Sukses

Riset UGM: Hindari Konflik, Perempuan Pilih Diam Ketika Mendapat Hoaks

Perempuan memilih diam ketika melihat hoaks karena ingin menghindari konflik dengan kerabat atau keluarga terdekat.

Liputan6.com, Jakarta - Riset yang dilakukan Universitas Gajah Mada (UGM) menyebutkan wanita paling sering termakan hoaks. Namun, mereka memilih untuk diam ketika berjumpa dengan informasi palsu.

Hal ini diungkapkan dosen Departemen Komunikasi Universitas Gajah Mada, Zainuddin Muda Z Monggilo dalam live streaming Inspirato Sharing Session dengan tema: "Waras di Era Post-Truth, Jawab dengan Cek Fakta".

"Perempuan paling mudah terpapar hoaks. Saat saya menjadi peneliti di Aceh, para perempuan mengakui WhatsApp merupakan platform yang paling sering membantu penyebaran hoaks. Selain itu ada juga media digital, seperti Facebook," katanya, Selasa (27/10/2020).

Namun menariknya, dari riset UGM, kata Zainuddin, wanita hanya berdiam diri ketika mendengar informasi hoaks. Mereka memilih diam karena ingin menghindari konflik dengan kerabat atau keluarga terdekat.

"Dari riset kami, perempuan ketika menerima hoaks merasa lebih mending berdiam diri untuk menghindari konflik," kata Zainuddin.

Ketika hoaks itu didiamkan, kata Zainuddin, bakal menjadi lebih berbahaya. Sebab, ada kemungkinan hoaks itu di-sharing oleh orang lain. "Kalau didiamkan, hoaks itu tetap menyebar, bisa saja berevolusi, menyesuaikan dengan tingkat literasi," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 3 halaman

Diskusi Kecil

Zainuddin juga menyarankan kepada perempuan untuk aktif bersuara dengan berdiskusi kecil. Terlebih, hoaks ini sering berada di kalangan keluarga terdekat.

"Kita bisa diskusi kecil dengan keluarga. Bersuaralah, tidak diam sepanjang kita menyampaikan kebenaran dan tidak menyerang orang yang menyebarkan," ucap Zainuddin menegaskan.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Video Terkini