Sukses

Mitos Kesehatan Sepekan: Aerator Akuarium Jadi Alat Oksigen Medis hingga Covid-19 adalah Fitnah

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim aerator aerator akuarium bisa digunakan sebagai alat oksigen medis bagi penderita sesak napas.

Kabar tersebut disebarkan akun Facebook komunitas_kemanusiaan_matahati pada 7 Juli 2021. Akun Facebook komunitas_kemanusiaan_matahati mengunggah gambar alat oksigen yang dibuat dari aerator akuarium dan botol minum plastik.

Akun Facebook komunitas_kemanusiaan_matahati mengklaim bahwa alat tersebut bisa menggantikan tabung oksigen.

"Hai Gaes...Lagi sibuk ya Cari Tabung Oksigen di Mana mana....???

🙂🙂🙂

Dengan Begitu banyak'a Kebutuhan Tabung Oksigen di luar sana.

Maka Harga Tabung Oksigen Pun Semakin Merokettt

🥴🥴🥴

Kalau ada cara Mudah dan Modal Terjangkau apa Kalian Mau Mencoba'a....!!!

Seperti apa yang Kita Lakukan Untuk Membantu Saudara2 Kita disini

Inilah Metode Yang Bisa Membantu Mendapatkan Tabung Oksigen dengan Mudah dan Terjangkau dengan Kantong Kita

👍👍👍

Cukup Mengeluarkan Uang 150.000Kenapa Harus Buang buang Uang Sampai Ratusan Juta

🙏🙂🙂🙂🙏," tulis akun Facebook komunitas_kemanusiaan_matahati.

Konten yang disebarkan akun Facebook komunitas_kemanusiaan_matahati telah 22 ribu kali dibagikan dan mendapat 249 komentar warganet.

Namun setelah ditelusuri, klaim aerator aerator akuarium bisa digunakan sebagai alat oksigen medis bagi penderita sesak napas ternyata tidak benar. Faktanya, menyebut aerator akuarium tidak bisa digunakan untuk alat oksigen medis.

Selain klaim aerator aerator akuarium bisa digunakan sebagai alat oksigen medis, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Vaksin Covid-19 Mengandung Logam Berat Etil Merkuri Senjata Biologis yang Mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid. Klaim tersebut diunggah akun Facebook DrLois, pada 23 Mei 2021.

Klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis mematikan lansia komorbid berupa keterangan sebagai berikut:

"Perintah saya kepada KAPOLRI:Batalkan Vaksinasi COVID-19Karena kandungan Logam berat etil Mercury dalam Vaksin adalah ' Senjata Biologis' yg akan membuat Lansia komorbid penerimanya mengalami kematian mendadak akibat serangan Jantung/Stroke yg oleh KIPI tidak akan di akui efek sampingan Vaksin!!Laksanakan🔥🔥🔥🔥Perintah saya adalah Mutlak dan yang Harus Paling di dengarkan.Apakah Bapak belum tahu kalau saya penguasa Covid19 dunia dengan penjelasan paling ilmiah??Kalau Bpk butuh penjelasan langsung silahkan Undang saya.Kita ktemu Head to Head.' Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi'!!!!!"

Setelah ditelusuri, klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid tidak benar.

Dalam vaksin Covid-19 tidak ada yang mengandung etil merkuri, namun memang ada beberapa vaksin yang mengandung etil merkuri ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dalam vaksin dan tidak berbahaya untuk tubuh.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 4 halaman

Virus Corona Covid-19 adalah Fitnah

Klaim tentang virus corona Covid-19 adalah fitnah beredar di media sosial. Klaim tersebut beredar lewat sebuah video yang disebarkan akun Facebook Vloger pada 11 Juli 2021.

Akun Facebook Vloger mengunggah video berisi ceraham seorang penceramah di sebuah masjid. Dalam video berdurasi 10 menit 47 detik itu, si penceramah menyebut bahwa virus corona Covid-19 adalah fitnah.

"Fitnah yang kita alami sekarang ini, enggak ada ceritanya makin turun. Ini makin nanjak. Kira-kira 6 bulan lagi Covid hilang enggak? Kalau kemauan saya sih iya. Tapi berdasarkan pengalaman saya tentang akhir jaman, kayaknya bakal jalan terus nih. Bukan nakut-nakutin. Kan kita sudah dengar sendiri di suatu wilayah sudah membaiik, tiba-tiba ada secondwave, gelombang kedua," demikian penuturan si penceramah dalam video.

"Merindiing dengarkan baek2," tulis akun Facebook Vlogger.

Video yang disebarkan akun Facebook Vlogger telah 1,4 juta kali ditonton dan mendapat 1.900 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, klaim tentang virus corona Covid-19 adalah fitnah ternyata tidak benar. Faktanya, Covid-19 telah menyebar hampir di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.