Liputan6.com, Jakarta - Media sosial Facebook, dalam sepekan terakhir, ramai membicarakan enam pertanyaan tentang virus corona covid-19. Salah satu pertanyaannya, yakni mempertanyakan peneliti dan analis laboratorium yang tidak terkena virus corona covid-19.
Cek Fakta Liputan6.com menemukan tiga akun yang mengunggah enam pertanyaan seputar virus corona covid-19, yakni Kemat Vodkabullary, Senja Flamboyan, dan Maman Yulina. Ketiganya pun membuat postingan yang sama dengan narasi:
"Siapa yang bisa jawab pertanyaan ini .
Advertisement
1. Pasien positif Corona yg sudah sembuh , sembuh karena obat , atau sembuh dengan sendirinya ?
2. Kalau sembuh karena obat apa obatnya ?
3. Dan kalau sembuh dengan sendirinya , untuk apa buang² waktu tenaga dan biaya bahkan nyawa ?
4 .Dan kalau yang meninggal disebabkan karena penyakit penyerta atau penyakit sebelumnya mengapa sibuk mengurus orang yang tanpa gejala ?
5. Kenapa mereka yg "nguthek²" virus di laboratorium (peneliti, analis laboraorium), tidak ada yang terkena corona. Perawat sedikit menjadi " korban." Tetapi malah dokter yang justru paling jarang berinteraksi dng pasien katanya banyak korban ?
6. Kenapa sepertinya para dokter sendiri yang cenderung paranoid terhadap corona drpd masyarakat ?
by: Andrezeko"
Cek Fakta Liputan6.com pun fokus ke pertanyaan nomor lima. Benarkah tidak ada peneliti atau analis yang tak terkena virus corona covid-19?Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri tentang peneliti atau analis laboratorium yang tidak terpapar virus corona. Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari Google.
Hasil penelusuran mengarahkan ke situs Merdeka.com dengan artikel berjudul: "492 Analis Kesehatan Positif Covid-19, 4 Orang Meninggal Dunia". Artikel itu sudah dipublikasikan pada 22 September 2020.
Artikel tersebut mengambil penjelasan dari Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia, Widodo. Dia mengatakan, hampir 500 analis kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
"Sampai saat ini, dari data 34 provinsi rekan-rekan kami yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 492 orang," katanya dalam Talk Show Benteng Terakhir Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (22/9/2020).
Dari 492 analis kesehatan yang positif Covid-19, empat di antaranya meninggal dunia. Sementara sebagian besar sudah berhasil sembuh dari Covid-19.
Widodo menyebut, analis kesehatan yang meninggal dunia karena Covid-19 berasal dari empat provinsi. Yakni, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Aceh.
"Sebagian besar sudah sembuh dan yang gugur 4 orang," jelasnya.
Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs Liputan6.com dengan judul artikel: "115 Dokter Meninggal Terkait COVID-19, IDI: 300 Ribu Rakyat Indonesia Kehilangan Pelayanan Kesehatan". Artikel itu dipublikasikan di kanal Health Liputan6.com pada 14 September 2020.
Artikel itu berisikan tentang Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi yang menyampaikan kematian dokter akibat virus corona covid-19 akan berdampak terhadap pelayanan kepada masyarakat.
"Kematian dokter yang saat ini 115 dokter dengan asumsi satu dokter melayani 2.500 orang. Maka, menggambarkan rakyat Indonesia hampir 300.000 orang akan kehilangan pelayanan dari dokter," ujar Adib dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Senin (14/9/2020).
Lebih lanjut, Adib mengungkapkan, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu 0,4 dokter per 1.000 penduduk. "Artinya, Indonesia hanya memiliki 4 dokter yang melayani 10.000 penduduknya," ungkapnya.
Â
Advertisement
Kesimpulan
Informasi yang menyebut tidak ada peneliti atau analis laboratorium yang terpapar virus corona covid-19 adalah salah. Faktanya, data Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia menyebut sebanyak 492 analis kesehatan terinfeksi Covid-19, empat di antaranya meninggal dunia.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement