Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Facebook, Henry Gunawan menyebut swab test untuk mendeteksi virus corona covid-19 di dalam tubuh manusia sangat berbahaya.
Swab test adalah pemeriksaan yang menggunakan sampel dari lendir dalam hidung ataupun tenggorokan.
Baca Juga
Henry Gunawan mengunggah klaim tersebut pada 4 Januari 2021. Begini narasinya:
Advertisement
"Awas hati-hati, hidung yang sering di swab ternyata berbahaya!!"
Lalu, benarkah swab test untuk mengetahui covid-19 di tubuh manusia sangat berbahaya? Simak penelusurannya di halaman berikut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi dr. Muhamad Fajri Adda'i, yang merupakan dokter relawan covid-19 dan edukator kesehatan. Dia pun memberikan penjelasan tentang swab test terlebih dahulu.
"Kalau untuk aspek keamanan, tekniknya di swab atau diambil. Yang namanya swab itu artinya usapan. Jadi, diambil dengan teknik pengusapan," katanya melalui WhatsApp kepada Cek Fakta Liputan6.com, Rabu (10/2/2021).
Lebih lanjut, dr Fajri Adda'i mengatakan, ada beberapa komplikasi dari swab test, salah satunya menyebabkan mimisan. Bahkan, ada juga yang sampai henti jantung.
"Komplikasinya adalah bagi orang atau pasien yang dilakukan swab kurang tepat misalnya colok hidung tidak tepat, bisa luka. Namun itu kecil kemungkinannya."
"Sebab, di hidung itu ada konka, semacam struktur anatomi, yang mana kalau salah colok mukosa (lapisan kulit dalamn) bisa berdarah, luka, infeksi, dan juga mimisan. Di sana ada yang namanya pleksus kiesselbach, semacam jaringan darah dekat dinding hidung. Kalau kecolok bisa saja berdarah."
"Kemudian yang ketiga bisa terjadi, reflek vagal. Ini bisa membuat tekanan darah turun, henti jantung juga. Itu kalau kecolok tidak sengaja. Tapi reflek vagal yang saya sebutkan ini kecil kemungkinannya," ucapnya menegaskan.
Namun, itu bisa saja terjadi bila tanpa pengawasan tenaga medis atau dilakukan sendiri. Dokter Fajri Adda'i pun meminta masyarakat tidak melakukan swab test mandiri dan mempercayakannya kepada tenaga medis.
"Itulah kami merekomendasikan pengambilan sampel swab dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan paham. Jika terjadi sesuatu bisa segera ditangani," ujarnya.
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com juga mendapatkan penjelasan yang bahas dr. Devia Irine Putri di situs KlikDokter dalam artikel berjudul: "Bahaya Swab Test Mandiri Tanpa Bantuan Tenaga Kesehatan Terlatih".
Dia menyebut, orang yang bukan tenaga medis terlatih tidak boleh melakukan swab test mandiri.
"Idealnya tidak boleh. Karena orang pada umumnya tidak tahu cara mengambil sampel yang benar seperti apa. Mungkin asal colok, sehingga hanya dapat sampel sekenanya saja. Jadi, hasilnya bisa saja tidak akurat," kata dr Devia.
Bila melakukan swab test mandiri, dr Devia mengatakan ada banyak kemungkinan risiko yang dihadapi.
"Bisa risiko iritasi atau perdarahan karena dicolok. Sebab, orang pada umumnya tidak tahu pasti bagaimana anatomi hidung, yang kemudian bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka iritasi tersebut," papar dr. Devia.
"Bisa juga malah menyebabkan alat swabnya menyangkut atau patah saat proses pengambilan sampel, karena orang tersebut terlalu keras mencolok atau tidak hati-hati," imbuhnya.
Berdasarkan dr. Devia, kejadian alat swab menyangkut saat pengambilan tes memang jarang ditemukan. Namun, kemungkinan untuk terjadi tetap ada, apalagi jika swab test dilakukan sembarangan.
"Tetap paling aman oleh nakes atau dokter yang mengambil (sampel)," tegas dr. Devia.
Refesensi Artikel:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3646189/bahaya-swab-test-mandiri-tanpa-bantuan-tenaga-kesehatan-terlatih
Advertisement
Kesimpulan
Klaim swab test untuk mengetahui covid-19 di tubuh manusia sangat berbahaya merupakan penjelasan yang tidak tepat.
Faktanya, swab test sangat aman bila dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement