Sukses

TikTok Keluarkan Fitur Baru untuk Cegah Hoaks Vaksin Covid-19

Setiap video yang berkaitan dengan Covid-19 akan terlampir pesan sebagai berikut: "Pelajari lebih lanjut tentang vaksin Covid-19".

Liputan6.com, Jakarta - TikTok terus mengeluarkan fitur baru untuk menindak misinformasi tentang vaksin Covid-19. Tujuannya untuk melindungi pengguna yang rentan dari teori konspirasi berbahaya.

Aplikasi berbagi video itu akan memperkenalkan fitur baru pada akhir bulan ini untuk mendeteksi konten yang berkaitan dengan vaksin Covid-19.

Nantinya, setiap video yang berkaitan dengan Covid-19 akan terlampir pesan sebagai berikut: "Pelajari lebih lanjut tentang vaksin Covid-19".

"Kami harus realistis bahwa akan selalu ada minoritas kecil orang yang akan mencoba menggunakan platform kami untuk berbagi konten yang bertentangan dengan kebijakan kami," tulis Kevin Morgan, Head of Product TikTok, seperti dikutip dari independent.co.uk, Kamis (17/12/2020).

"Dari LSM dan pakar yang kami ajak bicara, kami tahu bahwa semakin penting untuk memastikan bahwa informasi yang salah yang dapat membahayakan keselamatan publik yang lebih luas, tidak diizinkan untuk berkembang biak secara online," lanjutnya.

TikTok akan memperbarui informasi dalam aplikasinya untuk mengarahkan pengguna ke sumber terpercaya pada 17 Desember.

Sementara fitur pesan soal vaksin Covid-19 yang baru akan mulai diluncurkan secara global mulai 21 Desember.

Pengumuman pembaruan tersebut bertepatan dengan proposal baru yang diajukan oleh Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris yang akan mewajibkan perusahaan teknologi untuk melindungi penggunanya atau didenda hingga 10 persen dari pendapatan tahunan mereka.

Kesalahan informasi seputar vaksin Covid-19 telah melanda platform media sosial dalam beberapa bulan terakhir.

Selain TikTok, Facebook juga telah memperkenalkan langkah-langkah serupa untuk mengatasi masalah tersebut sejak awal bulan ini.

Postingan Facebook atau Instagram yang berisi informasi palsu terkait vaksin akan dihapus. Kebijakan Facebook berlaku untuk informasi yang salah.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini: