Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Kendari Memanas karena Warga Tolak TKA China

Beredar video yang diklaim suasana Kota Kendari memanas karena warga tolak TKA China. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim suasana Kota Kendari, Sulawesi Tenggara memanas karena warga menolak TKA China beredar di media sosial. Video ini diunggah akun Facebook Agus Baitul Khoiri pada 3 Agustus 2020.

Dalam video tersebut terlihat ratusan warga berkumpul di sebuah jalan. Pada adegan selanjutnya, warga terlihat bentrok dengan personel polisi. Selain itu, sebuah gedung perkantoran juga tampak dibakar oleh massa.

Akun Facebook Agus Baitul Khoiri kemudian mengaitkan video ini dengan penolakan warga Kendari terhadap TKA China.

"KENDARI MEMANAS!!!

Akibat datangnya TKA dari China, kini Kendari memanas, tepat tgl 2 agustus 2020 pukul 13 : 40 wita, Penolakan terhadap TKA China yg masuk ke wilayah mereka ...," tulis akun Facebook Agus Baitul Khoiri.

Video yang disebarkan akun Facebook Agus Baitul Khoiri telah 1000 kali dibagikan dan mendapat 13 komentar warganet.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim suasana Kota Kendari, Sulawesi Tenggara memanas karena warga menolak TKA China. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.

Hasilnya terdapat gambar identik yang dimuat artikel berjudul "Kronologis Aksi FRAT Bima Dan Kejadian Terbakarnya Kantor Bupati Bima" dari situs berdikarionline.com. Artikel tersebut ditayangkan pada 26 Januari 2012 lalu.

Gambar Tangkapan Layar Artikel dari Situs berdikarionline.com

Penelusuran selanjutnya menggunakan situs berbagi video YouTube dengan memasukkan kata kunci "kantor bupati bima dibakar". Hasilnya terdapat video serupa yang dimuat Channel YouTube Philip Jacobson pada 4 Agustus 2012 silam. Video itu bertajuk "Battle in Lambu, February 2011".

Gambar Tangkapan Layar Video dari Channel YouTube Philip Jacobson

"Thousands of Bima residents, incensed over a gold exploration permit their regent granted an Australian company and that day's unfulfilled promise that he would meet them in person about it, set upon the Lambu subdistrict office and burn it to the ground," tulis Channel YouTube Philip Jacobson.

Dilansir dari Liputan6.com, kericuhan terjadi saat demonstrasi ratusan warga yang menolak penambangan emas di Lambu, Bima, Nusa Tenggara Barat pada Februari 2011 silam. Ratusan warga yang menolak penambangan emas ini terlibat bentrok dengan polisi.

Warga yang sebagian besar petani bawang khawatir tambang emas akan merusak sumber air di wilayah ini.Kericuhan pecah lantaran Camat Lambu Muhaimin menolak tuntutan warga yang tidak menghendaki adanya tambang emas di wilayah mereka.

Kerusuhan menyebabkan lima mobil pemerintah Kabupaten Bima dan tujuh unit sepeda motor hangus dibakar massa. Sementara kantor Kecamatan Lambu beserta rumah dinas dan aula kecamatan juga luluh lantak setelah dirusak dan dibakar massa. Akibat bentrokan, belasan polisi terluka dan seorang warga menderita luka tembak.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video yang diklaim suasana Kota Kendari, Sulawesi Tenggara memanas karena warga menolak TKA China ternyata tidak benar. Video yang diunggah akun Facebook Agus Baitul Khoiri merupakan peristiwa bentrokan di Bima, NTB pada Februari 2011 silam. Bentrokan itu dipicu aksi protes warga yang menolak tambang emas di Lambu, Bima, NTB.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.