Sukses

Langkah Facebook Lawan Hoaks Saat Pemilu Amerika Serikat

Sejumlah langkah dilakukan Facebook untuk menekan hoaks saat Pemilu Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah platform media sosial terus berupaya melawan hoaks saat pemungutan suara Pemilu Amerika Serikat. Tak terkecuali Facebook.

Platform yang dipimpin Mark Zuckerberg ini sudah melarang iklan yang mengajak pengguna Facebook tidak terlibat dalam pemilu atau sensus.

Kebijakan ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan media sosial untuk membuat klaim palsu tentang pemungutan suara melalui surat. Ia mengatakan metode pemungutan suara semacam itu mudah dicurangi.

"Perubahan ini berlaku untuk iklan di Facebook dan Instagram, dan segera berlaku," kata Direktur Product Management Facebook, Rob Leathern lewat Twitter seperti dilansir dari dw.com, Senin 5 Oktober 2020.

Facebook juga mengumumkan akan membatasi iklan politik baru dalam seminggu terakhir sebelum Hari Pemilu.

"Pengiklan tidak akan dapat membuat dan menjalankan iklan baru tentang masalah sosial, pemilu, atau politik di Amerika Serikat antara 27 Oktober 2020, 12:01 Waktu Pasifik hingga 3 November 2020, pukul 23.59 Waktu Pasifik," kata perusahaan itu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Luncurkan Pusat Informasi Pemungutan Suara

Facebook juga meluncurkan Pusat Informasi Pemungutan Suara. Tujuan utama dari informasi tersebut adalah mendaftarkan orang untuk memilih, tambahnya, tetapi informasi yang dilihat orang akan berubah sepanjang musim pemilihan.

"Facebook mengharapkan pusat informasi pemilu bisa menjangkau sekitar 160 juta orang di Amerika Serikat, atau hampir setengah dari total populasi negara itu," kata Kepala Dampak Sosial Perusahaan, Emily Dalton Smith.

"Ini adalah pemilihan yang unik dan musim pemilihan yang unik. Tentu saja kami tidak pernah melalui pemilihan selama pandemi global," sambung Smith.

 

3 dari 3 halaman

Tandai Konten Hoaks Hasil Pemilu

Facebook memastikan akan menandai konten yang mengklaim hasil kemenangan Pemilu Amerika Serikat sebelum hasil resmi diumumkan.

Langkah tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran hoaks soal klaim kemenangan Pemilu Amerika Serikat. 

Facebook akan menambahkan informasi spesifik dalam pemberitahuan umpan berita di aplikasinya dan di label pada postingan jika kandidat atau partai menyatakan kemenangan prematur.

Dilansir dari situs globalnews.ca, Facebook mengatakan, akan memantau berbagai masalah secara real time pada Hari Pemilu, termasuk laporan konten penindasan pemilih, dan akan menghapus segala upaya untuk menekan partisipasi atau mengintimidasi pemilih.

Â