Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar gunung api merupakan salah satu yang dibutuhkan. Pasalnya, informasi tersebut dapat mengantisipasi jatuhnya korban jiwa jika terjadi erupsi. Namun, tidak semua informasi seputar gunung api yang beredar di dunia maya dan nyata benar, sebab itu kita harus memverifikasinya terlebih dahulu sebelum mempercayainya.
Informasi seputar gunung api yangsalah atau mengarah ke hoaks tentunya akan meimbulkan khawatiran masyarakat, Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar gunung berapi.
Baca Juga
Berikut informasi salah seputar gunung api hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:
Advertisement
1. Gunung Api di Bawah Laut Jadi Penyebab Morowali Sering Diguncang Gempa
Cek Fakta Liputan6.com mendapatkan informasi yang mengklaim gunung api di bawah laut menjadi penyebab Morowali sering diguncang gempa.
Klaim tersebut diunggah akun Facebook Andi Afdal, pada 17 Juni 2020. Berikut isinya:
"Kita berada di kaki kaki Gunung Api Purba yang berada di dasar laut kab. Morowali. Jadi pasti akan ada setiap tahun gempa yg berpusat di daerah kab. Morowali. Ini sudah diteliti sejak tahun 2013.
Ini salah satu contoh alat untuk mengetahui letak Gempa dan potensi Tsunami. Dan ada juga yg diletakkan di dasar laut. Berarti jika ada yg melihat seperti ini di laut, berarti di sekitar bawah laut, ada Gunung Api yg aktif👍"
Unggahan tersebut disertai dengan foto alat pendeteksi tsunami, yang diklaim sebagai tanda adanya gunung api di bawah laut.
Benarkah gunung api di bawah laut menjadi penyebab Morowali sering diguncang gempa?
Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim gunung api di bawah laut menjadi penyabab Morowali sering diguncang gempa tidak benar, gempa di wilayah tersebut lebih disebabkan Sesar Matano dan sesar aktif lainnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan, berdasarkan peta geologi di wilayah Morowali dominan batuan pratersier dan sedimen, bukan batuan gunung api. Hal ini menandakan letak gunung api jauh dari wilayah tersebut.
2. Daerah Berbahaya Gunung Merapi Diperluas Menjadi 10 KM
Gunung Merapi masih mengalami aktivitas kegempaan yang tinggi. Bahkan, ada unggahan yang mengklaim kalau daerah bahaya Gunung Merapi diperluas menjadi 10 kilometer.
Salah satu akun yang mengunggah klaim daerah berbahaya di Gunung Merapi diperluas menjadi 10 kilometer adalah pengguna akun Facebook atas nama Arief Bambang Kahar. Begini foto dan narasi yang diunggahnya tentang Gunung Merapi:
"Daerah bahaya MERAPI diperluas jadi 10KM. Berarti Kaliurang sudah termasuk."
Lalu, benarkah klaim tersebut?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut daerah berbahaya di Gunung Merapi diperluas menjadi 10 kilometer adalah hoaks karena tidak ada bukti yang mengatakan hal tersebut.
Beredar di media sosial video yang diklaim erupsi Gunung Semeru. Video tersebut diunggah sejumlah orang kemudian diberikan keterangan sebagai berikut "Erupsi Gunung Semeru....."
Dalam video tersebut menampilkan lava pijar berwarna merah menyalan keluar dari puncak gunung.
Benarkah video itu merupakan Gunung Semeru yang meletus?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video yang menyebut erupsi Gunung Semeru merupakan informasi yang salah. Sebab, itu merupakan guguran awan panas Gunung Sinabung.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement