Sukses

Cek Fakta: Benarkah Virus Rusa Zombie Lebih Berbahaya dari Covid-19? Simak Penelusurannya

Klaim virus zombie lebih berbahaya dari virus corona covid-19 muncul di negara Asia Tenggara, Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com menemukan postingan yang menyebut virus zombie lebih berbahaya dari virus corona covid-19. Postingan itu menggunakan Burmese, bahasa yang digunakan di Myanmar.

Salah satu akun Facebook yang mengunggah kemunculan virus zombie lebih berbahaya dari covid-19 adalah Saung Thazin Ko. Dia mengunggah itu pada 11 November 2020.

Berikut ini narasinya:

"Virus Zombie lebih berbahaya daripada Virus Corona yang dikhawatirkan para ahli. .......!!!"

Dalam unggahannya itu, Saung Thazin Ko juga membagikan sebuah link ke situs Yawtharlay. Disebutkan dalam artikel yang ada di situs tersebut, penyakit ini ditularkan dari seekor rusa.

Lalu, benarkah klaim tersebut?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Untuk menelusuri klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google, dengan kata kunci: "Zombie deer virus". Hasil penelusuran paling atas mengarahkan ke situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) milik Amerika Serikat (AS).

Disebutkan oleh CDC, virus zombie memang ada dan dikenal sebagai chronic wasting disease (CWD). Penyakit ini dialami oleh hewan seperti rusa, rusa besar, rusa kutub, rusa sika, dan moose (rusa besar yang ada di Amerika Utara).

CDC juga memaparkan, tidak ada kasus penularan CWD yang dilaporkan dari hewan ke manusia. Namun, ada beberapa penelitian hewan yang menunjukkan kalau CWD ini bisa berisiko pada makhluk jenis primata non-manusia, seperti monyet, yang memakan daging dari hewan terinfeksi CWD.

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs AFP Fact Check dengan judul artikel: "Misleading viral posts shared in Myanmar warn of 'Zombie deer virus' outbreak after Covid-19 spike", yang dipublikasikan pada 27 November 2020.

Dalam penjelasannya tentang klaim ini, AFP Fact Check mengambil komentar dari Ryan Maddox PhD, seorang ahli epidemiologi dan ahli subjek di CDC. Maddox juga menyebut klaim virus zombie lebih mematikan dari covid-19 mengarah ke penyakit CWD.

"CWD menyebabkan berbagai gejala neurologis dan akhirnya fatal. Mungkin diperlukan waktu lebih dari setahun sebelum hewan yang terinfeksi mengembangkan gejala, yang dapat mencakup penurunan berat badan secara drastis, tersandung, lesu, dan gejala neurologis lainnya," katanya.

Namun, Maddox juga menegaskan, tidak ada kasus dari rusa yang terinfeksi CWD menularkan penyakitnya ke manusia.

"Selama lebih dari 20 tahun, CDC dan mitra kesehatannya telah memantau kemungkinan kasus CWD pada manusia. Hingga saat ini, tidak ada kasus infeksi CWD yang dilaporkan pada manusia," ujar Maddox menegaskan.

Namun, Maddox meminta para pemburu untuk berhenti memburu rusa atau moyet yang dijelaskan CDC bisa tertular CWD. Dia khawatir ada monyet yang positif terinfeksi CWD.

"Saat ini, CDC merekomendasikan agar pemburu mempertimbangkan untuk menguji CWD pada rusa atau elk sebelum memakan dagingnya jika hewan tersebut dipanen dari daerah yang diketahui memiliki hewan positif CWD," ucapnya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim yang menyebut munculnya virus zombie dan dikatakan lebih berbahaya dari virus corona covid-19 adalah hoaks.

Virus zombie yang dimaksudkan dalam klaim itu merupakan CWD, penyakit yang dialami rusa dan tidak bisa menular ke manusia.

 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.