Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 masih beredar di media sosial, hal ini menimbulkan beragam reaksi penerima informasi palsu tersebut.Â
Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19 yang beredar di media sosial, hasilnya klaim tersebut terbukti hoaks.
Baca Juga
Berikut hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Advertisement
1. Video Warga India Keroyok Polisi karena Frustrasi Terhadap Covid-19
Sebuah video yang diklaim warga India mengeroyok polisi karena frustrasi terhadap isu Covid-19 beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Alang Jagat pada 2 Mei 2021.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, sebuah mobil diserang oleh sejumlah warga. Seorang pria berseragam coklat mirip polisi setempat, tampak keluar dari dalam mobil.
Ketika itu, sejumlah warga langsung menyerang si polisi dengan tangan dan kayu. Tak lama kemudian si polisi lari dan dikejar warga. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan aksi kekesalan warga karena frustrasi terhadap isu Covid-19 di India.
"Boleh dicoba tuh 😂
#BreakingNews
India dengan cepat Tenggelam dalam anarki dan Kekacauan perkotaan
Di India Orang Yg frustasi dan marah sudah merasa muak
Mereka memukuli Polisi dan Tentara karena pembatasan koped dan penegakan prokes
.
Bentrokan ini telah meletus diSeluruh India Karena Pemerintah mencoba lockdown yang lebih diktator dan fasis
.
RAKYAT TELAH MENYADARI BAHWA RIBUAN ORANG MENINGGAL BUKAN KARENA COPED TETAPI KARENA KESALAHAN MENEJEMEN YANG DI SENGAJA dan KRIMINAL
DARI PEMERINTAH MODI
.
.
.
Tidak menutup kemungkinan itu bisa terjadi di Indonesia
Jika Sudah Berurusan Dengan Perut,, maka tidak Ada Satupun Yang di Takuti
.
Rakyat Bisa Bergerak Melawan dengan Lebih Beringas ...
.
.
.
#Covepidiot
#bullshit," tulis akun Facebook Alang Jagat.
Konten yang disebarkan akun Facebook Alang Jagat telah 602 kali ditonton dan mendapat 7 komentar warganet.
Benarkah dalam video tersebut warga India mengeroyok polisi karena frustrasi terhadap isu Covid-19? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video yang diklaim warga India mengeroyok polisi karena frustrasi terhadap isu Covid-19 ternyata tidak benar. Faktanya video tersebut tidak terkait Covid-19. Video polisi dikeroyok itu merupakan peristiwa protes atas tewasnya seorang pemuda di blok Tihidi di distrik Bhadrak Odisha, India pada Januari 2021.
Â
2. Covid-19 adalah Bakteri yang Terpapar Radiasi
Klaim tentang Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi beredar di media sosial. Klaim tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada 5 April 2021.
Pesan berantai tersebut berisi narasi bahwa Rusia adalah negara pertama yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban Covid-19. Hasilnya ditemukan bahwa Covid-19 bukan merupakan virus tetapi bakteri yang terpapar radiasi.
Berikut narasinya:
Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19. Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.
Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.
Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.
Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.
Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, "Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.
Tablet antibiotik
Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).
Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.
Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.
Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.
Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia
Benarkah Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi ternyata tidak benar. Faktanya Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan. Covid-19 menyebar terutama melalui tetesan air liur atau cairan dari hidung saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Â
3. Vaksin Covid-19 Pfizer Bakal Ditambah Chip Microsoft untuk Kurangi Gejala
 Beredar di media sosial postingan terkait vaksin covid-19 buatan Pfizer akan diupgrade dengan memasangkan chip dari Microsoft untuk mengurangi gejala. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Karon LeMay Holley. Dia mengunggahnya di Facebook pada 25 April 2021.
Dalam postingannya terdapat potongan judul artikel berita "Pfizer Announces COVID-19 Vaccine Upgrade, Now Includes Microsoft Chip For Reduced Symptoms".
Atau dalam Bahasa Indonesia "Pfizer Mengumumkan Peningkatan Vaksin COVID-19, Sekarang Termasuk Chip Microsoft Untuk Mengurangi Gejala"
Lalu benarkah vaksin covid-19 buatan Pfizer akan diupgrade dengan memasangkan chip dari Microsoft untuk mengurangi gejala? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan Pfizer akan diupgrade dengan memasangkan chip dari Microsoft untuk mengurangi gejala adalah hoaks.
 Â
Â
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement