Liputan6.com, Jakarta Vaksin Covid-19 masih dinantikan agar hidup kembali ke normal dari Pandemi Covid-19. Tetapi seperti banyak hal lain tentang pandemi, Vaksin Covid-19 telah menimbulkan mitos hingga informasi hoaks.
Informasi tersebut pun beragam, ada yang memberikan harapan tentang kemajuan proses uji klinis vaksin dan ada juga yang mengkhawatirkan terkait dengan dampak yang ditimbulkan.
Cek Fakta Liputan6.com pun terus melakukan penelusuran terkait informasi seputar vaksin Covid-19 yang beredar di tengah masyarakat, khususnya yang beredar di dunia maya.
Advertisement
Hasil dari penelusuran tersebut tentu tidak semua informasi benar, bahkan ada informasi yang terbukti hoaks.
Berikut informasi hoaks terbaru seputar vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:
1, Postingan Twitter Petinggi BioNTech terkait Vaksin Covid-19
Beredar di media sosial postingan terkait vaksin Covid-19. Kali ini yang menyangkut vaksin Covid-19Â buatan BioNTech dan Pfizer.
Di Twitter ada dua akun yang mengatasnamakan dua petinggi BioNTech Prof Ugur Sahin dan dr. Ozlem Tureci.Â
Berikut isinya:
 "Wenn alles weiterhin gut geht, liefern wir den impfstoff ende dieses Jahres und Anfang 2021 aus. #covid_19."
atau dalam Bahasa Indonesia:Â "Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kami akan dapat memasok vaksin pada akhir tahun ini dan awal 2021."
Lalu benarkah ada pernyataan dari dua petinggi BioNTech terkait vaksin Covid-19?\
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan di Twitter yang mengatasnamakan petinggi BioNTech terkait vaksin covid-19 adalah hoaks. Faktanya dua petinggi yakni Prof Ugur Sahin dan dr. Ozlem Tureci tidak punya akun Twitter pribadi.
Â
2. Foto Suasana Vaksinasi Covid-19 di Peru
Beredar di media sosial kabar terkait vaksinasi covid-19 yang wajib dijalani di Peru. Kabar ini berupa foto orang yang sedang disuntik mendapat pengawalan tentara.
Unggahan foto tersebut dilengkapi dengan narasi sebagai berikut:
"Pembantaian di Peru. Vaksinasi wajib dipaksakan dengan peringatan militer. Rumah-rumah, seperti di era Nazisme, ditandai setelahnya. Mengingat bahwa belum ada vaksin yang disetujui. Sialan apa yang mereka letakkan pada orang-orang ini? Kita berada di tengah Perang Dunia ke 3. Bersiap dan berdiri teguh."
Selain itu ada juga postingan dengan foto serupa namun disertai narasi berbeda. "Di Peru, vaksinasi terhadap COVID-19 sekarang diwajibkan dan siapa pun yang menolak untuk menggunakannya akan ditangkap, lihat gambar. Sudah dimulai, BANGUN. Kekhawatiran besar datang, ini adalah awal dari rasa sakit."
Lalu benarkah foto tersebut merupakan vaksinasi covid-19 di Peru yang wajib dilakukan?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com,unggahan yang menyebut vaksinasi Covid-19 wajib diikuti di Peru adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan foto kampanye vaksinasi difteri yang muncul lagi di Peru sejak 20 tahun terakhir.
Â
3. Vaksin Covid-19 Tidak Berfaedah karena Pandemi Sudah Berakhir
Beredar di media sosial postingan terkait vaksin Covid-19 yang tidak berguna. Kabar ini ramai dibagikan sejak akhir pekan kemarin.
Berikut isi postingannya:
"Divaksin untuk apa? Kalo PANDEMI CORONA SUDAH BERAKHIR (Release dari ALIANSI DOKTER DUNIA).
Sebenarnya rakyat sudah tidak takut lagi dengan Corona, hanya pemerintahnya saja yg masih mau mencoba untuk menakut2i rakyatnya melalui mas media, terutama media elektronik.
Karena uang sudah keluar miliyaran maka kita dipaksa vaksin, supaya pemerintah bisa dapat uangnya kembali dan keuntungan. Benar2 jahat rezim ini, ingin menyusahkan rakyatnya dengan sesuatu yang sudah tidak ada gunanya lagi.
Dan belum tentu juga vaksin corona ini berguna sebagaimana mestinya karena belum diuji klinis. Bisa berakibat vatal bagi si pemakai."
Selain itu ia juga menambahkan kalimat, "Tolak vaksin unfaedah"
Lalu benarkah klaim yang disampaikan postingan tersebut terkait vaksin covid-19?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, unggahan yang berisi klaim terkait vaksin Covid-19 tidak berguna adalah salah.
Faktanya, penluaran Covid-19 masih terjadi, kasus positif Covid-19 masih ditemukan.
Â
4. Kutipan Muammar Khadaffi dalam Sidang PBB terkait Vaksin
Beredar kembali di media sosial meme terkait kutipan dari eks pemimpin Libya, Muammar Khadaffi terkait dengan vaksin.
 Berikut isi postingannya:
"Mereka akan bikin virus sendiri lalu mereka menjual vaksin untuk kalian. Mereka pura-pura butuh waktu untuk mencari solusi yang sebenarnya sudah mereka persiapkan sebelumnya.
Lalu mereka mengumumkan punya obat. Mereka jual kepada kalian. Semua ini agar keuntungan perusahaan mereka meningkat, walaupun dengan mengorbankan rakyat."
Muammar Qaddafi, Kantor PBB, New York, 24/9/2009. Ketika itu disampaikan, orang-orang bilang: 'QADDAFI GILA'."
Lalu benarkah Muammar Khadaffi pernah mengeluarkan pernyataan seperti meme di atas?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pernyataan Khadaffi seputar vaksin dalam unggahan tersebut tidak benar.
Khadaffi memang pernah berbicara soal virus dan kekhawatirannya pada penjualan vaksin di Kantor PBB tahun 2009. Namun dia tidak pernah secara spesifik berbicara seperti potongan klaim yang diunggah.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement