Sukses

Promosi Pernikahan Muda Aisha Weddings Fiktif? Simak Penjelasannya

Promosi penggalang pernikahan muda perempuan usia 12 hingga 21 tahun yang dilakukan wedding organizer Aisha Weddings

Liputan6.com, Jakarta- Promosi penggalang pernikahan muda perempuan usia 12 hingga 21 tahun yang dilakukan wedding organizer dengan nama Aisha Weddings menjadi perbincangan di media sosial.

Informasi tersebut mendapat berbagai respon baik dari sisi sosial hingga teknologi informasi.

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi pun membahas beredarnya penggalang pernikahan muda dilakukan wedding organizer dengan nama Aisha Weddings.

Ismail Fahmi lewat akun Twitternya @ismailfahmi mengatakan, isu penggalang pernikahan muda dilakukan wedding organizer Aisha Weddings berangkatnya dari Facebook.

Di Twitter postingan awal yg tercatat DE dari @SwetaKartika pada 9 Februari 2021 dan @representatif pada 10 Februari 2021, berasal dari netizen biasa yang meresponse berita isu dari Facebook tersebut.

Menurut Ismail, misi isu penggalang pernikahan muda dilakukan wedding organizer Aisha Weddings penyebaran cukup berhasil mebuat percaya khalayak bisnis tersebut ada.

"Kalau melihat komentar2 yang paling populer di Twitter, sebagian curiga ini bisnis betulan.

Tp banyak yang isinya percaya bahwa "Aisha Weddings" ini betul2 ada, shg menuding: ada penggunaan agama untuk trafficking, bisnis eseks2, agenda pedofilia, poligami.," tutur Ismail dalam kicauannya.

Ismail melanjutkan analisanya, berdasarkan peta Sosial Networrk Analysis media masa baik siber dan televisi serius menanggapi.

"Kalau dari peta ini, misi "Aisha Wedding" cukup berhasil membuat heboh dan viral, karena beritanya diangkat oleh banyak media main stream, bahkan TV, meski isinya adalah pelaporan KPAI"

Berdasarkan foto paling banyak yang beredar, sejumlah lembaga agama dan negara juga menanggapi isu tersebut dan meminta Polisi mengambil tindakan karena isu penggalang pernikahan muda dilakukan wedding organizer Aisha Weddings menggar Undang-Undang.

"Dari Muhammadiyah, MUI, Rumah Kitab, KPAI, aktivis, netizen semua merespons. Intinya berupa pernyataan bahwa iklan Aisha Weddings ini melanggar UU, dan harus ditindak Polisi," ungkapnya.

Dari analisa tersebut, Ismail menyimpulkan:

1. Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya baik secara online maupun offline.

2. Situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Februari 2021 atau berusia 1 hari, dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itupun redirect ke situs lain.

3. Disinformasi yang meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik.

4. Banyak pihak sudah menyatakan keberatan atas iklan nikah muda, poligami, penyimpangan pemahaman agama dan UU yg dibuat oleh akun tidak jelas ini.

Menurut Ismail, isu penggalang pernikahan muda dilakukan wedding organizer Aisha Weddings ini tak perlu dilanjutkan sebab tidak jelas keberadaanya dan bukan seperti iklan pernihakan profesional.

"kehebohan publik ini tak perlu dilanjutkan. Karena memang tidak jelas siapa yang membuat, dan tujuannya sepertinya bukan sungguh2 sebagai iklan Wedding profesional.

Kita serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap pelakunya biar tidak terulang," tutup kiacauan @ismailfahmi.

Psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Efnie Indrianie mengatakan, pernikahan pada usia dini memiliki sejumlah risiko.

Seperti organ reproduksi yang belum matang, fungsi mentalnya belum siap karena kematangan fungsi otaknya blmlah optimal. Ini bisa membuat individu tersebut sulit beradaptasi, emosi belum stabil sehingga mudah terpicu rasa amarah dan bertengkar, kurang mampu mengendalikan diri, lebih mementingkan diri sendiri, dan tentunya kebutuhan eksplorasi pergaulan masih tinggi sehingga bisa saja sulit menjaga komitmen.

"Akan muncul pertanyaan, mengapa sebaiknya menikah di usia dewasa (usia yg matang)? Ini bukan sekedar pertimbangan masalah kematangan organ reproduksi, namun kematangan fungsi otak akan membuat seseorang mampu berpikir dengan lebih baik, memiliki self control, emosi sudah lebih stabil, punya kemampuan beradaptasi dengan lebih baik. Jika disimpulkan fungsi mentalnya sudah siap," kata Efnie saat berbincang dengan Liputan6.com.

Simak Video Berikut

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.