Liputan6.com, Iowa - Lisa Dockery kehilangan pekerjaan sebagai perawat kesehatan rumah untuk Recover Health Services, sebuah agensi dengan kantor di seluruh Iowa, Amerika Serikat. Dia dipecat lantaran berdebat dengan keluarga pasien soal teori konspirasi virus corona.
Pada 6 April 2020, Lisa dipecat setelah berdebat dengan keluarga pasien disabilitas yang sudah dirawatnya selama 8 tahun. Dikutip dari Des Moines Register, Selasa (29/9/2020), selama merawat pasien disabilitas itu, Lisa membantu semua aktivitas kehidupan sehari-hari.
Ketika pandemi virus corona melanda seluruh dunia, orang tua dari pasien disabilitas itu menyebut virus corona hanya hoaks. Mereka tidak mau menggunakan masker, termasuk untuk anaknya yang disabilitas.
Advertisement
Sebagai tenaga medis, Lisa menjelaskan, kalau mereka tidak menggunakan masker di masa pandemi, risiko terbesarnya adalah kehilangan nyawa. Lisa juga menjelaskan kalau virus corona menganggu pernapasan jika seseorang sudah terinfeksi.
Puncak perdebatan itu terjadi pada 6 April 2020, Lisa dan kedua orang tua pasien bertengkat tentang virus corona. Ayah dari pasien itu meminta Lisa pergi dari rumah mereka di Iowa.
Pihak Recover Health Services, agensi tempat Lisa bekerja, mendapat laporan dari ayah pasien tentang perbuatan tidak menyenangkan. Hasilnya, Lisa pun dipecat karena mencoreng nama baik perusahaan.
Kasus ini pun sampai berada di pengadilan. Hakim Hukum Administrasi Iowa yang menangani kasus ini, Heather Palmer tidak menemukan bukti kalau Lisa sudah lalai dalam pekerjaan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Dalam sidang pengadilan, Lisa mengaku rindu dengan pekerjaan yang sudah dijalaninya selama 35 tahun, 21 tahun terakhir bekerja sebagai suster kesehatan rumah. Lisa juga bersaksi tidak merugikan pasiennya atas perdebatan itu dan berjanji bakal tetap mengasuh pasiennya dengan tulus jika tidak ada pandemi virus corona.
Â
Virus Corona Nyata
Sementara itu, pada 17 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyebut virus corona covid-19 bukanlah flu biasa. Namun, WHO menyebut virus corona dan flu memiliki gejala yang serupa, yakni menyebabkan gangguan pernapasan.
Flu umumnya dapat sembuh sendiri dalam waktu 4–9 hari. Semakin kuat daya tahan tubuh, semakin cepat flu sembuh. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan penderita flu untuk banyak beristirahat, makan makanan bernutrisi, dan minum air putih yang cukup.
Sementara infeksi virus corona bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga yang sangat berat dan mengancam nyawa. Gejala covid-19 yang ringan memang bisa mirip dengan gejala flu biasa. Oleh karena itu, Anda perlu lebih jeli mengenali perbedaannya.
WHO juga menyebut vaksin flu tidak efektif melawan covid-19. Hingga saat ini, WHO belum merekomendasikan satu jenis vaksin untuk melawan virus corona covid-19.
Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak terkena virus corona covid-19. Tercatat, sudah 7,16 juta orang terinfeksi covid-19, 205 ribu di antaranya meninggal dunia hingga Selasa (29/9/2020).
Advertisement
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.