Sukses

Banyak Hoaks, Lembaga Pemeriksa Fakta Ajak Komunitas dan Masyarakat Lebih Kritis

Saat ini menurut Duke Reporter Lab, terdapat 300 lembaga pemeriksa fakta inisiatif yang aktif di seluruh dunia. Jumlah ini melonjak tajam dari tahun 2014 yang hanya berjumlah 44.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks menjadi salah satu masalah besar di semua negara belakangan ini. Tak heran saat ini menurut Duke Reporter Lab, terdapat 300 lembaga pemeriksa fakta inisiatif yang aktif di seluruh dunia. Jumlah ini melonjak tajam dari tahun 2014 yang hanya berjumlah 44.

Beberapa diantararnya adalah Teyit, pemeriksa fakta dari Turki, FactCheckNI dari Irlandia Utara, Maldita.es dari Spanyol dan GhanaFact dari Ghana. Keempatnya punya kesamaan yakni ingin memberikan dampak langsung di komunitas lokal dan berharap masyarakat lebih berpikir kritis pada informasi yang masuk.

Itu sebabnya lembaga tersebut membekali komunitas mereka dengan keterampilan literasi media. Mereka mengadakan pelatihan, membuat konten edukasi dan juga memberdayakan tokoh masyarakat agar turut memerangi hoaks dalam jangka panjang.

"Selama ini tugas menjaga kekuasaan adalah milik jurnalis dan pemeriksa fakta. Namun bedanya lembaga pemeriksa fakta yang lahir dari inisiatif sosial adalah untuk memperluas ke komunitas yang lebih luas," kata seorang pendiri FactCheckNI, Allan Leonard seperti dilansir Poynter.

"Pada akhirnya masalah misinformasi atau hoaks kembali ke individu, apakah mereka akan membagikannya, memeriksanya terlebih dulu, atau mengonsumsi sebagian informasi itu. Jadi untuk membuat perbedaan kita harus melibatkan warga dan komunitas," kata Clara Jimenez, salah satu pendiri Maldita.es.

 

2 dari 3 halaman

Makin Banyak

Selama pandemi virus corona covid-19, masalah hoaks dan berita palsu semakin banyak. Itu sebabnya peran media dan juga lembaga pemeriksa fakta menjadi kian penting.

"Kita tidak bisa menyelesaikan masalah misinformasi ini dengan satu lembaga saja. Kita harus melawannya dengan bersatu tetapi yang penting adalah pergerakan komunitas dulu," ujar pendiri Teyit, Mehmet Atakan Foca.

"Sekarang adalah tantangan global pertama kami menghadapi gelombang misinformasi terkait pandemi. Jadi kami sangat beruntung bisa mendapatkan bantuan dari International Fact Checking Network (IFCN)," ujar editor umum GhanaFact, Rabiu Alhassan.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini