Sukses

Waspada Hoaks Cara Penularan Virus Corona Covid-19

Ada beberapa kabar hoaks mengenai penularan virus corona Covid-19 ini. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - 19 juta lebih penduduk dunia dilaporkan terinfeksi virus corona Covid-19 per Jumat 7 Agustus 2020. Informasi ini dilansir dari situs Johns Hopkins University. Sejak pertama kali ditemukan pada akhir 2019 lalu di Wuhan, China, virus ini memiliki tingkat penyebaran cukup cepat.

Dilansir dari Liputan6.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkap penyebab virus Corona bisa menyebar ke seluruh dunia.

Menurut Yurianto, penyebab virus yang awal mulanya muncul di daratan China ini bisa menyebar ke seluruh dunia lantaran dibawa penderita Corona Covid-19 tak bergejala atau dengan gejala namun ringan.

"Sehingga tampak tidak sakit. Perubahan ini diyakini oleh para ahli karena adanya mutasi atau perubahan di dalam virusnya yang kemudian menyebabkan dalam waktu singkat hampir seluruh negara di dunia terinfeksi Covid-19," ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Minggu 3 Mei 2020.

Maka dari itu, lanjut dia, pemerintah berharap agar masyarakat lebih memahami cara penularan virus tersebut.

Yurianto juga berharap masyarakat sadar bahwa virus Corona Covid-19 sangat mudah tertular lewat droplet atau cairan yang dihasilkan dari bersin, batuk, dan berbicara.

"Masyarakat harus diutamakan untuk memahami Covid-19, memahami cara penularannya, memahami bahayanya, memahami cara pencegahannya, dan mampu melaksanakan upaya untuk memutus rantai penularannya," kata dia.

Namun ada beberapa kabar hoaks mengenai penularan virus corona Covid-19 ini. Berikut kabar hoaks tentang penularan Covid-19 yang dirangkum Cek Fakta Liputan6.com:

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 5 halaman

Tatapan Mata

Seiring dengan semakin banyaknya negara yang menyatakan kasus infeksi virus corona terhadap warga mereka, merebak pula kabar simpang siur seputar penyebaran virus tersebut.

Salah satu informasi yang berkembang di masyarakat baru-baru ini virus corona bisa menyebar lewat tatapan mata. Anggapan tersebut muncul usai seorang pakar mengatakan bahwa virus tersebut bisa menginfeksi lewat mata.

Kepala Sub Direktorat Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, Endang Budi Hastuti mengatakan bahwa virus corona tidak menular lewat tatapan mata.

"Pernah dengar tidak? Itu juga ada. Jadi makanya disarankan pakai masker yang sampai menutupi mata. Tapi bukan seperti itu, tidak menular melalui tatapan mata," kata Endang dalam presentasinya di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta.

Walaupun begitu, Endang mengatakan bahwa mata tetap menjadi bagian tubuh yang rentan untuk menjadi tempat masuknya virus.

"Kalau kita kucek-kucek mata saat tangannya kotor, terkontaminasi, bisa menular juga ke orang lain. Jadi bukan tatapannya," kata Endang.

Maka dari itu, untuk mencegah penyakit masuk lewat mata, hindari mengucek mata dengan tangan yang kotor. Selain itu, jagalah kebersihan bagian tubuh tersebut dengan rutin mencucinya menggunakan air dan sabun.

 

3 dari 5 halaman

Nasi Padang

Klaim tentang nasi padang menjadi sumber penularan virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Klaim ini viral lewat pesan berantai dalam aplikasi percakapan WhatsApp pada Juli 2020 lalu.

Namun setelah ditelusuri, klaim tentang nasi padang menjadi sumber penularan virus corona Covid-19 ternyata tidak benar.

United States Department of Agriculture (USDA), dan para ahli medis mengatakan tidak ada bukti virus corona disebarkan melalui makanan. Menurut spesialis penyakit menular Yale Medicine, Jaimie Meyer, sampai saat ini tidak ada bukti penularan virus corona melalui makanan.

"Cara utama penularan virus dari orang ke orang adalah melalui tetesan langsung (seperti pada saat berada dalam jarak 6 kaki atau 1,8 m dari seseorang ketika mereka batuk atau bersin dan menghirupnya)," kata Meyer.

Dokter emergency dan Direktur Global Health for Northwell Health Dr. Eric Cioe-Pena juga mengatakan hal serupa. "Penularannya melalui epitel pernapasan di hidung, mulut, dan mata Anda. Ini tidak mungkin ditularkan lewat makanan. Lebih mungkin pada tangan sambil memegang kemasan makanan,” kata dia.

 

4 dari 5 halaman

Jaringan 5G

Seiring dengan virus corona yang penyebarannya begitu cepat di berbagai negara di dunia, rumor maupun kabar hoaks pun beredar tidak kalah cepatnya.

Salah satu hoaks tentang virus corona adalah penyebarannya melalui jaringan 5G. Jika kamu mendengar kabar ini, jangan sekalip un percaya, pasalnya ini adalah informasi hoaks.

Penjelasannya, karena gelombang radio tak menciptakan virus penyebab penyakit Covid-19 itu.

Hoaks ini beredar bahkan secara global. Mulanya, seorang penyanyi Amerika Serikat Keri Hilson yang memiliki 4,2 follower di Twitter mengunggah sejumlah cuitan. Salah satunya adalah tautan yang mencoba menghubungkan virus corona dengan 5G.

"Orang-orang berusaha memperingatkan kita mengenai 5G selama bertahun-tahun. Petisi, organisasi, penelitian, apa yang kita lalui ini (virus corona) adalah dampak radiasi. 5G diluncurkan di Tiongkok pada 1 November 2019. Orang-orang pun mati," kata dia, sebagaimana dikutip dari Cnet, Rabu (18/3/2020).

Pendapat ngawur ini juga dibagikan di YouTube dan Facebook, termasuk dari orang-orangyang anti dengan 5G.

 

5 dari 5 halaman

Gigitan Nyamuk

Di tengah pandemi virus corona saat ini, banyak informasi yang berkembang di masyarakat terkait cara penularan virus tersebut.

Salah satunya, yakni adanya kekhawatiran mengenai virus corona baru yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Mengenai anggapan tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut melakukan konfirmasi atau memberikan penjelasan sesuai fakta.

Melalui laman resminya, WHO mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada informasi atau bukti yang menunjukkan bahwa virus corona penyabab Covid-19 dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Virus corona baru merupakan virus saluran pernapasan yang umumnya menyebar melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin.

Virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut juga dapat ditularkan melalui percikan air liur dan ingus penderita Covid-19.

Jadi, faktanya adalah virus crona baru tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk selayaknya virus dengue yang dapat menyebabkan demam berdarah.