Sukses

Cek Fakta: Ini Bukan Video Penangkapan Ketua Aliansi Dokter Sedunia Penyebar Hoaks Covid-19

Video itu disebut warganet sebagai penangkapan ketua aliansi dokter sedunia. Organisasi ini sempat viral karena memberikan informasi palsu tentang covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video sudah ditonton ribuan kali di media sosial, Facebook. Video itu disebut warganet sebagai penangkapan ketua aliansi dokter sedunia. Organisasi ini sempat viral karena memberikan informasi palsu tentang covid-19.

Salah satu akun Facebook yang mengunggah video penangkapan ketua aliansi dokter sedunia adalah Novi Yulianti. Dia memberikan narasi seperti ini untuk videonya:

"Ketua Aliansi Dokter Sedunia Akhirnya Di Tangkap Karena Memberikan Informasi Menyesatkan Tentang Covid".

Dia mengunggah video itu sekitar seminggu yang lalu. Sejak berada di Facebook, video itu sudah ditonton hingga 1,2 ribu kali dan 25 kali dibagikan oleh warga Facebook lainnya.

Lalu, benarkah video itu menggambarkan penangkapan ketua aliansi dokter sedunia?

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com membuat tangkapan layar dan mencari kebenaran video tersebut melalui pencarian gambar terbalik, Google Images dan Yandex.

Hasil penelusuran mengarahkan ke channel YouTube Shirin Koohyar. Video itu berada di situs berbagi video sejak 27 September 2020 dengan judul: "Dr. Heiko Schoning arrested & dragged by police moments after speaking Hyde Park on Saturday Sep 26" atau dalam Bahasa Indonesia: "Dr. Heiko Schoning ditangkap dan digelandang oleh polisi beberapa saat setelah berbicara di Hyde Park pada Sabtu 26 September".

Namun, channel YouTube itu tidak menjelaskan alasan Dr. Heiko Schoning ditangkap. Untuk melihat video aslinya, klik tautan ini.

Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs The Liberny Beacon dengan judul artikel: "German Doctor Heiko Schoning Arrested After Speaking At “We Do Not Consent” Rally In London [VIDEOS]". Artikel itu sudah dipublikasikan pada 28 September 2020.

Dalam artikel tersebut, pria yang berada di Facebook Novi Yulianti bernama Dr. Heiko Schoning, seorang dokter asal Jerman.

Dia ditangkap oleh kepolisian Inggris bersama dua dokter asal Jerman lainnya dengan Dr. Bobo Schiffmann dan Dr. Martin Haditsch.

Mereka ditangkap di London karena memprotes adanya aturan penguncian wilayah atau lockdown yang kedua kalinya di Inggris. Mereka ditangkap pada 26 September lalu dan diperiksa kantor polisi Wandsworth. Namun, tidak sampai 24 jam, tiga dokter itu dibebaskan polisi.

Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs Deutsche Welle dalam artikel yang dipublikasikan pada 26 September 2020: "Coronavirus: Protesters clash with police at London anti-lockdown demo". Artikel itu membahas tentang gelaran demonstrasi anti-lockdown di London, Inggris.

Unjuk rasa yang digelar di Trafalgar Square itu berakhir ricuh setelah polisi Inggris berusaha membubarkan massa. Alasannya, pengunjuk rasa melanggar aturan jarak sosial dan pemakaian masker. Banyak demonstran kemudian pindah dari Trafalgar Square untuk bergabung dengan kelompok lain di Hyde Park.

Sementara itu, Aliasi Dokter Dunia dijelaskan dalam situs pemeriksa fakta Amerika Serikat, FactCheck.org dengan judul artikel: "Doctors in Video Falsely Equate COVID-19 With a ‘Normal Flu Virus’".

Menurut situs tersebut, video yang berisi klaim keliru soal covid-19 dari Aliansi Dokter Dunia dipublikasikan pada 10 Oktober 2020, sekitar dua minggu setelah demonstrasi anti-lockdown di Inggris.

Video berdurasi 18 menit itu pernah berada di YouTube. Namun, video itu sudah tidak ada karena melanggar persyaratan.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video yang menggambarkan penangkapan ketua aliansi dokter sedunia dapat disimpulkan sebagai hoaks karena narasi keterangan videonya salah.

Faktanya, pria yang ditangkap dalam video tersebut Dr. Heiko Schoning, seorang dokter asal Jerman. Dia ditangkap oleh kepolisian Inggris bersama dua dokter asal Jerman lainnya dengan Dr. Bobo Schiffmann dan Dr. Martin Haditsch.

Mereka ditangkap di London karena memprotes adanya aturan penguncian wilayah atau lockdown yang kedua kalinya di Inggris, akhir September 2020.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.