Sukses

Kontroversi soal Vaksin Covid-19 Bisa Picu Banjir Hoaks

Bahkan pakar kesehatan di sana mulai khawatir vaksinasi covid-19 tak berjalan maksimal dengan banyaknya hoaks terkait vaksin tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya hoaks soal vaksin covid-19 ternyata tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di India. Bahkan pakar kesehatan di sana mulai khawatir vaksinasi covid-19 tak berjalan maksimal dengan banyaknya hoaks terkait vaksin tersebut.

Salah satu hal yang menimbulkan hoaks di India disebut karena maraknya kontroversi soal vaksin itu sendiri. Hal ini tak lepas dari persetujuan Badan Pengawas Obat di India yang memberikan izin penggunaan darurat bagi vaksin covid-19 buatan Bharat Biotech bernama Covaxin.

Keputusan itu dipertanyakan karena uji klinis fase 3 vaksin tersebut masih berjalan. Dan hingga sekarang tidak ada data kemanjuran vaksin tersebut yang diumumkan ke publik.

"Kita tidak pernah mendengar imunisasi seperti polio, campak, dan rubella menjadi isu politik. Sekarang pemberian izin darurat pada vaksin covid-19 buatan Covaxin membuat masyarakat terbelah," ujar Dr Naveen Thacker, Direktur Eksekutif Asosiasi Pediatrik Internasional dilansir Mint.

"Kontroversi seperti ini akan menyulut hoaks dan misinformasi seputar vaksin covid-19. Tentu ini sangat berbahaya bagi program imunisasi yang dijalankan," katanya menambahkan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Temuan Studi

Senada dengan Naveen, studi yang dirilis di Journal of Experimental Biology and Agricultural Science oleh Indian Veterinary Research Institute (IVRI) menyebut penghalang utama penerimaan vaksin covid-19 adalah soal isu keamanan.

Studi yang melibatkan 351 partisipan itu menemukan 55 persen percaya vaksin covid-19 akan aman, sementara 46,2 persen percaya vaksin akan efektif. Temuan lain menyebut hanya 65,8 persen orang yang mau menjadi yang pertama saat vaksin covid-19 sudah mendapat izin dari otoritas.

Sementara terkait penerimaan vaksin hasil studi menyebut mencapai 86,3 persen. Temuan studi ini mirip dengan studi yang dilakukan di AS dan China.