Liputan6.com, Jakarta - Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, menyebut penyebaran hoaks di Indonesia sangat memperihatinkan. Dalam tiga tahun terakhir, hoaks semakin banyak.
Saat Konferensi Pers WhatsApp "Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri", Septiaji memaparkan jumlah hoaks dari tahun 2018 hingga November 2020. Disebutkan oleh Septiaji, sebanyak 997 hoaks tersebar di tahun 2018.
Di tahun berikutnya, menurut data Mafindo, penyebaran hoaks meningkat di Indonesia, menjadi 1.221. "Itu artinya ada tiga sampai empat hoaks setiap harinya (di tahun 2019)," ujarnya.
Advertisement
"Kemudian di tahun 2020, saat era pandemi, jumlah hoaks semakin meningkat, ada 2.024 hoaks, baik itu tentang covid-19 hingga Pilkada," katanya menambahkan.
Ribuan hoaks itu, kata Septiaji, tersebar di berbagai platform. Namun kebanyakan beredari di Facebook, Twitter, dan aplikasi berbagi pesan, WhatsApp. Mafindo pun punya database untuk memberantas hoaks.
"Database ada 6.000 artikel, dari catatan kami itu isu politik, bencana, sosial, kesehatan, tapi tergantung dengan musim yang kita hadapi," ujar Septiaji.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Upaya Berantas Hoaks
Septiaji mengatakan, Mafindo bekerja sama dengan WhatsApp untuk memberantas hoaks di Indonesia. Mereka merilis Chatbot untuk melawan hoaks yang tersebar di WhatsApp. Fitur ini diklaim Septiaji sangat memudahkan masyarakat mengetahui kebenaran sebuah informasi.
"Chatbot dirilis beberapa waktu lalu, tapi kita perkuat mesinnya agar lebih kuat. Chatbot ada karena orang Indonesia biasanya suka menggunakan WA, aplikasi populer, tapi mereka tidak tahu cara verifikasi (sebuah informasi). Mereka biasanya aktif menyebarluaskannya di WA. Ini menjadi tantangan sendiri," ucapnya.
"Mafindo beserta tim bekerja sama dengan WA agar masyarakat dengan mudah mengetahui informasi hoaks atau tidak. Jadi kita buat chatbot, kerja sama ini tidak membuat orang keluar dari aplikasi WA," kata Septiaji menegaskan.
Â
Advertisement
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.