Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.
Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa vaksin Covid-19 hanya untuk kelinci percobaan dan banyak mengandung bahan berbahaya. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya;
Baca Juga
"Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan).
Advertisement
Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera hijau Afrika (Jelas tidak halal), kemudian mengandung Virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll).
Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah di vaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin.
Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19:
Hasil keterangan FDA klik https://www.fda.gov/media/143557/download?fbclid=IwAR2U4e-sAyI1FmRSsxwFncalEoEoPVEoLI6y2zFLWL2Y7QtCzpToO41sMwM Hasbunallah wani'mal wakiil."
Lalu benarkah pesan berantai berisi klaim beberapa hal terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac itu?
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta:
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dengan menghubungi Corporate Secretary Bio Farma yang juga juru bicara vaksin Covid-19. Bambang menegaskan kabar yang beredar adalah hoaks.
"Kemasan vaksin Covid-19 untuk uji klinis akan berbeda dengan vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi. Vaksin yang akan dipakai di program vaksinasi akan berbentuk vial single dose," ujar Bambang, Minggu (3/1/2021).
Terkait kandungan vaksin, Bambang juga memberikan penjelasannya.
"Vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell atau sel vero. Sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin. Kalau tidak ada media kultur tentu virusnya akan mati dan tidak bisa untuk bahan baku vaksin," ujar Bambang.
"Sel vero tidak akan ikut sampai proses akhir pembuatan vaksin. Jadi produk akhir vaksin tidak mengandung sel vero tersebut," katanya menambahkan.
Bambang juga memberikan keterangan terkait aspek kehalalan vaksin Sinovac.
"Vaksin covid-19 Sinovac ini sedang dikaji aspek kehalalannya dari LPPOM MUI untuk mendapatkan fatwa dan sertikasi oleh Badan Penyelenggara Produk Halal (BPJTH)."
Bambang juga menjelaskan kandungan dari vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
"Vaksin ini hanya mengandung virus yang sudah dimatikan, tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan. Ini cara paling umum untuk membuat vaksin," ujarnya.
"Kandungan berikutnya adalah alumunium hidroksida yang berfungsi sebagai adjuvant untuk meningkatkan kemampuan vaksin. Kemudian ada larutan fosfat sebagai penstabil dan larutan natrium klorida (garam) untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan. Tentunya pemberian natrium clorida ini sesuai dengan standar farmasi yang ada."
"Vaksin ini juga tidak menggunakan pengawet dalam proses produksinya. Sehingga tidak ada itu boraks, formalin atau merkuri."
Ia juga menegaskan vaksin yang akan diberikan pada masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan melewati serangkaian uji yang ketat sehingga terjamin keamanan, kualitas, dan efektivitasnya di bawah pengawasan BPOM dan memenuhi standar internasional.
Selain itu, Liputan6.com juga menghubungi dr Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Kementerian Kesehatan terkait hoaks tersebut.
"Seluruh vaksin yang akan digunakan dengan merek apa pun aman jika memang BPOM sudah mengeluarkan izinnya. Dari Kemenkes sendiri kami sudah menyiapkan jika nantinya ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Kami sudah mensosialisasikan soal vaksin Covid-19 ini dengan tim Komnas KIPI, Komda KIPI hingga level kabupaten atau kota," ujar dr Siti.
Advertisement
Kesimpulan
Pesan berantai yang berisi beberapa klaim soal vaksin covid-19 buatan Sinovac adalah hoaks.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement