Liputan6.com, Jakarta - Hoaks banyak beredar di media sosial, kondisi ini harus diwaspadai agar tidak menjadi korban dan dirugikan karena mempercayai informasi palsu tersebut.
Agar tidak menjadi korban hoaks sebaiknya tidak mudah mempercayai informasi yang didapat sebelum melakukan verifikasi terlebih dahulu.
Baca Juga
Berikut langkah dari WHO sebelum mempercayai informasi agar tak jadi korban hoaks:
Advertisement
1. Kaji sumbernya
Siapa yang membagikan informasi dengan Anda dan dari mana mereka mendapatkannya? Sekalipun itu adalah teman atau keluarga, Anda masih perlu memeriksa sumbernya. Untuk memeriksa akun media sosial palsu, lihat berapa lama profil telah aktif, jumlah pengikut, dan kiriman terbaru mereka. Untuk situs web, periksa halaman "Tentang Kami" dan "Hubungi Kami" untuk mencari informasi latar belakang dan detail kontak yang sah.
Jika menyangkut gambar atau video, biasakan untuk memverifikasi keasliannya. Untuk gambar, Anda dapat menggunakan alat pencarian gambar terbalik yang disediakan oleh Google dan TinEye. Untuk video, Anda dapat menggunakan YouTube DatViewer dari Amnesty International, yang mengekstrak thumbnail yang dapat Anda masukkan ke dalam alat pencarian gambar terbalik.
Petunjuk lain bahwa sumber mungkin tidak dapat diandalkan atau tidak akurat termasuk desain visual yang tidak profesional, ejaan dan tata bahasa yang buruk, atau penggunaan huruf besar atau tanda seru yang berlebihan.
2. Lebih dari sekadar berita utama
Judul mungkin sengaja dibuat sensasional atau provokatif untuk mendapatkan jumlah klik yang tinggi. Baca lebih dari sekadar tajuk utama artikel - lihat lebih jauh dan lihat keseluruhan ceritanya. Cari informasi lebih luas daripada media sosial - lihat sumber cetak seperti koran dan majalah, dan sumber digital seperti podcast dan situs berita online. Diversifikasi sumber Anda memungkinkan Anda mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang dapat dipercaya atau tidak.
3. Identifikasi penulisnya
Telusuri nama penulis secara online untuk melihat apakah itu nyata atau kredibel.
4. Periksa tanggalnya
Ketika Anda menemukan informasi, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah ini berita terbaru? Apakah sudah up to date dan relevan dengan kejadian terkini? Apakah judul, gambar, atau statistik digunakan di luar konteks?
5. Memeriksa bukti pendukung
Cerita yang kredibel mendukung klaim mereka dengan fakta - misalnya, kutipan dari para ahli atau tautan ke statistik atau studi. Pastikan para ahli dapat diandalkan dan bahwa tautan benar-benar mendukung cerita
6. Periksa bias Anda
Kita semua memiliki bias, dan ini menjadi faktor dalam cara kita memandang apa yang terjadi di sekitar kita. Evaluasi bias Anda sendiri dan mengapa Anda mungkin tertarik pada tajuk atau cerita tertentu. Apa interpretasi Anda tentang itu? Mengapa Anda bereaksi seperti itu? Apakah itu menantang asumsi Anda atau memberi tahu Anda apa yang ingin Anda dengar? Apa yang Anda pelajari tentang diri Anda dari interpretasi atau reaksi Anda?
7. Beralih ke pemeriksa fakta
Jika ragu, konsultasikan dengan organisasi pemeriksa fakta tepercaya, seperti Jaringan Pemeriksa Fakta Internasional dan outlet berita global yang berfokus pada pembongkaran informasi yang salah.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement