Sukses

Ragam Hoaks Seputar Pandemi, dari Flu Spanyol Hingga Covid-19

Sejumlah hoaks mengkaitkan antara pandemi satu dengan yang lain, atau suasana terkait pandemi di masa lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 telah berlangsung lebih dari setahun. Sayangnya hoaks dan informasi palsu masih terus beredar di media sosial maupun aplikasi percakapan.

Salah satu yang kerap muncul adalah terkait pandemi itu sendiri. Sejumlah hoaks mengkaitkan antara pandemi satu dengan yang lain, atau suasana terkait pandemi di masa lalu.

Lalu apa saja hoaks terkait pandemi? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Pandemi Hadir Setiap 100 Tahun Sekali

Beredar di media sosial postingan terkait pandemi yang diklaim hadir setiap 100 tahun sekali. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya adalah bernama Kika Dulen. Dia mempostingnya di Facebook pada 1 Mei 2021.

Dalam unggahannya terdapat postingan dengan narasi sebagai berikut:

"Dyk?

1720: wabah besar Marseille

1820: pandemik chorella di Asia

1920: flu spanyol

2020: virus corona

Ada teori bahwa setiap 100 tahun pandemi terjadi."

Selain itu ada juga akun bernama Axire yang mengunggah postingan pada 20 Oktober 2020. Dalam postingannya terdapat narasi:

"1720: The Great Plague of Marseille

1820: The Cholera Pandemic in Asia

1920: Spanish Flu

2020: Coronavirus outbreak

There is a theory that every 100 years a Pandemic's happen."

Lalu benarkah pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali seperti dalam postingan? Simak dalam artikel berikut ini...

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Hoaks Lainnya

2. Cek Fakta: Tidak Benar Pandemi Flu Babi Tahun 2009 Lebih Bahaya daripada Covid-19

Beredar klaim yang menyebut bahwa pandemi virus corona covid-19 saat ini terlalu dibesarkan media. Klaim tersebut membandingkan efek virus corona covid-19 tidak sebesar virus H1N1 atau yang lebih dikenal sebagai flu babi.

Salah satu akun yang mempostingnya adalah Eric Grace. Dia mengunggahnya di Facebook Minggu (2/8/2020).

Dalam postingannya ada meme dengan narasi, "only 56 million cases to until we reach H1N1 (swine flu) cases from 2009!! Remind me again, how long were schools shut down for? What type of masks were popular back then?"

atau dalam bahasa Indonesia, "Hanya 56 juta kasus lagi untuk menyamai kasus H1N1 (flu babi) tahun 2009!! Ingatkan saya lagi, berapa lama sekolah ditutup, masker tipe apa yang populer saat itu?"

Selain itu ia juga mengunggahnya dengan tulisan:

"60.8 million cases 2009 to 2010 150,000 to 575,000 estimated deaths from the swine flu, you can look that up on the CDC website. 4.8 million cases of covid so far, if we keep that rate over the next 8 months well have making it a year, well have about 14.8 million cases."

Lalu benarkah flu babi lebih berbahaya ketimbang covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Beredar Foto-foto Suasana Saat Pandemi Flu Spanyol 1918, Benarkah?

Beberapa foto yang diklaim menggambarkan suasana saat pandemi flu spanyol 1918 beredar di media sosial. Foto-foto tersebut satu di antaranya diunggah akun Facebook Politik sosial sejarah konflik agama dan perkembangan jaman pada 6 Juni 2020 lalu.

Beberapa foto tersebut tampak menggambarkan kehidupan orang-orang saat pandemi flu spanyol. Ada foto yang memperlihatkan sepasang wanita mengenakan masker saat berjalan di trotoar. Tampak juga foto lainnya yakni sepasang wanita menggunakan plastik untuk menutupi kepala hingga badannya.

Akun Facebook Politik sosial sejarah konflik agama dan perkembangan jaman menambahkan narasi dalam konten yang diunggahnya.

"Pandemi Flu Spanyol

Jauh sebelum pandemi virus corona covid-19 melanda, telah terjadi pandemi flu Spanyol di tahun 1918. Setidaknya 50 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat flu Spanyol.

Shankhadeep Das, seorang fisioterapis yang bekerja di Birbhum Vivekananda Homoeopathic Medical College & Hospital, Sainthia, Bengal Barat, India membagikan foto-foto pandemi flu Spanyol.

Dalam unggahannya, Rabu (3/6/2020), Shankhadeep menunjukkan beberapa foto unik yang terjadi selama pandemi itu. Foto-foto itu mirip dengan situasi saat ini.

Pada saat itu, pemerintah dari berbagai negara juga belum tahu bagaimana mengobati flu Spanyol. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di antaranya dengan mengenakan masker, menghirup udara segar dan menyantap bubur hangat.Menariknya, beberapa orang dalam foto yang diunggah Shankhadeep terlihat memakai masker, penutup wajah atau badan dengan benda-benda yang unik.

Flu Spanyol yang melanda dunia pada 1918 cenderung menyerang orang yang berusia antara 20 dan 30 tahun. Justru, mereka yang usia produktif dan sistem kekebalan tubuh kuat menjadi korban. Pria juga lebih banyak yang menjadi korbannya.Pandemi flu Spanyol berlangsung selama dua tahun. Diperkirakan 40 sampai 50 juta orang meninggal antara tahun 1918 dan 1920 karena penyakit itu.

Dalam riset jurnalis BBC World Service Fernando Duarte, flu Spanyol tercatat menewaskan lebih banyak orang daripada Perang Dunia I.

Karantina wilayah menjadi hal yang efektif untuk mencegah penyebaran flu Spanyol saat itu.

Contohnya, pada bulan September 1918, kota-kota di AS mengorganisir pawai untuk mempromosikan obligasi perang. Dana hasil penjualannya dipakai untuk membantu perang yang sedang berlangsung.

Philadelphia tetap mengadakan pawai, padahal saat itu flu Spanyol sedang mewabah. Sementara kota St Louis memutuskan untuk membatalkan pawai.

Sebulan kemudian, lebih dari 10.000 orang meninggal dunia di Philadelphia. Tapi di kota St Louis warga yang meninggal di bawah angka 700 orang.

Perbedaan ini menjadi bahan studi kasus yang menyatakan langkah menjaga jarak sosial adalah sebuah strategi dalam mengatasi wabah.

Analisa pada beberapa kota AS di tahun 1918 memperlihatkan tingkat kematian yang lebih rendah pada tempat-tempat yang sejak dini melarang pertemuan umum, teater tertutup, sekolah dan gereja.Amerika sendiri, kehilangan hampir 700.000 warganya gara-gara pandemi ini.

Vaksin flu ini baru pertama kali beredar untuk umum di tahun 1940-an," tulis akun Facebook Politik sosial sejarah konflik agama dan perkembangan jaman."

Konten yang disebarkan akun Facebook Politik sosial sejarah konflik agama dan perkembangan jaman telah 8 kali dibagikan warganet.

Lalu benarkah foto-foto tersebut menggambarkan suasana saat pandemi flu Spanyol tahun 1918? Simak dalam artikel berikut ini...

3 dari 4 halaman

Hoaks Lainnya

4. Cek Fakta: Tidak Benar Kanada Sudah Bebas dari Pandemi Virus Corona Covid-19

Beredar postingan di Facebook terkait keadaan Kanada pada masa pandemi virus corona covid-19. Kabar itu ramai dibagikan di pengguna Facebook Filipina sejak akhir pekan kemarin.

Salah satu akun yang membagikannya adalah Mike Regalado Monterde. Dia mempostingnya pada Senin (10/8/2020) siang.

Dalam postingan tersebut berisi narasi sebagai berikut:

"CANADA is now Covid free! i hope philippines next, don't lose hope, GOD will heal!♡"

atau dalam Bahasa Indonesia:

"KANADA sekarang bebas Covid! Saya berharap Filipina berikutnya, jangan kehilangan harapan, TUHAN akan menyembuhkan!"

Lalu benarkah Kanada sudah terbebas dari pandemi virus corona Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.