Liputan6.com, Jakarta - Informasi mengenai bencana penting disampaikan sesegera munking kepada masyarakat. Hal ini diperlukan guna mengantisipasi dampak bencana yang melanda suatu daerah.
Namun, ada baiknya mewaspadai informasi bohong atau hoaks seputar bencana. Bahkan, bukan tidak mungkin, informasi hoaks ini justru menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa malam tahun baru seringkali menjadi waktu di mana hoaks soal bencana alam banyak beredar. Maka dari itu, Dwikorita meminta agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks soal terjadinya bencana alam.
Advertisement
"Jangan mudah terpancing hoaks. Biasanya malam tahun baru itu panen hoaks," kata Dwikorita di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Senin 30 Desember 2019 lalu.
Baca Juga
Tidak hanya di tahun baru, Dwikorita mengatakan bahwa ada momen-momen tertentu ketika hoaks banyak beredar di masyarakat. Misalnya, malam Jumat Kliwon atau hari Jumat tanggal 13.
Meski tidak perlu panik, di sisi lain, masyarakat juga harus tetap meningkatkan kewaspadaannya terhadap suatu bencana alam dan tidak boleh meremehkan suatu informasi.
Apabila ada informasi, Dwikorita meminta masyarakat untuk mencari tahu kebenarannya lewat layanan yang telah disediakan oleh BMKG. Misalnya lewat aplikasi Info BMKG yang bisa diunduh di ponsel.
"Mari kita jangan panik tapi caranya juga jangan meremehkan," kata Dwikorita menambahkan.
Berikut beberapa informasi bohong atau hoaks seputar bencana yang ditelusuri Liputan6.com:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Cek Fakta: Tidak Benar Gempa Jadi Penyebab Banjir Bandang di Luwu Utara
Klaim tentang gempa jadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, beredar di media sosial. Klaim ini beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Minggu, 19 Juli 2020. Berikut isinya:
Subhanallah ini dia penyebab banjir bandang lumpur gempa patahan sesar palu koro sambung pegunungan KAMBUNA GUNUNG BALIASE KAB LUWU UTARA GEMPA PUSAT G KAMBUNA AKIBATKAN ALUR SUNGAI TERSUMBAT DG LONGSORAN GEMPA JADI WADUK AIR YG SGT LUAS JUTAAN METER KUBIK air dorong longsoran tanah tadi terbawa air jutaan meter kubik kubur rumah rumah di Masamba via sungai Masamba dan sungai RONGKONG JEMBATAN SABBANG RADDA.
Kesimpulan:
Klaim tentang gempa jadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar. BMKG memastikan, tidak terjadi gempa sebelum banjir bandang menerjang Luwu Utara dan sekitarnya.
BMKG menganalisis banjir bandang dipicu oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, dan pertumbuhan awan kumulonimbus (Cb).
2. Cek Fakta: Tidak Benar BMKG Sebut Ada Keretakan Akibat Gempa di Perairan Keurea Sulteng
Kabar tentang terjadinya retakan di perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah beredar di media sosial dan aplikasi percakapan. Kabar ini beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin 22 Juni 2020.
Pesan tersebut berisi peringatan tentang adanya keretakan di perairan Keurea. Pesan itu juga diklaim berasal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Berikut isinya:
"Sekedar informasi kiriman dari teman BMKG terjadi keretakan pada perairan Keurea," demikian isi dari pesan tersebut.
Kesimpulan:
Pesan berantai yang berisi klaim terjadi retakan di perairan Keurea, Morowali, Sulawesi Tengah ternyata tidak benar. BMKG memastikan bahwa informasi tersebut hoaks.
3. Cek Fakta: Ramalan Sesat Kiamat 21 Juni 2020
Ramalan kiamat kembali bergulir. Kali ini kiamat diramlakan akan terjadi pada 21 Juni 2020. Ramalan kiamat itu diklaim berasal dari prediksi kalender Suku Maya kuno.
Ramalan kiamat juga beredar di media sosial. Satu di antaranya disebarkan oleh akun Facebook Spoters pada 19 Juni 2020.
Kesimpulan:
Ramalan kiamat pada 21 Juni 2020 ternyata tidak benar. Prediksi hari kiamat bukan kali ini saja terjadi. Setiap tahun selalu muncul klaim-klaim serupa.
4. Cek Fakta: Hoaks Foto Longsor Jalan Tol Semarang - Solo
Beredar foto yang diklaim jalan tol Semarang-Solo mengalami longsor beredar di media sosial. Foto tersebut viral lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin (6/1/2020). Dalam foto tersebut tampak empat jalur tol tertutup timbunan tanah longsor. Foto tersebut terlihat diambil dari udara.
Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan kejadian longsor di Jalan Tol Semarang-Solo Km 426+600. "Longsor Jalan Tol Semarang-Solo Km 426+600," demikian isi pesan tersebut.
Kesimpulan:
Foto yang diklaim sebagai peristiwa longsornya Jalan Tol Semarang-Solo ternyata tidak benar. Gambar yang sudah terlanjur viral itu tidak menggambarkan kondisi longsor sebenarnya.
Berdasarkan penelusuran, foto yang beredar menangkap dampak kejadian longsor di Taiwan pada 2010.
Advertisement