Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Warga Ditusuk Pulpen hingga Buta oleh Petugas Jaga di Pos Penyekatan PPKM

Beredar video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah akun Facebook El Shaarawy pada 18 Juli 2021.

Dalam video berdurasi 1 menit itu, terlihat seorang pria tengah berada di sebuah jalanan. Bagian wajah dari pria itu tampak berdarah. Ia mengaku, matanya buta ditusuk petugas saat berada di pos penyekatan PPKM.

"Baik pak, ini proses penyekatan di solok. Kebetulan saya baru mutar, melihat truk kita yang terbalik di sana. Saya mau balik ke Padang, ditanya sama siapa melapor karena begitu banyak petugasnya. Akhirnya saya didorong pak, saya pegang pena, tertusuk lah mata saya, sudah buta pak. Mata saya sudah buta ditusuk sama pena," demikian pengakuan dari pria tersebut.

"Astaghfirullah...

Aparat biad*b,, mata warga ditusuk pake pulpen

Gara2 aturan PPKM

Sampai Sekejam Ini

😡😡😡," tulis akun Facebook El Shaarawy.

Video yang disebarkan akun Facebook El Shaarawy telah 135 kali ditonton dan mendapat 15 komentar warganet.

Benarkah dalam video itu seorang pria ditusuk petugas hingga buta di pos penyekatan PPKM? Berikut penelusurannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM.

Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pria matanya buta ditusuk petugas di pos penyekatan ppkm" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut.

Satu di antaranya artikel berjudul "Kronologi Video Warga Mengaku Mata Tertusuk di Posko PPKM Padang-Solok, Petugas: Luka di Pelipis" yang dimuat situs padang.tribunnews.com pada 18 Juli 2021.

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kronologi kejadian viral adanya bagian mata seorang warga berdarah di pos penyekatan Padang - Solok, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Warga tersebut bernama Awalluddin Rao. Kapolsek Lubuk Kilangan, AKP Lija Nesmon, mengatakan mata korban tidak buta dan hanya pelipisnya luka.

"Tidak ada buta matanya (korban), pelipisnya yang luka. Karena saya sendiri yang mengantarkannya ke rumah sakit. Saya bawa ke Klinik Semen Padang dan saya bayarkan," kata AKP Lija Nesmon, Minggu (18/7/2021).

Kata dia, saat berada di rumah sakit sudah baik-baik saja dan Awalluddin Aro juga berterima kasih kepada kepolisian.

"Saat di rumah sakit sudah baik-baik, sudah bersalaman. Ia juga berterima kasih dan mengatakan tidak akan memperpanjang masalah ini. Pada hari Jumat (16/7/2021) masih aman dan pada Sabtu (17/7/2021) sudah viral di sosmed," katanya.

"Jadi, videonya itu banyak hoaks. Katanya, matanya buta akibat ditusuk, coba bayangkan. Kok kejam sekali petugas di lapangan. Ditusuk dan tertusuk itu beda, padahal pena itu ia yang memegang," katanya.

Ia menjelaskan, Awallluddin Rao tidak ada datang dari dalam Kota Padang dan datang dari luar untuk masuk ke Kota Padang.

Ia juga menyebutkan, kalau Awalludin Rao ada mengatakan pergi melihat mobilnya jatuh, tapi tidak ada mobil jatuh.

"Ada juga video klarifikasi kalau dia mengantarkan uang ke arah atas (Solok), tapi saya tidak tahu di mananya. Sebenarnya dia dari luar kota, ditanyalah sama anggota terkait syarat masuk ke Kota Padang," katanya.

AKP Lija Nesmon mengatakan, kalau lelaki itu tidak dapat memperlihatkan syarat dan berkata kalau dirinya warga Kota Padang.

Selanjutnya, kata dia, petugas meminta identitas dirinya seperti KTP dan tidak diperlihatkan kepada petugas.

"Setelah ribut-ribut, saya datangi untuk menanyakan apa yang terjadi. Ia menjelaskan kalau datang dari bawah (Kota Padang) menuju ke atas (Solok). Katanya sudah minta izin sama petugas, saya tanyakan kepada petugas yang mana minta izin," katanya.

Kejadian itu, kata dia, sebelum video yang viral dan kembali ditanyakan terkait identitasnya.

"Semua anggota masih ada di lokasi, malam itu ada Dishub, TNI, Satpol PP, BPBD, pihak kecamatan Lubuk Kilangan, dan Lurah Bandar Buat," katanya.

AKP Lija Nesmon menyebutkan, kalau warga tersebut tidak dapat menunjukkan kepada siapa meminta izin sebelumnya.

"Saya katakan tidak usah ribut-ribut di sini. Akhirnya saya pegang punggungnya saat berada di sampingnya sambil mengatakan tidak usah ribut-ribut dan mengajaknya ke mobil untuk kembali putar ke atas (Solok)," katanya.

AKP Lija Nesmon menyebutkan kalau itu sudah ketentuan dan barulah warga tersebut mengatakan kalau dirinya mantan Wakil DPRD Tapanuli Tengah.

"Dikatakan kalau saya mendorong dia. Saya katakan saya tidak mendorong. Namun, saya rangkul dia. Selanjutnya, dia tidak terima dan sempat mendorong saya. Selanjutnya saya pergi ke belakang mobil," katanya.

"Semua anggota masih ada di lokasi, malam itu ada Dishub, TNI, Satpol PP, BPBD, pihak kecamatan Lubuk Kilangan, dan Lurah Bandar Buat," katanya.

AKP Lija Nesmon menyebutkan, kalau warga tersebut tidak dapat menunjukkan kepada siapa meminta izin sebelumnya.

"Saya katakan tidak usah ribut-ribut di sini. Akhirnya saya pegang punggungnya saat berada di sampingnya sambil mengatakan tidak usah ribut-ribut dan mengajaknya ke mobil untuk kembali putar ke atas (Solok)," katanya.

AKP Lija Nesmon menyebutkan kalau itu sudah ketentuan dan barulah warga tersebut mengatakan kalau dirinya mantan Wakil DPRD Tapanuli Tengah.

"Dikatakan kalau saya mendorong dia. Saya katakan saya tidak mendorong. Namun, saya rangkul dia. Selanjutnya, dia tidak terima dan sempat mendorong saya. Selanjutnya saya pergi ke belakang mobil," katanya.

"Kami sudah telusuri mobil truknya yang jatuh, juga tidak ada ditemukan. Ia malam itu mengendarai mobil Avanza warna putih dan di sampingnya ada karyawan entah keponakannya," katanya.

"Karena setiap orang yang masuk ke Kota Padang ini kita temukan berbagai alasannya. Ada yang mengatakan kalau keluarga sakit dan sebagainya. Lalu kami minta buktinya. Setelah memperlihatkan bukti, akhirnya kami berikan lewat," katanya.

Ia menjelaskan, untuk masyarakat yang tidak dapat menunjukkan keperluannya untuk masuk ke Kota Padang diminta kembali.

Terpisah, Lurah Bandar Buat, Sri Utari mengatakan kalau mata Awalludin Rao tidaklah buta dan hanya mengenai pelipis matanya.

"Dia dari atas (Solok), cuma mengakunya sudah ada meminta izin. Padahal masyarakat yang keluar tidak ada diberhentikan. Lalu ditanyakan siapa petugasnya untuk meminta izin, tapi tidak tidak ingat," katanya.

Sri Utari mengatakan, karena tidak ada kelengkapan syarat masuk ke Kota Padang sehingga diminta kembali.

"Namun dia tidak mau dan tetap ngotot untuk masuk. Akhirnya diminta putar balik oleh Kapolsek Luki, dan dikejarnya Kapolsek Luki," katanya.

Ia menjelaskan, warga tersebut bersikeras untuk masuk dan mencari jalan untuk masuk ke Kota Padang.

"Saat itu kami dalam monitoring pos penyekatan, untuk pena itu adalah pena dirinya. Saya tidak melihat jelas bagaimana sampai berdarah, tapi pena dia yang pegang," katanya.

Sri Utari mendengar warga tersebut mengatakan matanya buta tapi bisa melihat dan mengejar petugas di lokasi.

"Tidak matanya yang kena, tapi pelipisnya. Ini masih bisa mengambil HP dan sempat menampar orang yang ada di dalam mobilnya," katanya.

Dikatakannya, korban sampai mengambil video dan videonya viral akhirnya.

Liputan6.com juga menemukan artikel yang menjelaskan bahwa kasus tersebut telah diselidiki pihak kepolisian. Adalah artikel berjudul "Polisi Usut Video Warga Dicolok Petugas PPKM Sampai Buta" yang dimuat situs cnnindonesia.com pada 19 Juli 2021.

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian menyelidiki kasus penyebaran video mantan anggota DPRD Tapanuli Tengah, Sumatera Barat, Awaluddin Rao, yang mengaku matanya buta karena ditusuk petugas penyekatan PPKM darurat di Kota Padang.

"Kita masih selidiki kasus penyebaran video yang diduga berisikan berita bohong," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu, di Padang Senin.

Menurut dia, kasus itu merugikan petugas PPKM darurat yang bekerja di lapangan untuk membatasi masyarakat yang masuk Kota Padang.

"Video yang beredar itu seolah-olah petugas melakukan tindakan yang salah," kata dia.

Ia mengatakan penyebar video itu bisa dijerat Pasal 28 Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman enam tahun penjara

Kapolsek Lubuk Kilangan AKP Lija Nesmon Sektor Lubuk Kilangan (Luki) Kota Padang telah menepis tuduhan bertindak represif terhadap seorang laki-laki di pos penyekatan wilayah Lubuk Paraku, pada Jumat (16/7) pagi.

Peristiwa itu menjadi perhatian publik setelah video laki-laki dengan muka berdarah dan mengaku telah "buta" viral di media sosial pada Sabtu (18/7). Belakangan diketahui yang bersangkutan adalah mantan legislator bernama Awaludin Rao.

"Tidak benar ada tindakan represif dalam kejadian itu, kami menyayangkan video yang viral seolah-olah kami telah melakukan tindakan (represif)," kata.Video tersebut tidak menayangkan kejadian secara utuh sehingga menimbulkan pengertian yang keliru di tengah masyarakat.

Lija Nesmon menceritakan kejadian itu berawal ketika sang pengemudi hendak masuk ke Kota Padang via Pos Penyekatan Lubuak Paraku pada Jumat (16/7) pagi sekitar pukul 02.30 WIB.

Kendaraan tersebut kemudian dihentikan oleh petugas untuk memeriksa dokumen pengemudi sebagaimana syarat untuk bisa masuk Kota Padang dalam masa PPKM darurat.

Syarat tersebut berupa surat keterangan vaksin atau hasil tes PCR atau antigen yang menyatakan bebas Covid-19.

Namun, ia bersama rekannya tidak bisa menunjukkan persyaratan tersebut sehingga diminta putar balik oleh petugas layaknya kendaraan lain yang tidak memenuhi persyaratan.

"Saat diminta putar balik itulah pengemudi ini tidak terima, protes, dan mulai memprovokasi petugas, padahal kami hanya menjalankan tugas sesuai aturan dan ketentuan," kata dia.

 

Referensi:

https://padang.tribunnews.com/2021/07/18/kronologi-video-warga-mengaku-mata-tertusuk-di-posko-ppkm-padang-solok-petugas-luka-di-pelipis

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210719141228-12-669552/polisi-usut-video-warga-dicolok-petugas-ppkm-sampai-buta

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM ternyata tidak benar. Faktanya, pria tersebut tidak ditusuk dengan pulpen oleh petugas dan tidak mengalami kebutaan.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.