Liputan6.com, Jakarta- Pernyataan dokter tentang Covid-19 merupakan salah satu informasi yang diburu masyarakat. Namun, pernyataan dokter yang beredar di tengah kita tidak semuanya benar alias hoaks
Kita patut waspada dan tidak mudah percaya terhadap informasi seputar Covid-19 yang kita peroleh meski mengatasnamakan dokter, ini untuk menghindari percaya pada informasi hoaks yang dapat menyesatkan bahkan merugikan.
Berikut hoaks pernyataan dokter seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:
Advertisement
1. Pernyataan IDI terkait Pandemi Virus Corona Covid-19
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal pandemi virus corona covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan kemarin.
Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Tn Tara PBworked. Dia mempostingnya di Facebook pada Minggu (21/3/2021).
Berikut isi postingannya:
"Wahaiii warga negara indonesia ku tercinta...sadarr lah akan fitnah wabahh ini..kita sedang d jajah negara lain..dgn mengemparkan wabah covid 19 agar kita menjadi warga negara yg bodoh dan tidak memiliki generasi2 hebat...!_Tulisan ini *dari kawan-kawan komunitas IDI* ( Ikatan Dokter Indonesia ) Tulisan nya bagus dan ilmiah_
*JANGAN TERMAKAN PEMBODOHAN* BERPIKIRLAH DENGAN *AKAL SEHAT* AGAR SELALU *SEHAT PULA SELURUH TUBUHNYA*
Terus terang kami paham sebenarnya *apa yang terjadi,* hakekatnya *udara didunia ini bersih* dan *sehat, tidak ada pandemi,* tidak ada covid dan *tidak ada virus* yang berterbangan *yang mematikan,* semua itu adalah *bentuk pengelabuan* dan *pembodohan global* !Contoh negeri *Swedia, Korea Utara, Chechnya, Tajikistan* dan sebagian *negeri-negeri Islam ex jajahan Soviet* adalah negeri *yang aman sehat semua rakyatnya* tidak ada satupun *yang diklaim terkena covid,* kok bisa ?Karena *negara-negara tersebut tegas menolak keras himbauan dari WHO*, karena bagi negara tersebut ini adalah *'isu pandemi'* bukan 'wabah pandemi', *dengan tujuan mematikan perekonomian* dan *sosial masyarakat suatu negara*.Secara *LOGIKA saja, pertama* bila covid ini disebut *pandemi* ( wabah *virus* yang *mematikan* ), *tentunya* dan *seharusnya* orang-orang disekitar kita *sudah banyak yang mati bergelimpangan* pula dan *berjatuhan* di *jalan-jalan,* di *pasar-pasar*, *dirumah-rumah mereka sendiri* pada *berjatuhan mati* seperti yang *kita lihat* yang terjadi *di wuhan china sana*, tidak harus mati *di rumah sakit*, karena katanya *pandemi* ? *Masih percayakah yang mati berjatuhan* di *jalan-jalan* di *wuhan china* itu adalah *karena covid* ? Ternyata *China RRC telah berhasil membuat pembodohan* kepada *seluruh dunia.**Logika kedua,* bisa dipikir *dengan akal sehat* saja *kasus-kasus* yang terjadi *mengapa orang-orang yang diklaim 'positif'* lalu *karantina dirumah* sendiri ( mandiri ) *99% tidak pernah ada satupun korban yang meninggal,* betul ? *Tapi yang di karantina di rumah sakit* pasti banyak dari *teman-teman kita* dan *saudara kita* yang kita cintai *meninggal* mereka hanya menjadi *korban kematian* justeru *saat dirumah sakit.**Mengapa kasus korban kematian covid"
Lalu benarkah IDI mengeluarkan pernyataan terkait pandemi virus corona covid-19 seperti postingan di atas? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusran Cek Fakta Liputan6.com, Postingan atau pesan berantai yang berisi pernyataan IDI terkait pandemi virus corona covid-19 adalah hoaks.
IDI menyatakan tidak mengeluarkan dan menyebarkan informasi tersebut.
2. Pernyataan Jubir Covid-19 tentang Wartawan yang Terkapar Usai Vaksin Covid
Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi kabar soal puluhan wartawan terkapar setelah menjalani vaksinasi covid-19. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan pada akhir pekan itu.
Dalam pesan berantai tersebut juga menjelaskan beberapa poin terkait penyebab kondisi wartawan yang terkapar usai vaksinasi covid-19. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:
"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:
1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22. Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170. Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya..
2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya
3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya..
Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...Terimakasi banyak teman teman"
Lalu benarkah puluhan wartawan terkapar usai divaksinasi covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang menyebut puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi covid-19 adalah tidak benar.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi membatah informasi tersebut berasal dari dirinya.
3. Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin
Kabar tentang dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung pada 9 Januari 2021.
Akun Facebook The Rocky Gerung mengunggah artike berjudul "Viral Video Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin" yang dimuat situs nalars.com.
"Viral Video Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin," tulis akun Facebook The Rocky Gerung.
Konten yang disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung telah 2.200 kali dibagikan dan mendapat 129 komentar warganet.
Benarkah dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin ternyata tidak benar.
Faktanya, video dokter dan perawat yang itu hanya sebatas candaan dan tidak ada niat menolak vaksin. Konten yang disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung masuk kategori palsu.
4. Tulisan dr Siti Fadillah soal Pengobatan Covid-19
Beredar sebuah pesan berantai mencatut nama mantan Menteri Kesehatan sekaligus dokter jantung, dr Siti Fadillah. Pesan berantai itu membahas tujuh cara pengobatan covid-19 yang ampuh.
Disebutkan dalam narasi yang mengklaim cara penanganan covid-19 dari dr Siti Fadillah, istirahat selama tujuh hari sangat ampuh mengobati penyakit ini.
Begini narasi yang beredar:
"Tulisan dr Siti Fadillah, dokter jantung dan mantan mentri kesehatan
Menurut saya cara pengobatan Covid-19:
Pertama kita harus tahu bahwa batuk bukan penyakit utama, demam bukan penyakit utama, tapi itu hanya reaksi tubuh terhadap perlawanan infeksi atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.
Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahak juga kadang kadang
Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu diobati sesuai dengan gejala sakitnya apa.
Katakanlah Covid-19 gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, sesak nafas
Maka pengobatan nya adalah :
1. Istirahat Total ( ini wajib apapun jenis sakit flu nya, karena virus dilawan oleh antibodi ). Benar-benar istirahat sampai fit, bukan sampai badan terasa enakan. Harus sampai fit, bisa 7 hari istirahatnya.
2. Suplai vitamin dengan dosis double, kalau saya biasanya kena flu minum Farmaton Vit 2x sehari, Ester C 1000 mg 2x sehari, Madu 5 sendok, Habbats Cair 5 kapsul, Zaitun 3 sendok.
3. Jika sesak nafas ( karena semua jenis flu yang menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi sesak nafas, apalagi untuk orang yang punya asma seperti saya). Jadi tidak usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, karena semua flu memang begitu.
Nah lanjut lagi, kalau sudah sesak nafas, pengobatan yang mujarab adalah dengan alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus ( bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mudah dan tidak berbahaya ). Diuapi sehari 3x sampai hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dengan semakin membaiknya kondisi tubuh.
3. Jika batuk ada dahaknya, dengan diuapi ikutan sembuh batuknya, masalahnya dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, sehingga membuat sakit tenggorokan.
4. Sakit tenggorokan diobati dengan Metyl Predynoasolon dan pereda nyeri nya Asam MaFenamat, biasanya 1 sampai 3x minum sudah sembuh.
5. Kalau demam tinggal panasnya diturunkan dengan Paracetamol ( perlu diingat demam di sini berhubungan dengan infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan). Kalau tidak ada radang tenggorokan yang parah, biasanya tidak akan demam.
6. Hindari makan buah yang bergetah seperti melon, nanas, semangka. Makan buah Jeruk saja, jeruk itu bagus.
7. Selama pengobatan ini, istirahat total dengan mengisolasi diri. Tidak usah mikir kerjaan, tidak usah mikir lain-lain ( ini yang akan bantu buat percepat sembuhnya).
Coba dipelajari cara penyembuhan diatas, apakah perlu kalian ke rumah sakit kalau cuma sakit flu?
Tidak kasihan kah dengan para dokter, tenaga medis dan pasien sakit berat lainnya?🍊🍊🍊🍊🍊🍊🍊🆘 * SPANYOL telah mengumumkan perpanjangan darurat hingga (Maret 2021). * 🆘 * Inggris - mengumumkan penguncian (satu bulan). * 🆘 * PRANCIS - (2 minggu) *
🆘 * JERMAN - (4 minggu) *
🆘 * ITALIA - juga akan segera menyusul. *
😱 * SEMUA negara ini telah mengonfirmasi bahwa GELOMBANG KEDUA lebih mematikan daripada yang pertama. *
😷 * Jadi kita harus sangat berhati-hati dan TERUS SEMUA PENCEGAHAN. * 🆘😷🆘
🧚🏻♂️💚🧚🏻♂️ * Harap juga menjadi komunikator ALERT di antara semua teman dan keluarga. *
😷 * SELAMATKAN SEMUA ORANG DARI GELOMBANG KEDUA. *
* Kami tidak dapat mengambil FASE PENGUNCIAN ke-2 SEBAGAI JIKA TIDAK ADA. *
😱 * Ya, sejarah memberi tahu kita bahwa (gelombang kedua) lebih berbahaya daripada gelombang pertama, seperti yang terjadi pada 1917 hingga 1919 dengan flu Spanyol. Jutaan orang tewas. *
🧚🏻♂️💚🧚🏻♂️ * Lindungi diri Anda dan keluarga Anda. *
Tetap aman, COVID-19 🙏🏻 * JANGAN menyimpan informasi ini hanya untuk diri Anda sendiri, berikan kepada semua keluarga dan teman Anda. * 🧚🏻♂️💚🧚🏻♂️"
Lalu, benarkah itu klaim tujuh cara pengobatan covid-19 dari dr Siti Fadillah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com,
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai dengan klaim tujuh cara pengobatan covid-19 dari dr Siti Fadillah adalah informasi yang tidak benar atau salah. Faktanya dr Siti Fadillah tak pernah mengirimkan pesan berantai tersebut.
5. Pernyataan Perkumpulan Dokter Dunia Covid-19 Tak Berbahaya
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi perkumpulan dokter dunia mengeluarkan pernyataan virus Corona baru (Covid-19) tidak memiliki efek berbahaya.
Informasi tersebut tersebar berantai pada aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi pernyataan perkumpulan dokter Eropa tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya:
"Para kumpulan dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa 10 october 2020 mengeluarkan statement perihal Covid 19,,bahwa hasil penyelidikan mereka selama ini,Covid19 adalah penuh kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut,kehilangan pekerjaan , usaha dan dukungan keungan,,,ini adalah karya setan,,hasil penyilidikan mereka selama ini Covid 19 tdk seperti yg di beritakan hangat di media saat ini, mereka akan tuntut dan investigasi orang yg bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yg buruk saat ini dan minta tdk ada lagi istilah new normal,,krn Covid 19 tdk memiliki efek yg berbahaya seperti di beritakan selama ini,,mereka minta pemerintah hrs mengembalikan kedaan seperti kedaan semula, tidak ada lagi istilah new normal dan pengunaan masker, jaga jarak dan hal lain yg berhub dengan situasi Covid saat ini,,ini statement dan Videonya,,
Watch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownWatch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownOriginal Link https://www.youtube.com/watch?v=DZitDEI7EgM A meeting hosted by Heiko Schöning to introduce the World Doctors Alliance (WDA) in Berlin, Germany on 10th October 2020. Speakers in order of appearance are: HEIKO SCHÖNING, M.D. Doctor an"
Informasi tersebut dilengkapi dengan sebuah tautan YouTube, namun tautan tersebut sudah tidak aktif.
Benarkah pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang virus Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya tidak benar.
Faktanya, covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman, dan beberapa negara Eropa sedang memerangi gelombang kedua kasus tersebut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement