Liputan6.com, Jakarta- Program vaksinasi untuk menguatkan kekebalan tubuh agar tidak tertular Covid-19 telah memasuki penyuntikan tahap ke- dua, di tengan proses tersebut bermunculan informasi hoaks tentang dampak setelah divaksin.
Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan dapat menurunkan minat masyarakat terhadap vaksin Covid-19, padahal informasi yang beredar tersebut belum tentu benar alias hoaks.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah melakukan penelusuran sejumlah informasi mengenai dampak setelah divaksin Covid-19, hasilnya informasi tersebut palsu alias hoaks.
Advertisement
Simak informasi hoaks efek samping setelah divaksin Covid-19:
1. Anggota AL Australia Alami Efek Samping Berat usai Divaksin Covid-19
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim 80 persen anggota Angkatan Laut (AL) Australia menerima efek samping parah usai divaksin covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang membagikannya adalah bernama Marty Huie. Dia mengunggahnya di Facebook pada 10 Maret 2021.
Dalam postingannya terdapat narasi:
“Just received this testimony from a wife of an Australian Navy member.
I have also verified myself that the gentlemen is fact a member of the Australian Navy, which most likely substantiates this statement. Now you decide…”
“80% of Australian navy members who took the vaccine recently have experienced severe side effects the other 20% are mild. They are down about 50% of their members from healthy men and women it’s a bit concerning…”
Atau dalam Bahasa Indonesia
"Baru saja menerima kesaksian ini dari istri seorang anggota Angkatan Laut Australia.
Saya juga telah memverifikasi diri saya sendiri bahwa pria itu benar adalah anggota Angkatan Laut Australia, yang kemungkinan besar mendukung pernyataan ini. Sekarang Anda memutuskan…"
"80% anggota angkatan laut Australia yang mengambil vaksin baru-baru ini mengalami efek samping yang parah, 20% lainnya ringan. Kekuatan mereka turun sekitar 50% dari anggotanya dari pria dan wanita sehat, itu sedikit mengkhawatirkan..."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim anggota AL Australia mengalami efek samping parah setelah divaksin covid-19? Simak penelusurannya di sini.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim anggota AL Australia mengalami efek samping parah setelah divaksin covid-19 adalah salah.
2. Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Wanita Mandul
Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim netizen Twitter yang menyebut vaksin covid-19 merek Pfizer bisa membuat wanita mengalami kemandulan. Kicauan itu berada di akun @The_Mocasin_.
Begini narasinya:
"Head of Pfizer Research: Covid-19 Vaccine is Female Sterilization".
Akun itu juga mengunggah foto sebuah artikel dengan narasi sebagai berikut:
"Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan"
Akun tersebut juga membagikan tautan ke salah satu blog dengan nama Health and Money News. Namun, ketika Cek Fakta Liputan6.com membuka tautan tersebut, tidak ada artikel yang dimaksud.
Lalu, benarkah vaksin covid-19 merek Pfizer bisa menyebabkan kemandulan pada wanita? Simak penelusurannya di halaman berikut.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut vaksin covid-19 bisa menyebabkan wanita menjadi mandul adalah salah alias hoaks. Sebab, tidak ada bukti kuat yang bisa membuat wanita menjadi mandul karena vaksin covid-19.
3. Puluhan Wartawan Terkapar Usai Divaksin Covid-19
Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi kabar soal puluhan wartawan terkapar setelah menjalani vaksinasi covid-19. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan pada akhir pekan itu.
Dalam pesan berantai tersebut juga menjelaskan beberapa poin terkait penyebab kondisi wartawan yang terkapar usai vaksinasi covid-19. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:
"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:
1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22. Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170. Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya..
2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya
3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya..
Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...Terimakasi banyak teman teman"
Lalu benarkah puluhan wartawan terkapar usai divaksinasi covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Pesan berantai yang menyebut puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi covid-19 adalah tidak benar.
4. Seorang Pingsan Setelah Divaksin di NTB
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB.
Video yang diklaim seorang pingsan setelah divaksin di NTB diunggah akun Facebook Jibril Tepi Barat, pada 17 Januari 2020.
Video tersebut menampilkan sorang diusap lengannya dengan benda menyerupai kapas seperti adegan hendak disuntik, kemudian setelah itu seorang tersebut kehilangan kesadaran.
Suasana video tersebut berada luar ruangan dihalaman sebuah gedung, terdapat tenda darurat yang bertuliskan "Menabung di Bank NTT"
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kejadian Di NTB
Habis Di Suntik Vaksin
Simak Baik-Baik..👇"
Benarkah video seorang pingsan setelah divaksin di NTB? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB tidak benar.
Peristiwa tersebut terjadi di NTT dan hanya simulasi bukan penyuntikan vaksin sungguhan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement