Sukses

Masih Percaya Klenik? Ini 6 Kisah Hoaks yang Percaya Babi Ngepet hingga Pemujaan Setan

Ada enam klenik yang ternyata hoaks tapi beredar luar di media sosial, baik itu Twitter, Instagram, atau Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Klenik masih banyak dipercaya masyarakat Indonesia. Bahkan, di tahun 2020, Tim Cek Fakta Liputan6.com menemukan banyak sekali cerita klenik yang ternyata hanya sebuah informasi hoaks.

Berikut ini ada enam klenik yang ternyata hoaks tapi beredar luar di media sosial, baik itu Twitter, Instagram, atau Facebook:

1. Bocah SMP Jelmaan Anjing Jadi-jadian

Pada pertengahan Agustus 2020, media sosial Facebook dihebohkan dengan video yang menyebut anjing jadi-jadian. Disebutkan kalau anjing itu merupakan jelmaan anak SMP yang berada di Lombok.

Namun faktanya, menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lombok Tengah (Loteng) AKP Priyono Suhartono mengatakan, kalau anjing itu bukan jelmaan dari anak SMP di Lombok, melainkan anjing liar.

"Enggak ada ilmu hitam. Itu mencari sensasi saja," katanya.

Dari hasil investigasi sementara pihak kepolisian, anjing yang diracun warga itu diduga bukan milik seseorang. Itu adalah anjing liar yang mudah dijumpai di Lombok.

"Itu anjing liar, banyak banget anjing liar memang," kata Priyono.

Sementara itu, pemerhati anjing, Desy Marlina heran dengan kepercayaan orang Indonesia tentang klenik. Dia menyebut anjing itu sedang kesakitan karena diracun oleh manusia.

"Inilah bukti keterbelakangan mental saudara saudari kami di LOMBOK... Anjing ini kemungkinan besar sedang sakit atau di racun...tapi warga sekitar mengira jika Anjing ini adalah manusia leak yang sedang berubah menjadi binatang,semacam babi ngepet...," tulis Desy di akun Facebook pribadinya, Selasa (11/8/2020)

 

2 dari 7 halaman

2. Babi Ngepet Ditangkap Pakai GPS

Tahun lalu, tepatnya 22 Agustus 2019, warga Solo, Jawa Tengah geger dengan adanya makhluk siluman yang disebut babi ngepet. Disebutkan kalau babi ngepet meneror kawasan di Kelurahan Jagalan setelah banyak barang warga yang hilang.

Namun setelah dilakukan penyelidikan, makhluk yang diduga babi ngepet adalah warga di Kelurahan Jagalan. Seorang warga bernama Rendy Febrianto alias Bagong ditangkap dengan kasus pencurian.

Lucunya, misteri babi ngepet ini terungkap dari handphone salah satu korban yang ternyata masih aktif GPS-nya. Penangkapan bermula dari kecurigaan Andreas, tetangga pelaku. Saat itu Andreas sedang berduka karena ibundanya meninggal dunia.

Telepon seluler (ponsel) milik Andreas tiba-tiba lenyap. Padahal waktu itu ponsel ditaruh di meja untuk pengisian daya baterai (charge). "Dalam ponsel korban itu ada aplikasi ojek online. Nah dilacak melalui itu. Kok kebetulan ponsel yang dicuri itu dalam kondisi belum dimatikan dayanya," kata Andreas, dikutip dari Gridhot.

Korban kemudian berhasil mendeteksi lokasi handphonenya melalui GPS dan berakhir di sebuah poskamling. Namun korban dengan warga tidak langsung mengambil HP tersebut dan bersembunyi menunggu siapa yang akan mengambilnya.

Ternyata Bagonglah yang kemudian mengambil HP tersebut hingga akhirnya terjadilah penangkapan itu.

 

3 dari 7 halaman

3. Kambing Melahirkan Anak Babi

Masih di bulan Agustus 2020, warga Facebook dihebohkan dengan hewan yang disebut titisan siluman. Akun Sumaniz Muchlas Ade Putra mengunggah video yang menyebut seorang kambing melahirkan anak babi.

Dalam video berdurasi 30 detik itu tampak seekor hewan berkaki empat tengah terbaring. Terdapat beberapa warga yang menyaksikan hewan tersebut.

Akun Facebook Sumaniz Muchlas Ade Putra kemudian mengaitkan video tersebut dengan kambing yang melahirkan anak babi.

"Viral loor kambing melahirkan anak babi desa balong anyar kec.lekok kab.pasuruan," tulis akun Facebook Sumaniz Muchlas Ade Putra.

Video yang disebarkan akun Facebook Sumaniz Muchlas Ade Putra telah 275 kali dibagikan dan mendapat 20 komentar warganet.

Namun setelah ditelusuri, klaim video kambing melahirkan anak babi adalah salah. Faktanya, hewan berkaki empat yang ada dalam video tersebut merupakan anak kambing yang lahir prematur.

 

 

4 dari 7 halaman

4. Babi Ngepet di Sulawesi Selatan?

Pada 4 Oktober 2017, warga Jalan Cendana, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dihebohkan penemuan hewan yang diduga babi jadi-jadian atau yang biasa dikenal babi ngepet.

Ambo Tang, warga yang pertama kali menemukan hewan yang diduga babi ngepet tersebut mengungkapkan bahwa awalnya ia mengira hewan itu adalah kucing. "Saya tangkap, baru saya ikat pakai tali, baru saya bawa ke rumah. Warga heboh katanya babi ngepet," kata Ambo Tang.

Dari pantauan Liputan6.com ketika itu, foto dan video penemuan hewan yang diduga babi ngepet itu juga heboh di Facebook. Beberapa pengunggah percaya bahwa babi itu adalah babi ngepet, tetapi ada juga yang menganggap babi itu adalah babi sungguhan.

Hewan yang ditemukan itu disebut babi ngepet karena ada uang Rp 50 ribu di kakinya. Namun, faktanya, babi tersebut merupakan anak babi, bukan makhluk siluman.

 

 

5 dari 7 halaman

5. Buaya Siluman di Bangka

Pada awal Agustus tahun ini, warga Bangka Belitung menemukan buaya sangat besar. Warga setempat percaya kalau buaya itu merupakan makhluk siluman karena ukurannya yang sangat besar.

Bahkan, warga sana juga percaya kalau buaya besar itu bisa dipanggil melalui ritual khusus dengan menjadikan monyet sebagai tumbal. Dengan kepercayaan tersebut, buaya itu pun dibunuh.

Namun faktanya, hewan yang dipercaya siluman itu adalah buaya muara (Crocodylus porosus) yang berukuran besar. Diketahui kalau habitat muara buaya sangat luas, bisa ditemukan di India, Sri Langka, Myanmar, Thailand, Indonesia, hingga Australia.

Buaya 'siluman' yang dibunuh di Bangka ukurannya 4,8 meter. Tapi itu bukan ukuran maksimal. Menurut Hellen buaya muara bisa mencapai ukuran 7 meter. Dalam penelitian di Australia, usia buaya muara bisa mencapai 50 tahun dan berat maksimal 1 ton.

 

 

6 dari 7 halaman

6. Pemujaan Setan di Kampus Bandung

Akhir bulan Juli 2020, netizen Indonesia dihebohkan dengan unggahan yang menggambarkan adanya pemujaan setan di salah satu kampus yang berada di Bandung. Dicurigai pemujaan setan itu ada di Institut Teknologi Bandung

Salah satu yang mengabarkan adanya pemujaan setan di Bandung adalah akun @infoD6. Akun tersebut juga memajang foto yang memperlihatkan seperti adanya aktivitas pemujaan setan.

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran tersebut. Pertama, tim mencarinya dengan memeriksa akun media sosial dari Institut Teknologi Bandung. Tim pun mendapat akun Instagram kampus tersebut, yakni @itenas.official.

Akun tersebut memberikan klarifikasi atas hal yang ramai dibicarakan di Twitter. Mereka membantah adanya pemujaan setan di kampus mereka.

"Klarifikasi Itenas atas isu hoax yang beredar. Surat klarifikasi ini secara resmi menegaskan bahwa berita yang beredar di media sosial tidaklah benar," bunyi keterangan Institut Teknologi Bandung di foto yang mereka unggah.

"Sehubungan dengan beredarnya berita/informasi/video/postingan di media sosial Instagram, Twitter dan Youtube “Kampus Pemujaan Setan di Bandung” dengan hastag # Bandung # PemujaanSetan # Kampus, kami menilai adanya penggiringan opini/persepsi bahwa kegiatan pemujaan setan yang dimaksud terjadi di kampus kami, Institut Teknologi Nasional Bandung. Hal ini terlihat dari pernyataan “di kampus It*n*s” yang terletak di Jl. PHH Mustapa Bandung.—Berantas hoax dengan bijak menggunakan bersosial media," begitu bunyi klarifikasi dari Institut Teknologi Bandung.

Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mendapatkan artikel yang ditulis detik.com pada 25 Juli 2020 dengan judul: 'Soal 'Sekte Pemuja Setan', Begini Penjelasan Lengkap Itenas Bandung'. Dalam artikel tersebut, pihat Itenas membantah adanya aktivitas pemujaan setan di kampus mereka.

"Beberapa foto yang disampaikan merupakan kegiatan mahasiswa kami, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan 'Ritual Pemujaan Setan' atau 'Sekte Pemujaan Setan," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Itenas Yulianti Pratama.

"Kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai) yang diadakan oleh mahasiswa kami pada bulan November 2019," tambahnya.

7 dari 7 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.