Sukses

Mitos Kesehatan Sepekan: Masker Sebabkan Hipoksia hingga Terapi Uap Panci Bunuh Covid-19

Beberapa kabar hoaks seputar kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa kabar hoaks masih terus bermunculan di media sosial. Tak terkecuali hoaks dan mitos seputar kesehatan.

Satu di antaranya kabar menggunakan masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia. Klaim itu disebarkan akun Facebook Dwi Astina Nurmansyah pada 23 September 2020.

Akun tersebut mengunggah sejumla foto terkait penggunaan masker, kemudian diberi keterangan sebagai berikut:

"It''s not about safety. It's about Control.Hiposksia adalah kondisi tubuh yang kadar oksigen nya terlalu rendah, hingga beresiko kematian.

Alih-alih takut virus malah kena hipoksia akibat terlalu lama memakai masker yang mengakibatkan kurangnya asupan oksigen ke tubuh dan menghirup kembali Co2.

Mereka berhasil mengelabui banyak manusia bahwa imun manusia itu tak berguna, dan berhasil mempengaruhi banyak manusia bahwa yang menyelamatkan dari virus hanya masker. Padahal fakta dilapangan justru orang2 yang taat menggunakan masker banyak yang tumbang dan sakit bahkan meninggal. Karena alat tes yang tidak akurat akhirnya di klaim Covid. Justru ilmuan dan para dokter ahli paru membuktikan bahwa masker tidak berfungsi memfilter virus dan menghindari penyakit. Justru hasil riset membuktikan bahwa masker dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah Hipoksia.

Waspada boleh, paranoid jangan. Cerdas harus, dibodohi pilihan."

Namun setelah ditelusuri klaim memakai masker terlalu lama akan berakibat hipoksia tidak benar alias hoaks.

Penggunaan aman bagi kesehatan telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan, belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berefek negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen.

Selain mitos tentang memakai masker dapat menyebabkan hipoksia, ada beberapa kabar hoaks lain yang telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com.

Berikut rangkumannya:

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Tepung Terigu Obat Luka Bakar

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang menyebut tepung terigu merupakan obat tradisional yang dipercaya bisa menyembuhkan luka bakar.

Akun Facebook atas nama Abi Shabira mengunggah tepung terigu bisa menyembuhkan luka bakar. Dia pun memberikan narasi sebagai berikut:

"OBAT LUKA BAKAR

Kemarin sore... waktu saya pindahkan motor Krena gang rumah saya sempit, kaki saya tersenggol knalpot sendiri bagian bawah

Padahal cuma senggol sebentar"panas nya😨 cenat cenut sampe... ke rambut😅

Panasnya ga hilang dah hampir 2 menit ini pasti luka nantinya, langsung aja saya ambil tepung TERIGU, terus saya tempelkan di bagian yang sakit, kira-kira 5-7 menit baru saya lepas dan ratakan terigunya

Apa sakitnya hilang ? Ngak..panasnya masih terasa,tapi setelah ini efek dari lukanya bisa diminimalisir ga sampai melepuh,bahkan lukanya tidak jadi serius,sampai pernah saya alami lukanya hilang tidak membekas.

Berbeda dengan luka bakar yang pernah saya alami dan diobati dengan pasta gigi,putih telur,di alirkan air macam2 anjuran teman yang bereaksi membantu ketika tau kita mendapat luka, yang terjadi luka semakin parah

TIPS ini dulu saya dapat juga dari fesbuk, info ini bermanfaat sekali bagi kami yang bekerja di dapur yang berhadapan dengan Api dan benda panas, Pengobatan luka bakar dengan tepung ini pernah kita alami dan praktekan, beberapa kecelakaan kerja pernah terjadi seperti terciprat minyak panas saat menggoreng, tersiram air panas,tersenggol benda panas dll.

Tapi Alhamdulillah dengan diobati tepung TERIGU atau SAGU , lukanya bisa diminimalisir,akhirnya cara ini digunakan teman-teman yang lain untuk mengobati klo terjadi luka bakar.

Semoga Tips'nya bermanfaat."

Setelah ditelusuri, tepung terigu tidak bisa digunakan untuk mengobati luka bakar. Bila kulit mengalami luka bakar disarankan menggunakan air mengalir.

Narasi yang disampaikan di Facebook tersebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Tidak ada penelitian secara kedokteran yang menyebut tepung terigu bisa sembuhkan luka bakar.

 

3 dari 4 halaman

Mendeteksi Masalah Pencernaan dengan Mengoleskan Kunyit pada Kuku

Klaim tentang cara mengetahui adanya masalah pencernaan melalui kuku jari yang diolesi kunyit beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Gallery SEHAT pada 19 Agustus 2020.

Akun Facebook Gallery SEHAT mengunggah gambar tangan seseorang yang kuku jarinya sudah diolesi kunyit. Dalam gambar tersebut berisi narasi sebagai berikut:

Cek Pencernaanmu Sehat/tidak?

Oleskan beberapa kali kunyit di kukumu Lalu coba bersihkan!

Jika hilang warna kuningnya dari kukumu berarti pencernaanmu bermasalah.

Jika tetap kuning kukumu setelah dibersihkan, insyaAllah pencernaanmu sehat

@zaidulakbar@la_frella2005

"MasyaaAllah.. Bisa dicoba ini tipsnya ☺️

Gallery SEHAT

Sekalian Mimin Gallery SEHAT mau ucapin Selamat Tahun Baru Hijriah 1442 💚 semoga tahun ini kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi..

aamiin

Baarakallahu fiikum..," tulis akun Facebook Gallery SEHAT.

Setelah ditelusuri, klaim tentang cara mengetahui adanya masalah pencernaan melalui kuku jari yang diolesi kunyit ternyata tidak benar.

Dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menyebut kuku menguning karena kunyit tidak menandakan permasalahan pencernaan.

 

4 dari 4 halaman

Hoaks Terapi Uap Panci Membunuh Virus Corona Covid-19

Media sosial Facebook masih dihebohkan dengan herbal yang bisa dipercaya menangkal virus corona covid-19. Kali ini, terapi uap panci dipercaya bisa bikin covid-19 mati.

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah video di Facebook yang menyebut terapi uap panci bisa bikin virus corona covid-19 mati. Pengunggah video tersebut adalah Amitkumar Thakore.

Dia memberikan narasi untuk video unggahannya sebagai berikut:

"Steam stall... To fight with Corona....."

Setelah ditelusuri, terapi uap panci bisa membuat virus corona covid-19 mati adalah informasi yang hoaks.

Faktanya, hingga sekarang tidak ada bukti ilmiahnya. WHO juga menegaskan kalau mandi air panas hingga terapi uap tidak bisa mencegah seseorang terjangkit virus corona covid-19.