosial sejak Kamis (2/7) malam.

“Itu hoaks sudah mulai tadi malam beredar,” ucap Yulianto.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi menambahkan, informasi tersebut tidak tepat. Namun, pihaknya memang memfasilitasi santri yang akan kembali ke pondok pesantrennya.

“Di Kudus ada 114 Ponpes. Kami memfasilitasi pemberangkatan sekitar 300 santri. Sebelum berangkat disarankan untuk karantina mandiri,“ kata Andini.

Kemudian sebelum berangkat, kata Andini, mereka akan dilakukan screening kesehatan oleh tim dari DKK Kudus. Namun, yang dirapid test hanya santri yang ada indikasi gejala klinis COVID-19.

“Pelaksanaan Rapid Test adalah atas dasar indikasi,” ujarnya.

Andini menambahkan, 300 santri yang difasilitasi untuk kembali ke ponpesnya itu dibagi dalam beberapa gelombang. Pemberangkatan pertama yakni pada 27 Juni lalu sebanyak 26 santri.

“Diberangkatkan ke (Ponpes) Tegalrejo Magelang sudah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan, dan yang dilakukan rapid test ada 6 orang,” jelasnya.

Kemudian, kata Andini, rencananya sabtu (4/7) esok akan diberangkatkan total 100 santri ke wilayah Jawa Timur yakni di Tulungagung dan Kediri.

Mereka, kata Andini, sudah melaksanakan karantina mandiri dan akan melalui screening kesehatan sebelum diberangkatkan.

“Nanti berikutnya (pemberangkatan selanjutnya) ada pemberitahuan lagi hasil koordinasi kami DKK, Kesra dan juga dari paguyuban pondok,” ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim tentang 1000 santri di Kudus, Jawa Tengah tak sadarkan diri karena ikut rapid test ternyata tidak benar. Tim Penanganan COVID-19 Kabupaten Kudus memang melakukan rapid test kepada para santri yang akan kembali ke pondok pesantren di Kudus.

Namun hanya ada 300 santri yang menjalani test. Tidak ada santri yang mengalami lemas atau tak sadarkan diri saat ikut rapid test.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini