Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Covid-19 tidak mematikan. Informasi informasi Covid-19 tidak mematikan diunggah akun Facebook Rap Faiqa Manhaj London, pada 2 November 2020.
Berikut isi unggahan tersebut:
"Wabah Ajaib
Advertisement
Kebanyakan orangtua, kalau anaknya sakit atau sekadar demam, sudah panik. Tak mau kenapa-kenapa, banyak yang langsung dibawa ke rumah sakit.
Jika koped benar-benar pandemi dan diklaim mematikan, entah berapa puluh juta manusia Indonesia berbondong-bondong ke rumah sakit. Fakta, justru sebaliknya.
Puluhan juta pasien yang positif atau dipositifkan, di dunia, sembuh sendiri tanpa vaksin apapun. Angka kesembuhan naik, dari 75 persen di bulan lalu, menjadi 97 persen hari ini. Angka kematian turun, dari 5 persen di bulan lalu, menjadi 3 persen hari ini. (Worldometer).
Tapi tetap saja, orang-orang sehat malah diburu, dilacak, dirapid test hingga beberapa kasus sakit apapun diklaim positif. Sampai orang-orang demo, ditangkap, dirapid. Lah udah tau demo, pasti fisiknya sehat. Tiba-tiba ada yang positif wkwkwkwk.
Tapi, tenang. Sebentar lagi kisah koped akan mereda dan perlahan-lahan tenggelam. Kisah berikutnya akan berganti menjadi penghambaan massif terhadap berhala vakvak. Dan mereka mengaku yang katanya ahli.
Jika koped mematikan, jika kondisi negara benar-benar darurat, jika vaksin benar-benar manjur, maka idealnya target pertama yang divaksin adalah orang-orang istana, DPR, MPR dan keluarganya.
Sebab negara dalam kondisi genting. Tapi, kenapa justru rakyat yang pertama jadi sasarannya? Bahkan, TNI dan medis menjadi prioritas. Darurat, kelak akan digunakan kembali sebagai tameng mengubah yang haram jadi mubah, lalu halal.
Benar-benar wabah ajaib 😃 ."
Benarkah Covid-19 tidak mematikan? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kalim Covid-19 tidak mematikan dengan Google Search menggunakan kata kunci 'virus corona mematikan'.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "WHO Sebut Corona Covid-19 10 Kali Lebih Mematikan daripada Flu Babi" yang dimuat situs liputan6.com, pada 15 April 2020.
Dalam artikel tersebut, World Health Organization (WHO) meminta seluruh negara di dunia terus memerangi virus corona Covid-19, sebab virus ini 10 kali lebih mematikan daripada flu babi yang jadi pandemi global tahun 2009.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pertemuan daring di Jenewa pada hari Senin pekan ini, waktu setempat.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Covid-19: Mengapa virus corona sangat mematikan?" yang dimuat situs bbc.com, pada 23 Oktober 2020.
Artikel situs bbc.com menyebutkan, pada tahap awal infeksi, virus dapat menipu tubuh. Virus corona dapat merajalela di paru-paru dan saluran pernapasan kita, tapi sistem kekebalan kita menganggap bahwa semuanya baik-baik saja.
"Virus ini brilian, memungkinkan terbentuknya sebuah pabrik virus di hidung Anda, tapi Anda merasa benar-benar sehat," kata Prof Paul Lehner dari University of Cambridge.
Sel-sel tubuh kita mulai melepaskan bahan kimia - disebut interferon - begitu mereka dibajak oleh virus dan ini merupakan sinyal peringatan ke seluruh tubuh dan sistem kekebalan.Namun, virus corona memiliki kemampuan luar biasa untuk mematikan peringatan kimiawi ini, kata Prof Lehner, "ia melakukannya dengan sangat baik sehingga Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda sakit".
Menurut Prof Lehner, ketika Anda melihat sel yang terinfeksi di laboratorium, Anda tidak mengira bahwa sel itu telah terinfeksi, tapi hasil tes menunjukkan bahwa sel itu "sangat terinfeksi virus" dan ini hanyalah salah satu "kartu joker" yang dapat dimainkan oleh Sars-CoV-2.
Covid dimulai sebagai penyakit paru-paru yang dapat memengaruhi seluruh tubuh. Prof Mauro Giacca, dari King's College London, mengatakan banyak aspek Covid yang unik dan memang berbeda dari penyakit virus umum lainnya.
Dia mengatakan, virus tidak hanya membunuh sel paru-paru, tapi juga merusaknya. Sel terlihat menyatu menjadi sel masif dan tidak berfungsi disebut syncytia yang tampaknya bertahan seperti itu.
Prof Giacca mengatakan, Anda dapat bisa melakukan regenerasi secara utuh pada paru-paru setelah menderita flu parah, tetapi ini tidak terjadi dengan Covid.
"Ini adalah infeksi yang sangat aneh," katanya.
Pembekuan darah juga anehnya terjadi pada Covid-19. Prof Beverly Hunt dari King's College London, bercerita ia tidak dapat memasukkan selang infus ke pasien karena darahnya yang menggumpal. Bahan kimia pembekuan dalam darah 200 persen, 300 persen, 400 persen lebih tinggi dari kondisi normal pada beberapa pasien Covid.
 "Sejujurnya, dalam karier saya yang sangat panjang, saya belum pernah melihat sekelompok pasien dengan darah lengket seperti itu," ujarnya.
Efek ke seluruh tubuh ini bisa disebabkan karena virus melewati pintu sel yang disebut reseptor ACE2. Reseptor itu ditemukan di seluruh tubuh termasuk di pembuluh darah, hati dan ginjal, serta paru-paru.Virus ini dapat menyebabkan peradangan yang tak terkendali pada beberapa pasien, membuat sistem kekebalan menjadi terlalu agresif, dengan konsekuensi yang merusak bagi seluruh tubuh.
Dalam data yang publikasikan Covid-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University yang dimuat dalam situs gisanddata.maps.arcgis.com, hingga 23 November 2020 pukul 11.00 WIB, tercatat secara global sebanyak 1.386.596 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19. sedangkan di Indonesia mencapai 15.884 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Â
Â
Â
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi yang menyebutkan Covid-19 tidak mematikan tidak benar.
WHO menyebut Covid-19 10 kali lebih mematikan daripada flu babi,  hingga 23 November 2020 pukul 11.00 WIB tercatat secara global sebanyak 1.386.596 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19. sedangkan di Indonesia mencapai 15.884 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement