Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru dari University of California San Diego School of Medicine menemukan bahwa penipuan keuangan atau scam dan penjualan produk palsu terkait covid-19 meningkat tajam di Twitter dan Instagram. Hal ini terungkap dalam riset yang diadakan mulai Maret hingga Mei 2020 dan diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research Public Health and Surveillance pada 25 Agustus 2020 kemarin.
Timothy Mackey, Asisten Profesor di University of California San Diego School of Medicine sekaligus ketua penelitian itu menyebut posting penipuan terkait covid-19 terdiri dari dua gelombang. Gelombang pertama soal klaim pencegahan dan gelombang kedua soal penyembuhan dan alat pengujian palsu.
Bahkan Mackey menyebut saat ini postingan penipuan sudah memasuki gelombang ketiga. Yakni terkait pengembangan vaksin yang efektif seperti yang disampaikan pejabat sejumlah negara.
Advertisement
"Sebelumnya kami melakukan penelitian serupa selama bertahun-tahun terakhir untuk menemukan pengedar narkoba ilegal. Sekarang kami melakukan teknik yang sama untuk mengidentifikasi postingan palsu terkait produk covid-19 untuk dijual," ujar Mackay seperti dilansir Newsmedical.
"Selama penelitian yakni Maret ke Mei 2020, kami menemukan 2000 postingan terkait produk palsu covid-19, penipuan keuangan, dan risiko konsumen lainnya," katanya menambahkan.
Â
Membantu Masyarakat
Mackay berharap penelitian ini bisa membantu masyarakat agar tak cepat tergiur tentang postingan obat, vaksin, atau penyembuhan terkait covid-19.
"Harapan kami hasil studi ini membantu masyarakat pengguna media sosial membedakan postingan yang asli atau hoaks. Kami ingin media sosial digunakan sebagai kekuatan kebaikan," ujarnya.
"Masyarakat yang khawatir tertular covid-19 atau ingin informasi lengkap bisa ke badan kesehatan setempat, sehingga aman. Selain itu kami berharap mereka bisa melaporkan postingan palsu ke pihak berwenang."
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.