Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Israel Sulap Masjid Al-Ahmar Jadi Bar setelah Turki Ubah Fungsi Hagia Sophia

Beredar klaim Israel sulap masjid Al-Ahmar jadi bar setelah Turki ubah Hagia Sophia menjadi masjid, simak faktanya.

Liputan6.com, Jakarta- Beredar klaim Israel menyulap masjid Al-Ahmar jadi bar setelah Turki ubah Hagia Sophia menjadi masjid.

Klaim tersebut diunggah akun Facebook Maryam Sun, pada 20 Juli 2020.

Akun tersebut mengunggah keterangan sebagai berikut:

"Setelah Turki Ubah Musium Jadi Masjid, Kini Israel Ubah Masjid Jadi Bar Dan Aula Pesta"

Unggahan tersebut disertakan dengan tautan artikel berjudul "Setelah Turki Ubah Musium Jadi Masjid, Kini Israel Ubah Masjid Jadi Bar Dan Aula Pesta" yang dimuat situs youz3.ikhtisar.net.

Berikut isinya:

"Youz3ikhtisar.net – Kabar mengejutkan datang dari negara Timur Tengah,

setelah pada pekan lalu Majelis Negara Turki mengumumkan

pembatalan keputusan kabinet 1934 dan kembali memfungsikan Hagia

Sophia menjadi masjid, kabar sebaliknya kini datang dari negara Israel. Israel dikabarkan telah mengubah bangunan bersejarah Palestina yang berdiri sejak abad ke-13 di Safed, Masjid Al-Ahmar menjadi sebuah bar sejak 2019 lalu yang kewenangannya sejak tahun 1948 ada pada otoritas Israel.

Dilansir dari Pikiranrakyat-bekasi.com yang juga mengutip dari medis Gulf News, salah seorang sejarawan setempat, Dr. Mustafa Abbasi menceritakan sejarah masjid tersebut.

“Masjid Al-Ahmar dibangun pada tahun 1276. Masjid ini memiliki nilai historis dan arsitektur yang langka.

Masjid ini digunakan untuk berbagai hal, tetapi bukan sebagai ruang sholat bagi umat Islam,” ungkapnya.

Disebutkan Gulf News, bahwa masjid ini diubah menjadi bar dan aula pesta pernikahan oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Israel, setelah sebelumnya sempat digunakan sebagai gudang pakaian.

Bahkan surat kabar Al-Quds-Al-Arabi mengatakan bangunan ini pernah menjadi sekolah dan pusat kampanye pemilu partai. Sementara itu, Sekretaris Safed and Tiberias Islamic, Khair Tabari menjelaskan ia telah mengajukan gugatan untuk meminta fungsinya dikembalikan menjadi masjid dan hingga saat ini masih menunggu keputusan pengadilan Nazaretuh.

“Saya telah menyerahkan dokumen untuk membuktikan kepemilikan umat Islam atas masjid tersebut,” ujarnya.

Tabari menambahkan perubahan fungsi masjid tersebut membuatnya terbuka untuk digunakan oleh semua orang, kecuali umat Islam. Oleh karena itu, Ia menyerukan berbagai lembaga politik untuk meningkatkan kerja sama dalam rangka menyelamatkan bangunan masjid dari penyalahgunaan.

Wilayah Safed sendiri merupakan daerah yang pernah dihuni oleh 12 ribu warga Palestina yang kemudian diusir dari rumah mereka oleh pemerintah Israel pada 1948."

Benarkah Israel sulap masjid Al-Ahmar jadi bar setelah Turki ubah Hagia Sophia menjadi masjid? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Israel sulap masjid Al-Ahmar jadi bar setelah Turki ubah Hagia Sophia menjadi masjid menggunakan Google Search, dengan kata kunci 'Israel changed the function of Al Ahmar Mosque into a bar'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Israel converts historic mosque into nightclub" yang dimuat situs gulfnews.com, pada 14 April 2019.

Artikel tersebut menyebutkan, Otoritas Israel telah mengubah masjid bersejarah di kota Palestina yang diduduki menjadi klub malam, kata seorang pejabat Muslim setempat.

Sebuah perusahaan Israel yang terhubung dengan kotamadya Safad di Palestina Utara telah mengubah Masjid Al Ahmar abad ke-13 menjadi sebuah bar dan aula pernikahan.

"Saya terkejut ketika saya melihat aspek sabotase di dalam masjid," Khair Tabari, sekretaris badan abadi Islam Palestina.

Penelusuran kembali dilanjutkan dengan mengubah kata kunci pencarian menjadi 'Israel ubah masjid Al-Ahmar'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Wajah Baru Masjid Al Ahmar Jadi Bar di Israel" yang dimuat situs cnnindonesia.com,pada 18 Juli 2020.

Artikel tersebut menyebutkan, Israel mengubah fungsi Masjid Al Ahmar menjadi bar dan aula pesta pernikahan pada 2019 lalu. Masjid ini merupakan bangunan bersejarah milik warga Palestina sejak abad ke-13 yang berada di kota Safed.

Berdasarkan laporan surat kabar Al-Quds-Al-Arabi fungsi masjid ini diubah oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Israel. Nama bangunan ini juga diubah dari Masjid Al-Ahmad menjadi Khan Al-Ahmad.

Sejarawan asli Safed, Dr Mustafa Abbasi, menjelaskan Masjid Al-Ahmar yang dibangun pada 1276 ini memiliki nilai historis dan arsitektur yang langka. Nama Al-Ahmar berasal dari batu berwarna merah pada bangunannya.

Untuk memastikan waktu perubahan fungsi Museum Hagia Sophia jadi masjid, penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Turki ubah Museum Hagia Sophia jadi masjid'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Presiden Erdogan Teken Dekrit untuk Resmikan Hagia Sophia sebagai Masjid" yang dimuat situs liputan6.com, pada 11 Juli 2020.

Artikel tersebut menyebutkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menandatangani sebuah dekrit yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul, yang awalnya didirikan sebagai katedral menjadi sebuah masjid.

Sebelumnya pengadilan tinggi administrasi Turki membatalkan status museum dari situs budaya terkenal di dunia. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu (11/7/2020).

Didirikan 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral, Ottoman menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Namun pada tahun 1934, bangunan tersebut diubah menjadi museum.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

klaim Israel sulap masjid Al-Ahmar jadi bar setelah Turki ubah Hagia Sophia menjadi masjid tidak benar.

Dilihat dari penayangan artikel, perubahan fungsi masjid Al-Ahmar jadi bar dilakukan terlebih dahulu sebelum Turki mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini