Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berusaha mempersempit kesenjangan digital di masyarakat. Selain pembangunan infrastruktur digital, Kominfo juga meluncurkan modul literasi untuk mengurangi bahaya hoaks.
Hoaks memang menjadi masalah di seluruh dunia saat ini. Beragam cara dilakukan agar hoaks tak menyebar luas di masyarakat.
Baca Juga
Itu sebabnya Kominfo menilai kehadiran modul literasi digital memiliki peran yang sama krusialnya dengan membangun jaringan internet dari segi infrastruktur.
Advertisement
"Empat modul literasi digital yang diluncurkan Kominfo, Japelidi dan Siberkreasi dimaksudkan untuk membangun sistem imunitas masyarakat dari berbagai informasi yang tidak sehat, aman dan bermanfaat. Mengingat kecepatan penyebaran hoaks misalnya, melebihi kecepatan untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi," ujar Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kominfo RI Devie Rahmawati.
"Pada tahun 2024 mendatang, Kominfo akan memastikan minimal 50 juta masyarakat Indonesia telah teredukasi dan memiliki kecakapan digital melalui empat modul ini. Secara spesifik, tahun ini ditargetkan sebanyak 12,5 juta masyarakat menerima literasi digital," kata Devie menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement