Sukses

Video Hoaks Sepekan: Salat Idul Adha Terbesar hingga Jual Beli Hasil Swab Palsu di dalam Bus

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.

Satu di antaranya video yang diklaim pelaksanaan salat Idul Adha terbesar pada 2021. Video tersebut disebarkan akun Facebook Info Berita Terkini, pada 21 Juli 2021.

Unggahan klaim video umat muslim Amerika Serikat Salat Idul Adha terbesar pada 2021 tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Umat muslim Amerika Gelar shalat idul Adha terbesar tahun ini"

Video yang diunggah menampilkan video siaran berita stasiun televisi dibawakan oleh dua pembawa berita, seorang pembawa berita lelaki membuka siaran berita tersebut berikut narasinya:

Umat muslim Amerika Serikat menggelar Salat Ied terbesar dalam perayaan Idul Adha di New Jersey Amerika Serikat"

Kemudia pembawa berita perempuan menimpalinya dengan narasi sebagai berikut:

"Sekitar 100 ribu jemaah menghadiri Salat Ied tersebut dan reportet TvOne Yandri Subekti ikut dalam pelaksanaan Salat Ied terbedar di Amerika Serikat tersebut."

Kemudian video menampilkan perjalanan menuju bangunan berbentu bundar yang terdapat sejumlah orang lelaki dan perempuan.

Pada tayangan tersebut terdapat tulisan sebagai berikut: "LIPUTAN KHUSUS REPORTER TvOne. NEW JERSEY. ASIDUL ADHA DI AMERIKA SERIKAT"

Namun setelah ditelusuri, klaim video umat muslim Amerika Serikat Salat Idul Adha terbesar pada 2021 tidak benar.

Video Salat Idul Adha terbesar diselenggarakan di New Jersey, Amerika Serikat tersebut terjadi pada 2019 bukan 2021.

Selain video yang diklaim pelaksanaan salat Idul Adha terbesar pada 2021, terdapat video hoaks lainnya yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Video Penyebaran Racun di Udara

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video penyebaran diracun di udara. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Anto Kamplengback, pada 20 Juli 2021.

Klaim yang diunggah berupa dua video, dan satu tangkapan layar artikel. Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Jangan heran jika belakangan ini banyak orang yang sakit, karena udara sengaja sedang diracun

#RezimLaknat"

Video yang pertama adalah siaran berita Metro Tv, dalam video tersebut menampilkan peswat yang mengeluarkan cairan dari bagian belakang.

Berikut transkrip narasi pembawa berita dalam video tersebut:

"TNI Angkatan Laut menyemprot cairan disinfectan di wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya dengan menggunakan pesawat terbang, kegiatan ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19.

Empat petugas dilibatakan menyemprotkan cairan disinfektan dengan pesawar wilayah yang menjadi sasaran penyemprotan adalah sejumlah kecamatan di Bangkalan, wilayah tersebut saat ini berada di zona merah karena pasien covid-19 lonjakan tajam. Sementara wilayah Kota Surabaya yang disemprot difokuskan pada gedung pemerintahan serta pusat penanganan pasien Covid-19. Di antaranya Gedung Graha Grahadi, Jalan Pahlawan dan Indra Pura, serta Rumah Sakit dr Sutomo dan Asrama Haji"

Video berikutnya menampilkan garis putih menyerupai awan di langit.

Selain video, unggahan tersebut juga menampilkan tangkapan layar artikel berjudul "BUKTI Bahwa COVID-19 Disemburkan Chemtrails".

Setelah ditelusuri, klaim video penyebaran diracun di udara tidak benar. Video yang dijadikan bahan klaim tersebut tidak terbukti melakukan penyebaran racun di udara.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

3 dari 4 halaman

Bisnis Hasil Swab Palsu di dalam Bus

Sebuah video yang diklaim adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya disebarkan akun Facebook Meinanda Azalia pada 26 Juli 2021.

Akun Facebook Meinanda Azalia mengungah video berisi seorang petugas yang tengah membagikan hasil swab ke sejumlah penumpang di dalam bus.

"Bayar berapa itu bu?" tanya si perekam video.

"Rp 90 (ribu) pak," jawab si petugas.

Akun Facebook Meinanda Azalia kemudian mengaitkan video tersebut dengan kabar jual beli hasil swab palsu di dalam bus.

"Ibu Ini Sedang Jual Hasil Swab?Harga 90rb Untuk 24 Jam

Kondisi ada di dlm tol jd penumpang mau gak mau, suka tdk suka ya belilah

Mau turun ditol bagaimana ? Ini yg bikinIndonesia kacau balau gak rampung2 covidnya tanpa swab bisa naik bis ke luar kota, saling tular menular tanpa henti.

Hebat! Hebat! Hebat! Hebaaattt mereka mencari keuntungan utk diri sendiri...tdk peduli sikon pandemi negara... Ternyata semua jd ladang bisnis berkedok covid... mbaknya bilang tidak ikhlas gambarnya di viralkan.

Saya sebagai rakyat juga sama, tidak ikhlas melihat bisnis hasil swab palsu ini.😭," tulis akun Facebook Meinanda Azalia.

Video yang disebarkan akun Facebook Meinanda Azalia telah 2.500 kali ditayangkan dan mendapat 52 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, video yang diklaim adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus ternyata tidak benar.

Faktanya, dalam video itu tidak ada indikasi jual beli hasil swab palsu. Peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam video yang viral tersebut.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.