Liputan6.com, Jakarta Informasi mengenai dunia kesahatan sangat beragam. Namun, tidak semua informasi tersebut bisa dipercaya sebab bisa saja hanya mitos belaka.
Untuk membuktikan informasi seputar kesehatan pun tidak mudah, untuk membuktikan kebenarannya perlu didukung oleh risit ilmiah.
Dikutip dari Liputan6.com, berikut mitos kesehatan yang sudah tidak perlu dipercaya lagi:
Advertisement
1. Anak alergi kacang apabila dikenalkan sebelum 3 tahun
Banyak dokter yang menasihati orang tua untuk tidak mengenalkan kacang pada anak di bawah tiga tahun. Faktanya, anak yang mengenal kacang sebelum berusia 1 tahun tidak berisiko lebih besar terkena alergi kacang.
2. Minyak ikan mengurangi risiko penyakit jantung
Ikan berlemak mengandung asam lemak omega-3. Suplemen omega-3 menurunkan kadar trigliserida yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung. Tetapi berdasarkan dalam uji coba pada 12.500 orang yang berisiko mengalami gangguan jantung, suplemen omega-3 terbukti tidak melindungi dari penyakit jantung.
3. Ginkgo biloba mencegah hilang memori dan demensia
Banyak pengobatan Tiongkok kuno yang menggunakan suplemen dari daun pohon ginkgo yang dipercaya dapat menguatkan memori seseorang. Namun, sebuah studi pada 2008 mengatakan bahwa suplemen ginkgo tidak relevan membantu meningkatkan memori.
4. Pengobatan testosteron membantu pria mempertahankan ingatan
Penelitian awal mengatakan bahwa pria paruh baya dengan kadar testosteron yang tinggi memiliki jaringan otak yang lebih baik. Pria yang lebih tua juga memiliki tes fungsi mental yang baik. Tetapi, uji klinis menunjukkan bahwa testosteron tidak membantu pria yang lebih tua menghindari kehilangan ingatan.
5. Rumah bebas debu, tikus, dan kecoak melindungi dari serangan asma
Ada teori bahwa reaksi alergi hama dapat memicu serangan asma. Tetapi berdasarkan manajemen hama intensif di rumah pada 2017, anak-anak yang peka terhadap alergen tikus atau hama tidak mengurangi frekuensi serangan asma.
6. Air ketuban pecah, ibu hamil harus segera melahirkan
Kadang-kadang, sebelum waktunya ibu melahirkan, air ketuban pecah. Dokter kandungan khawatir apabila bakteri dapat menyerang bayi, sehingga menyarankan untuk segera melahirkan. Tetapi uji klinis menemukan bahwa jika dokter memantau janin sambil menunggu waktu persalinan secara alami, janin tidak berisiko terkena infeksi.
Â
Â
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement