Liputan6.com, Jakarta - Media sosial Facebook dihebohkan dengan klaim raja minyak Amerika Serikat (AS), John D Rockefeller, yang menciptakan bahan bakar fosil untuk membuat gagasan meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Klaim mengenai raja minyak AS ciptakan bahan bakar fosil untuk tingkatkan harga BBM diunggah pemilik akun Facebook atas nama Ron Clement. Dia mengunggah klaim itu pada 17 Oktober 2020.
Baca Juga
Klaim ini muncul karena mencurigai kalau setiap manusia bisa menciptakan BBM sendiri dan tidak membutuhkan waktu lama.
Advertisement
Begini narasinya:
"Sedikit Fakta
Terlepas dari apa yang telah kita ajarkan dalam sistem pendidikan kita, 'bahan bakar fosil' Istilah 'bahan bakar fosil' dibuat pada tahun 1892 oleh John D. Rockefeller, pemilik Standard Oil Company, untuk mendorong gagasan tentang kelangkaan, yang memungkinkan kenaikan harga minyak.
Jika semua orang tahu bahwa minyak dapat dibuat sendiri pada tingkat yang lebih cepat daripada yang dapat digunakan oleh beberapa perusahaan, dan merupakan cairan paling umum kedua di bumi setelah air, kami tidak akan membayar minyak untuk hari ini."
Lalu, benarkah klaim tersebut?
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Untuk menelusuri kebenaran klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs AFP Fact Checek dengan artikel berjudul: "Facebook posts falsely claim US oil magnate coined term ‘fossil fuels’ to introduce ‘idea of scarcity’, boosting oil prices".
Disebutkan dalam artikel tersebut, bahan bakar fosil mengacu pada batu bara, minyak mentah, dan gas alam, yang menurut para ilmuan merupakan kontributor utama pemanasan global. Bahan bakar fosil tidak berasal dari sisa-sisa fosil atau jejak tumbuhan atau hewan prasejarah.
"Dalam berbagai situasi, tumbuhan, dan hewan yang mati didaur ulang kembali ke atmosfer, laut, dan biosfer, tidak menjadi bahan bakar fosil. Namun dalam kasus khusus, mereka diawetkan dan menjadi kerogen," ujar Rupert Sutherland, seorang profesor geofisika di Victoria University of Wellington kepada AFP Fact Check.
Sutherland memastikan klaim yang beredar di Facebook salah. Maksud dari bahan bakar fosil adalah tumbuhan dan hewan yang tertimbun dalam kerogen yang cukup dan berusia jutaan tahun.
"Jika terkubur hingga kedalaman yang cukup, kerogen, ini akan diubah menjadi minyak bumi dan dapat bermigrasi melalui ruang pori. Dalam sejarah geologi, kita menjelaskan sebagian besar cadangan minyak bumi yang diketahui, jadi mereka adalah fosil dalam artian. Artinya, mereka berasal dari tumbuhan dan hewan yang berumur jutaan tahun," katanya menambahkan.
Kantor berita AFP Fact Check juga mengambil penjelasan dari Dongke Zhang, profesor teknik kimia di University of Western Australia. Dia juga membantah klaim yang beredar di Facebook.
"Batubara yang kita eksploitasi hari ini terbentuk dari materi tumbuhan yang pernah hidup sekitar 50 hingga 600 juta tahun yang lalu dan minyak dan gas alam juga terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu," ujarnya menjelaskan.
Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs National Geographic dengan artikel berjudul: "WHAT ARE FOSSIL FUELS?". Artikel itu sudah berada di ruang digital pada 3 April 2019.
Dijelaskan dalam artikel tersebut, bahan bakar fosil merupakan tumbuhan yang membusuk dengan organisme lain, terkubur di bawah lapisan sedimen dan batuan selama ribuan tahun untuk menjadi endapan kaya karbon.
Bahan bakar fosil ini meliputi batu bara, minyak, dan gas alam. Saat bahan bakar fosil dibakar, mereka melepaskan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya, yang pada gilirannya memerangkap panas di atmosfer kita, menjadikannya kontributor utama pemanasan global dan perubahan iklim.
Advertisement
Kesimpulan
Klaim raja minyak AS ciptakan bahan bakar fosil untuk tingkatkan harga BBM padahal BBM bisa diciptakan dengan mudah adalah informasi yang salah.
Faktanya, bahan bakar fosil membutuhkan proses jutaan tahun sebelum bisa diolah menjadi BBM.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement