Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial obat bernama Ivermectin bisa menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona covid-19. Klaim tersebut ramai dibagikan sejak bulan lalu.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun Safari Jenie di Facebook. Dia mengunggahnya pada 27 Agustus 2020.
Berikut narasi yang disampaikannya dalam postingan itu:
Advertisement
"Ivermectin..kills corona virus in one does! Effective. Works against Sars too. Cost..one dose..12 cents..12 CENTS!!! Of course big Pharm wants you to take a $2,000.00 dollar vaccine. Now being used with absolute success in India. WAKE UP AMERICA!"
yang artinya: "Ivermectin..membunuh virus corona sekaligus! Efektif. Bekerja melawan SARS juga. Biaya..satu dosis..12 sen..12 CENTS !!! Tentu saja Pharm besar ingin Anda mengambil vaksin $ 2.000.00 dolar. Sekarang sedang digunakan dengan kesuksesan mutlak di India. BANGUN AMERIKA!"
Lalu benarkah Ivermectin bisa efektif melawan virus corona covid-19?
Penelusuran fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dengan mengetik kata kunci "ivermectin cures covid-19 di mesin mesin pencarian Google. Hasilnya lembaga pemeriksa fakta asal AS, Snopes pernah menulis artikel berjudul "Can Ivermectin Cure Coronavirus?" yang tayang 28 Agustus 2020 lalu.
Dalam artikel tersebut dijelaskan tidak ada bukti bahwa Ivermectin dapat menyembuhkan covid-19 pada manusia. Memang benar ada peneliti dari Monash Biomedicine Discovery Institute and the Peter Doherty Institute of Infection and Immunity, Australia melakukan penelitian Ivermectin efektif efektif menghentikan SARS-CoV2, virus dari covid-19.
Namun penelitian itu sama sekali tidak diberikan pada manusia ataupun hewan. Penelitian itu masih merupakan tahap awal sebagai cara untuk menguji obat-obatan farmasi atau intervensi sebelum beralih ke organisme hidup.
Singkatnya, terlalu dini untuk mengklaim bahwa ivermectin adalah obat atau pengobatan yang efektif, atau mungkin akan menjadi salah satunya dalam waktu dekat.
Pusat Kedokteran Hewan (CVM) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan bahwa studi semacam itu biasa dilakukan pada tahap awal pengembangan obat dan memperingatkan agar tidak melakukan pengobatan sendiri sampai pengujian tambahan dilakukan.
"Jenis penelitian ini biasanya digunakan pada tahap awal pengembangan obat. Ivermectin tidak diberikan kepada manusia atau hewan dalam penelitian ini," tulis Direktur CVM Dr. Steven Solomon.
"Pengujian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah ivermectin mungkin aman atau efektif untuk mencegah atau mengobati virus corona atau COVID-19."
"Orang tidak boleh menggunakan ivermectin dalam bentuk apa pun kecuali telah diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan berlisensi dan diperoleh melalui sumber yang sah."
Liputan6.com juga pernah menulis artikel terkait berjudul "BPOM: Hingga Kini Belum Ada Obat Covid-19" yang tayang 18 Agustus 2020.
Berikut isinya:
"Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komite Nasional Penilai Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Anwar Santoso menegaskan, hingga hari ini belum ada obat yang direkomendasikan untuk mengobati pasien Covid-19 di Indonesia.
"Sampai saat ini, pagi ini, belum ada obat yang dikatakan manjur dan aman untuk Covid-19," ujarnya dalam talkshow Obat dan Terapi Terkini untuk Pasien Covid-19 di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (18/8/2020).
Dia menyebut, memang ada sejumlah obat yang dianggap bisa mengobati pasien Covid-19. Namun, obat itu masih dalam tahap uji klinis sesuai standar yang ditetapkan internasional.
"Semuanya masih dalam fase uji klinik. Jadi, (BPOM) tidak menyatakan satu statement resmi ada obat yang direkomendasikan untuk dipakai atau aman tapi dalam status uji klinik semua," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti menambahkan, pemerintah telah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada Maret lalu.
Salah satu tugas konsorsium yang melibatkan rumah sakit, perguruan tinggi, serta industri tersebut adalah menemukan obat Covid-19.
Namun, dia menegaskan hingga saat ini Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 belum menemukan obat Covid-19.
"Ya, jadi sampai sekarang belum ada satu pun yang kita bisa klaim sebetulnya merupakan satu obat," kata dia.
"Banyak klaim-klaim dari beberapa, entah mengatakan penelitian atau tidak. Tapi yang termasuk dalam konsorsium itu belum satu pun yang bisa dikatakan inilah obat spesifik khusus untuk Covid-19," tutupnya."
Advertisement
Kesimpulan:
Klaim yang menyebut Ivermectin merupakan obat covid-19 belum terbukti. Sampai sekarang obat untuk covid-19 belum ditemukan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement