Liputan6.com, Jakarta - Ulama Sumatera Barat (Sumbar), Buya Masoed Abidin ingin menghentikan hoaks yang tersebar di ruang digital demi terlaksananya program vaksinasi. Dia pun berpendapat, pelibatan komponen adat dan agama menjadi salah satu kunci keberhasilan vaksinasi covid-19 di Sumatera Barat.
"Sebagaimana kita ketahui Sumbar itu kuat adatnya, kokoh agamanya, jika dua komponen ini dilibatkan menjadi salah satu kunci keberhasilan vaksinasi," kata dia di Padang, dikutip dari Antara.
Namun menurutnya, kendala terbesar vaksin covid-19 di masyarakat saat ini adalah adanya keraguan dan banyak beredar hoaks atau informasi yang menyesatkan.
Advertisement
"Untuk menghapus keraguan menjadi keyakinan dan diterima masyarakat diawali dengan memberikan contoh dari pemimpinan itu sendiri dengan pertama kali divaksin," kata dia.
Dia menyampaikan dari sisi MUI sudah menyatakan halal, dari sisi BPOM sudah menyatakan vaksin aman kini tinggal bagaimana menyosialisasikan kepada masyarakat dengan pelibatan komponen adat dan agama.
Buya juga mengajak para dai dan ulama saat berceramah turut mengedukasi masyarakat agar pandemi ini bisa berkurang.
"Sekarang masih ada yang tidak percaya corona, mereka mengatakan jangan takut pada corona, tapi takut pada Allah. Padahal dalam hidup ini, ada iman dan ada ikhtiar, yang dilakukan lewat vaksin adalah ikhtiar agar masyarakat sehat," kata dia menanggapi maraknya hoaks soal vaksin.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Komentar Gubernur
Sejalan dengan itu Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengemukakan vaksin covid-19 merupakan salah satu solusi pemecahan masalah pandemi yang saat ini sedang terjadi.
"Kalau misalnya kita tidak mau divaksin terus pakai apalagi?, apa akan terus begini tidak produktif dalam beraktivitas," kata dia.
Menurutnya terkait dengan adanya perbincangan soal kandungan vaksin MUI sudah menyatakan halal.
"Lalu siapa lagi yang lebih berhak menyebut halal dan haram kalau bukan MUI, kalau MUI sudah menyatakan halal ya sudah ikut saja," ujarnya.
Ia menemukan di media sosial ada yang menyatakan vaksin tersebut mengandung bahan haram dan yang menyampaikan bukan ustadz bukan pula ulama.
"Ini yang saya tidak mengerti, bukan ahlinya yang bicara," ujarnya.
Irwan menyampaikan berita hoaks soal vaksin yang beredar di masyarakat membuat sebagian orang menolak untuk divaksin.
"Ada banyak info yang perlu diluruskan soal vaksin ini, agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang menyesatkan," kata dia. (Antara)
Advertisement