Liputan6.com, Jakarta - Beredar melalui aplikasi percakapan pesan berantai terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.
Dalam pesan berantai disebutkan tes mandiri covid-19 dilakukan hanya dengan menahan napas. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:
"AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS
Advertisement
Oleh : DR. Berlian Siagian.
Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.
Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan.
Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !
Perhatikan cara berikut ini :
Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !
Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi deandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !
Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda. Salam sehat ! ini sangat bermanfaat"
Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas?
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan meminta penjelasan dari dr RA Adaninggar, SpPD. Ia menyebut tes mandiri covid-19 dengan menahan napas adalah tidak benar.
"Ada tidaknya fibrosis paru tidak bisa menunjukkan infeksi virus karena penyebab fibrosis paru adalah keradangan yang bisa disebabkan oleh apapun termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi jamur, autoimun, bahan kimia dan lain-lain," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi , Kamis (27/5/2021).
"Fibrosis paru itu artinya kondisi paru sudah sempat radang dan kemudian menyembuh meninggalkan bekas/scar. Gejala utamanya mudah sesak bila beraktivitas, tidak ada hubungannya dengan menahan napas lalu batuk," katanya menambahkan.
Ia juga menyebut saat ini standar untuk memeriksa orang yang diduga terinfeksi covid-19 adalah dengan swab PCR atau swab antigen.
"Panduan dari WHO sejauh ini gold standard untuk pemeriksaan covid-19 adalah swab PCR. Selain itu ada juga swab antigen untuk mengakses daerah yang sulit terjangkau laboratorium PCR," katanya menambahkan.
Terkait panduan dari Kementerian Kesehatan untuk pemeriksaan pasien covid-19 bisa dilihat di link berikut ini...
Terkait penggunaan swab antigen untuk diagnosa bisa dilihat di sini....
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi dr.Muhamad Fajri Adda'i. Ia menjelaskan minum air putih hangat tidak bisa membunuh virus corona covid-19.
"Minum air putih memang bagus untuk tubuh. Tetapi jika dikatakan bisa membunuh virus corona covid-19 itu sangat ngawur," ujar dr. Fajri saat dihubungi, Kamis (27/5/2021).
"Virus itu masuk menyerang saluran pernafasan, jadi tidak bisa hanya dengan meminum air putih. Klaim dalam postingan itu hoaks," katanya menambahkan.
Cek Fakta Liputan6.com pernah menulis hoaks terkait tes tahan napas pada artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Video Tes Menahan Napas Bisa Membantu Analisa Covid-19" yang tayang 9 September 2020. Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari WHO.
"Tampaknya ini adalah aplikasi sederhana yang mengukur waktu dan bukan aliran pernapasan. Orang dengan penyakit paru-paru (dari merokok, polusi, asma, atau infeksi paru, termasuk tetapi tentu saja tidak terbatas pada covid-19) akan lebih sulit melakukannya," bunyi pernyataan WHO melalui email kepada AFP Fact Check dilansir Liputan6.com.
"Sebetulnya video itu tidak berbahaya namun sama sekali tidak informatif. Apalagi jika diklaim bisa mengetahui fungsi paru-paru kita."
Dalam artikel tersebut, AFP Fact Check juga meminta penjelasan dari dr Peter Waweru seorang pulmonologis dari Kenya.
"Pernapasan tidak dapat digunakan untuk menguji covid-19. Paru-paru dapat mengalami banyak infeksi dan tes pernapasan tidak cukup untuk menentukan apakah seseorang mengidap covid-19 atau tidak," ujar dr Peter.
"Banyak juga orang yang paru-parunya belum terserang virus namun sudah positif covid-19," katanya menambahkan.
Anda bisa membaca artikel selengkapnya di sini....
Sumber:
https://www.who.int/indonesia/news/detail/17-03-2021-who-provides-one-million-antigen- detecting-rapid-diagnostic-test-kits-to-accelerate-covid-19-testing-in-indonesia
https://www.who.int/westernpacific/emergencies/covid-19/information/covid-19-testing
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210210/2036953/rapid-diagnostic-test- antigen-resmi-digunakan-untuk-penyelidikan-epidemiologi/
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID- 19__27_Maret2020_TTD1.pdf
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4351530/cek-fakta-tidak-benar-video-tes-menahan- napas-bisa-membantu-analisa-covid-19
https://factcheck.afp.com/experts-dismiss-claim-holding-your-breath-helps-test-covid-19
Advertisement
Kesimpulan
Pesan berantai yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement