Liputan6.com, Jakarta - Di era serba internet, masyarakat Indonesia harus memahami betapa pentingnya literasi media agar tidak termakan kabar hoaks. Terlebih, masyarakat memang menjadi sasaran media massa untuk menyebarluaskan kabar berita.
Melalui literasi media, masyarakat menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa, serta mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual. Intinya, literasi media adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada.
Baca Juga
Pentingnya literasi media dan informasi di zaman internet ini diakui oleh Dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM, Zainuddin Muda Z. Monggilo. Di zaman sekarang, dia menyebut masyarakat kebingungan untuk menentukan berita yang benar-benar fakta atau hoaks.
Advertisement
"Dalam lingkungan informasi yang cepat dan serba gratis di internet dan media sosial, tiap orang bisa menjadi produsen pesan. Akibatnya, banyak warga sulit membedakan informasi yang benar atau salah," katanya dalam virtual class "Literasi Media untuk Melawan Hoaks", yang digelar Liputan6.com, Jumat (28/8/2020).
"Selanjutnya, bakal ada sinisme, ketidakpercayaan, pandangan ekstrem, konspirasi, dan populisme yang kian berkembang. Lalu apa yang terjadi? Kebenaran dan kredibilitas media yang dulu dipercaya, kini malah dipertanyakan oleh publik," ucap Zainuddin melanjutkan.
Dengan banyaknya informasi yang tersebar di internet, kata Zainuddin, masyarakat semakin sulit membedakan mana informasi dari media yang terpercaya dan mana yang abal-abal.
”Posisi pers dan profesi wartawan yang strategis cukup rentan dimanfaatkan oleh oknum untuk memuluskan kepentingannya. Sebagai akibatnya, banyak bermunculan jurnalis maupun media abal-abal dan hal ini memperparah kualitas informasi maupun jurnalisme di tengah masyarakat.”
“Jika sudah demikian, bersiaplah dengan gangguan informasi seperti hoaks yang merajalela,” ucapnya menegaskan.
Kiat Melawan Hoaks
Lebih lanjut, Zainudin mengatakan, agar tidak termakan berita hoaks, masyarakat diminta untuk skeptis terhadap sebuah informasi. Pemahaman tentang literasi digital pun sangat penting untuk menangkal hoaks dari media abal-abal.
"Literasi digital merupakan sekumpulan kompetensi fungsional dan kritis mulai dari mengakses hingga melakukan aksi secara kolaboratif, positif dan masif di ekosistem digital.”
"Kita harus melakukan perlawanan (terhadap hoaks) dengan cara menyunting itu dengan sikap skeptis, buat daftar periksa akurasi, jangan berasumsi cepat, hingga berhati-hati dengan sumber anonim," katanya menegaskan.
Advertisement
Memainkan Emosi
Zainuddin menyebut pembuat hoaks bisa mendapat keuntungan besar bila bisa memainkan emosi pembaca. Pembuat hoaks juga disebut Zainuddin sebagai alat politik maupun ekonomi.
"Mereka yang ingin menyebarkan hoaks seperti memiliki kelainan psiologis. Ketika mereka berhasil membuat orang takut, cemas, si pembuat hoaks ini bakal puas. Ada juga untuk kepentingan kubu politik dan alasan ekonomi tertentu," ucapnya.
Informasi hoaks, kata Zainuddin, cukup mudah dikenali melalui ciri-cirinya. "Berita hoaks biasanya dari media abal-abal yang tidak/belum terverifikasi Dewan Pers, judulnya heboh dan provokatif, foto yang dipakai tidak baik kualitasnya, kerap catut nama tokoh atau lembaga tertentu yang bisa saja fiktif, dan biasanya tidak diberitakan di media kredibel,” katanya mengakhiri.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement