Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut informasi salah atau hoaks yang beredar terus-menerus sebagai infodemi. Infodemi sendiri menjadi musuh semua negara karena mengganggu penanganan pandemi covid-19 itu sendiri.
Beragam cara dilakukan WHO dan Pemerintah semua negara untuk melawan infodemi. Mulai dari mengajak kerjasama platform media sosial hingga memberikan hukuman bagi para pembuat dan penyebar hoaks.
Baca Juga
Meski demikian langkah terbaik untuk melawan hoaks covid-19 adalah dimulai dari diri sendiri.
Advertisement
Lalu apa saja yang bisa dilakukan? Berikut 7 tipsnya seperti dilansir laman resmi WHO.
Saksikan video pilihan berikut ini
Tips 1-3
1. Verifikasi sumber
Siapa yang memberikan informasi pada Anda dan darimana asalnya. Meskipun dari keluarga atau teman, tetap cari sumber asli informasi tersebut.
Jika dari akun media sosial, maka Anda bisa lihat profilnya, berapa banyak pengikutnya dan aktif sejak kapan. Jika dari website maka Anda bisa lihat keterangan 'tentang kami' atau 'kontak kami' di website itu.
Jika informasi yang Anda terima berupa foto atau video maka Anda bisa memeriksanya melalui beberapa alat seperti Google Reverse Image atau Yandex.
Anda juga bisa memakai Youtube DatView untuk memeriksa sumber asli video.
Ciri lain dari informasi hoaks adalah gambar yang tak akurat, kalimat yang salah serta ajakan untuk menyebarkannya pada yang lain.
2. Jangan cuma baca judul
Judul terkadang dibuat sensasional atau provokatif untuk menambah daya tarik. Jadi Anda harus baca seluruh isi artikel untuk mengetahui isinya.
Memeriksa informasi dari berbagai sumber sangat penting untuk mencari fakta dari sebuah informasi.
3. Cari profil penulis
Mencari nama penulis secara online untuk menentukan apakah mereka kredibel membicarakan informasi.
Advertisement
Langkah Selanjutnya
4. Periksa tanggal
Saat Anda menerima informasi pastikan bertanya pada diri sendiri
- Apakah ini cerita baru?
- Apakah ini informasi yang relevan dengan masa sekarang
- Apakah judul, statistik, atau gambar dibuat keluar dari konteks?
5. Memeriksa narasumber
Informasi yang beredar terkadang disertai ucapan atau komentar dari para ahli atau statistik tertentu. Pastikan ahli dan data yang diterima berhubungan.
6. Tidak bias
Semua orang punya bias saat melihat sesuatu terjadi di sekitar. Kita harus mengevaluasi diri sendiri saat menerima informasi.
7. Baca website pemeriksa fakta
Saat Anda ragu dengan informasi yang diterima maka Anda bisa membaca website pemeriksa fakta. Di Indonesia sebagian besar media ternama punya halaman khusus tentang Cek Fakta, termasuk Liputan6.com.
Selain itu Anda juga bisa melihat website seperti cekfakta.com, turnbackhoax.id, atau website resmi pemerintah.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement