Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait penyebab flu spanyol akibat bakteri dari vaksin meningitis. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak bulan lalu dalam berbagai bahasa.
Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Yulita Gollop. Dia mempostingnya pada 10 Oktober 2020.
Dalam postingannya terdapat foto anak yang sedang disuntik pada bagian lengan. Foto tersebut disertai narasi:
Advertisement
"Autopsies after the war proved that the 1918 flu was not a 'flu' at all” and that it was actually “caused by random dosages of an experimental 'bacterial meningitis vaccine'
The massive, multiple assaults with additional vaccines on the unprepared immune systems of soldiers and civilians created a 'killing field'. Those that were not vaccinated were not affected."
atau dalam Bahasa Indonesia:
"Otopsi setelah perang membuktikan bahwa flu 1918 sama sekali bukan 'flu'” dan sebenarnya “disebabkan oleh dosis acak dari percobaan 'vaksin meningitis bakterial'
Berbagai serangan besar-besaran dengan vaksin tambahan pada sistem kekebalan tentara dan warga sipil yang tidak siap menciptakan 'medan pembunuhan'. Mereka yang tidak divaksinasi tidak terpengaruh."
Hingga saat ini postingan tersebut sudah mendapat 10 komentar dan 140 kali dibagikan.
Lalu benarkah flu Spanyol tahun 1918 disebabkan oleh bakteri dari vaksin meningitis?
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari AFP Fact Check yang berjudul "Facebook posts falsely claim that bacterial meningitis vaccine, not H1N1 virus, caused 1918 Spanish flu pandemic" dan tayang 24 November 2020.
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terkait Flu Spanyol 1918.
"Pandemi influenza tahun 1918 adalah pandemi paling parah dalam sejarah baru-baru ini. Pandemi ini disebabkan virus H1N1 yang gennya berasal dari unggas. Meskipun tidak ada kesepakatan umum darimana virus itu berasal, namun virusnya menyebar ke seluruh dunia selama 1918 hingga 1919."
Pernyataan lengkap CDC terkait pandemi Flu Spanyol bisa dilihat dalam link berikut ini...
Selain itu AFP Fact Check juga meminta penjelasan dari Dr Peter Hobbins dari University of Sydney yang spesialisasinya dalam bidang medis dan teknologi.
Ia menyebut autopsi yang dilakukan pada korban usai pandemi flu Spanyol tidak menunjukkan adanya bakteri yang berasal dari vaksin meningitis eksperimental.
"Penyebab utama kematian adalah paru-paru yang penuh dengan cairan baik karena penyakit atau respons imun tubuh yang berlebihan pada infeksi. Tidak ada indikasi bahwa kematian itu karena vaksin eksperimental," ujar Hobbins.
Dr. Hobbins juga menjelaskan penyebab utama dari pandemi Flu Spanyol adalah strain baru dari virus influenza A. Saat itu di seluruh dunia berupaya membuat vaksin namun mikroskop yang digunakan tidak cukup kuat untuk melihat virus.
Terkait Flu Spanyol, Liputan6.com juga pernah menulis artikelnya seperti dalam link ini dan ini.
Hoaks seputar Flu Spanyol juga pernah ditulis Liputan6.com dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Hoaks Vaksin Flu Spanyol Membunuh 50 Juta Orang" yang tayang 30 Juli 2020.
Serta artikel "Cek Fakta: Beredar Foto-foto Suasana Saat Pandemi Flu Spanyol 1918, Benarkah?" yang tayang 8 Agustus 2020.
Lalu ada juga artikel "Cek Fakta: Benarkah Masker Penyebab Utama Kematian Pandemi Flu Spanyol? Ini Faktanya" yang tayang 13 November 2020.
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut pandemi Flu Spanyol tahun 1918 disebabkan oleh bakteri dari vaksin meningitis adalah hoaks. Faktanya pandemi ini disebabkan virus H1N1 yang gennya berasal dari unggas.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement