Sukses

Simak Informasi Salah Seputar Covid-19

Berikut informasi salah seputar Covid-19

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks tentag Covid-19 terus beredar di media sosial, kondisi ini harus diwaspadai dan tidak mudah percayai informasi yang berasal dari sumber tak kredibel.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi viral yang beredar di media sosial, hasilnya informasi tersebut terbukti tidak benar.

Berikut informasi   salah seputar Covid-19:

1. Sertifikat Vaksin Covid-19 Harus Disimpan Biar Tim Medis Tidak Lupa

 Beredar melalui aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait sertifikat vaksin covid-19 yang harus disimpan. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Dilansir dari website data.jakarta.go.id, pesan berantai tersebut menyebutkan bahwa sertifikat vaksin covid-19 yang diterima via Whatsapp harus disimpan untuk menghindari kesalahan pemberian jenis vaksin saat vaksin yang kedua.

Pasalnya tim medis tidak akan mengingat jenis atau tipe vaksin yang sudah diberikan penerima vaksin, sedangkan pemberian jenis vaksin kedua harus sama dengan vaksin yang pertama.

Namun berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (04/03/2021), diperoleh klarifikasi bahwa pesan tersebut keliru.

"Di sistem pencatatan pelaporan online Pcare nya sudah ada info tanggal, nomor batch sampai merek vaksin setiap penerima. Jadi pesan yang beredar hoaks ya," kata Staf Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dilansir dari data.jakarta.go.id, Senin (8/3/2021).

Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan RI sehatnegeriku.kemkes.go.id (21/01/2021), aplikasi Pcare vaksin Covid-19 merupakan bagian dari sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19. Pcare mendukung proses registrasi sasaran penerima vaksin, screening status kesehatan, serta mencatat dan melaporkan hasil pelayanan vaksinasi Covid-19.

 

2. Rebusan Daun Jambu Biji Dicampur Cuka Bisa Bunuh Virus Covid-19

 Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim soal ramuan yang mampu mengobati seseorang dari virus covid-19. Ramuan itu terdiri dari daun jambu biji, jahe, lemon, bawang bombai, hingga bawang putih.

Klaim ramuan untuk mengobati virus covid-19 ditemukan di akun Twitter @TirivaviTinashe. Begini narasi yang dia buat dalam Bahasa Inggris:

"Guava leaves, Ginger, Lemon, Vinegar, Onion, Garlic. Mix in Hot water. Do steaming 3 times a day until you sweat. It keeps your air channels open and your lungs clean. Now it's self help, Hospital Zero. Lets fight Covid 19 together..."

Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:

"Daun jambu biji,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…"

Lalu, benarkah daun jambu biji yang dicampur jahe, bawang putih, bawang merah, cuka, dan lemon bisa menyembuhkan seseorang dari virus covid-19? Simak penelusurannya di halaman berikut.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim daun jambu biji yang dicampur jahe, bawang putih, bawang merah, cuka, dan lemon bisa menyembuhkan seseorang dari virus covid-19 merupakan informasi hoaks. Sebab, hingga saat ini belum ada ramuan yang direkomendasikan bisa membunuh covid-19.

 

3. Informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan Terbuka untuk Semua Pemegang KTP

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP.

Informasi tersebut beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP tersebut:

 

Penelusuran informasi sentra vanksinasi BUMN terbukan untuk semua pemegang KTP

Benarkah informasi Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP tidak benar.

Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan hanya melayani pegawai publik dan lansia yang terdata sebagai warga DKI Jakarta.

 

4. Setelah Divaksin Lebih Mudah Terinfeksi Covid-19

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi hal-hal yang harus diperhatikan usai mendapat vaksin covid-19. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak beberapa pekan lalu.

Dalam pesan berantai tersebut mengingatkan agar tetap waspada meski sudah divaksin covid-19. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:

"Bagi bp/ibu yg udah vaksin ke 1/ pertama :spy tidak banyak aktifitasnya yg berat2..lbh bnyk istirahat..dan jangan pergi kemana2 dulu..krn kl sudah vaksin justru lbh gampang terinfeksi virus..imunitas tubuh belum terbentuk sempurna..

Ini ada bbrp lansia di Sby yg kena covid stlh di vaksin. gak mau istirahat.. krn merasa sudah aman lalu keluyuran keluar..

Ada bbrp lansia di Sby yg sudah vaksin kena covid..

Antibodi terbentuk sempurna 2 minggu setelah vaksin ke 2..

Itu pesan dari seorang dokter ponakan teman q..minta tlng u disampaikan kpd teman2 semuamya..Fakta Vaksin Covid..!!!

Takut ada ledakan Covid Positif pasca Vaksin so tolong share....

Buat membantu pengertian bersama, terlebih2 golongan lansia yg gak gitu ngerti.

(Bagi yg sdh vaksin setelah 2 x suntik)

Vaksin 1 : harus tunggu 21 - 28 hari untuk vaksin ke 2.

Kenapa ? Karena vaksin 1 harus bereaksi dulu dengan tubuh dan mulai membangun sistem kekebalan.

*Gak kayak sulap langsung criiinngggg...*

Dalam masa ini kalau kita dekat2 org positif Covid? TETAP BERBAHAYA TERJANGKIT, kekebalan anti Covid nya belum siap

(Setidaknya 21 hari kemudian)

Vaksin ke 2: namanya tahap ke dua pembangunan sistem imunitas anti Covid dan sistem ini juga perlu waktu utk tumbuh dan berkembang serta menjalin kekebalan dgn antigen yg di suntik di vaksin tahap 1, ini makan waktu kira-kira 14 - 21 hari baru jadi... Dan tubuh kita BARU ada imunitas covid aktif.

Dalam masa sebelum 14 hari pasca suntikan ke 2, kalau kita dekat2 org positif Covid? TETAP BERBAHAYA TERJANGKIT, kekebalan anti Covid belum siap

Jadi itung2 dari vaksin 1 ke vaksin 2 sampai kekebalan terbangun itu harus menunggu sekitar 2 bulan BARU 85% - 92% kebal Covid.

BUKAN 100% GA OTOMATIS JADI SUPERMAN, APALAGI ADA YG SUKA SALAHIN VAKSIN GA EFEKTIF

Jadi Vaksin itu istilah nya kayak bangun tembok melawan banjir, sepetak2 jadi nya bukan kayak sulap sihir langsung di suntik kebal.

Jd takut banyak yg kalap nih tambah meledak kasus Covid dan nanti percuma habis2in duit negara, sedangkan banyak negara miskin yg gak mampu beli vaksin...

MARI JAGA BERSAMA dan Share bila kita berEmpati..."

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi hal-hal yang harus diperhatikan usai divaksin covid-19 tersebut?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, esan berantai yang berisi informasi hal-hal yang harus diperhatikan usai divaksin covid-19 tersebut adalah sebagian salah.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.