Sukses

Hoaks di Ruang Digital Ganggu Program Vaksinasi

Banyaknya hoaks soal vaksin Sinovac menganggu program vaksinasi untuk melawan covid-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya hoaks soal vaksin Sinovac menganggu program vaksinasi untuk melawan covid-19 di Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

"Ada banyak info yang perlu diluruskan soal vaksinasi ini, agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang menyesatkan," katanya di Padang, dikutip dari Antara.

Padahal, kata Irwan, vaksin covid-19 merupakan salah satu solusi pemecahan masalah pandemi sehingga orang menjadi kebal dari paparan virus dan mengurangi laju penyebaran virus.

"Kalau misalnya kita tidak mau divaksin terus pakai apalagi?, apa akan terus begini tidak produktif dalam beraktivitas," katanya.

Dia menyampaikan hal itu pada diskusi publik "Apa dan Bagaimana Pascavaksinasi" digelar atas kerja sama Ombudsman Sumbar, Komnas HAM Sumbar, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumbar dan Komisi Informasi Sumbar.

Menurutnya terkait dengan adanya perbincangan soal kandungan vaksin, MUI sudah menyatakan halal.

"Lalu siapa lagi yang lebih berhak menyebut halal dan haram kalau bukan MUI, kalau MUI sudah menyatakan halal, ya sudah kita ikut saja," ujarnya soal hoaks di medsos ganggu vaksinasi melawan covid-19.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ajakan untuk Tidak Keliru soal Vaksin

Irwan Prayitno menemukan di media sosial ada yang menyatakan vaksin tersebut mempunyai kandungan haram, padahal yang menyampaikan informasi itu bukan ustadz bukan pula ulama.

"Ini yang saya tidak mengerti, bukan ahlinya yang bicara," ujarnya.

Ia mengajak para pakar, pemangku kepentingan dan semua pihak bersama-sama berperan meluruskan informasi keliru soal vaksin.

Kemudian terkait keamanan BPOM juga sudah menyatakan aman sehingga syarat untuk diedarkan sudah cukup.

Terkait ada hal-hal yang belum sempurna soal vaksin ia mengatakan lebih baik apa yang sudah ada saat ini dikerjakan sebagai bentuk ikhtiar untuk menghentikan pandemi ini.

Irwan pun menceritakan pengalamannya harus menjalani tes usap hingga 39 kali memastikan tidak terpapar COVID-19 agar keluarga, orang terdekat dan jajaran pegawai tidak tertular.

"Saya tiap hari keluar rumah beraktivitas bertemu masyarakat, tiap minggu ke Jakarta, kalau sudah divaksin tidak perlu lagi tiap sebentar tes usap, karena capek juga," ujarnya.

Oleh sebab itu ia mengajak semua pihak mendukung program vaksin agar pandemi bisa terhenti sehingga aktivitas kembali normal, walaupun masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan setelah divaksin. (Antara)

Â