Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 tak kunjung mereda, bahkan informasi palsu tentang penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2 tersebut semakin bervariasi.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian informasi terbukti hoaks.
Baca Juga
Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 dalam sepekan:
Advertisement
1. Covid-19 Singkatan dari Certification of Vaccination Identification Artificial Intelligence
Beredar kembali postingan terkait kepanjangan dari nama covid-19. Postingan itu ramai dibagikan beberapa waktu lalu.
Salah satu akun yang mempostingnya adalah akun bernama Mike Mike. Dia mengunggahnya di Facebook pada 12 Mei 2021.
Dalam postingannya terdapat gambar dengan tulisan:
"The new world order loves hiding in plain sight. Can you decode the message? Covid-19
One step closer to control humanity"
atau dalam bahasa Indonesia
"Tatanan dunia baru suka bersembunyi di depan mata. Bisakah Anda memecahkan kode pesannya? Covid-19
Satu langkah lebih dekat untuk mengendalikan kemanusiaan"
Selain itu ia juga menambahkan narasi:
"Certification of vaccination identification 1=A 9=i.... Ai = Artificial Intelligence. Pretty basic brake down"
Lalu benarkah postingan yang menyebut covid-19 singkatan dari "Certification of vaccination identification 1=A 9=i.... Ai = Artificial Intelligence"? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang menyebut covid-19 singkatan dari "Certification of vaccination identification 1=A 9=i.... Ai = Artificial Intelligence" adalah hoaks. Covid merupakan singkatan dari Corona Virus disease.
2. Bank Dunia Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir pada Maret 2025
Sebuah dokumen Bank Dunia berisi prediksi berakhirnya pandemi Covid-19 pada Maret 2025 beredar di media sosial. Dokumen tersebut disebarkan akun Facebook Yulizar Tohar pada 5 Agustus 2021.
Akun Facebook Yulizar Tohar mengungah gambar tangkapan layar sebuah dokumen yang diklaim berasal dari Bank Dunia. Dokumen itu juga diklaim berisi berakhirnya pandemi Covid-19 pada Maret 2025.
"*Dokumen Bank Dunia Tunjukkan Covid Akan Berakhir Maret 2025*
️Jadi ada alasan mengapa negara-negara memesan booster vaksin pada tahun 2024.Entah orang memberontak atau perang melawan jiwa manusia berlanjut hingga 2025.https://documents1.worldbank.org/.../World-COVID-19..." tulis akun Facebook Yulizar Tohar.
Konten yang disebarkan akun Facebook Yulizar Tohar telah 14 kali dilihat dan mendapat 2 komentar warganet.
Benarkah Bank Dunia memprediksi pandemi Covid-19 berakhir pada Maret 2025? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar tentang dokumen Bank Dunia yang berisi berakhirnya pandemi Covid-19 pada Maret 2025 ternyata tidak benar. Faktanya, dokumen dari Bank Dunia itu bukan berisi prediksi berakhirnya pandemi Covid-19 pada Maret 2025.
3. Video Menkes Mengungkap Barcode pada Vaksin
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Ita Muraya, pada 2 Agustis 2021.
Unggahan klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin, berupa video yang menayangkan Budi Guniadi Sadikin sedang berbicara.
Berikut transkrip pembicaraan Budi Guniadi Sadikin dalam video tersebut:
"Di setiap titik di setiap lokasi di mana interaksi manusia tinggi akan terjadi itu akan membantu kita menerapkan protokol kesehatan dengan baik, yang saya harapkan nantinya aplikasi peduli lindungi ini yang juga dipakai sebagai dasar aplikasi vaksinasi bisa mendeteksi.
Kalau saya Budi Sadikin datang ke restoran Xi Jin di misalnya di Denpasar kita tap barcodenya nanti restoran itu akan tau oh Budi Sadikin ini sudah divaksin, kalau Budi Divaksin sudah divaksin dengan keluarganya dia satu meja boleh berempat dan boleh bukan masker semua, jadi nanti langsung diarahkan ke satu meja boleh buka masker satu meja berempat.
Kalau datang misalnya ada orang lain namanya si Tomi datang ke Xi Jin Denpasar dia scan ternayta bilang bahwa orang ini belum divaksin, maka dia diarahkan ke satu meja di mana berbeda dengan meja lain lebih terisolasi dia tetap pakai masker kecual saat makan, dengan demikian kita bisa atur protokol"
Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"JADI BENER YAA ADA MICRO CHIP NYA....?? 😬
MULAI TERBUKA SEMUA, KEMANA-MANA CUKUP BARCODE VAKSIN 😔😔😔https://t.co/FPbVFk09ZW"
Benarkah klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin tidak benar.
Barcode yang dimaksud dalam video tersebut adalah barcode pada aplikasi Peduli Lindung yang diluncurkan Kementerian Kesehatan bukan pada vaksin.
4. Penyanyi Iis Dahlia Ditangkap karena Jual Surat Swab Antigen dan PCR Palsu
Kabar tentang penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Rafii pada 28 Juli 2021.
Akun Facebook Rafii mengunggah artikel berjudul "Iis Dahlia Ditangkap Usai Jual Surat Swab Antigen Serta PCR Palsu, Terancam 6 Tahun Penjara" yang dimuat situs dramaindo.ga.
Artikel tersebut memuat foto penyanyi Iis Dahlia. Sedangkan akun Facebook Rafii menambahkan narasi dalam konten yang disebarkannya itu.
"Seleb sekarang kekurangan uang," tulis akun Facebook Rafii.
Konten yang disebarkan akun Facebook Rafii telah 8 kali dibagikan dan mendapat 8 komentar warganet.
Benarkah penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu? Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar tentang penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu ternyata tidak benar.
Faktanya, yang ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu bukan penyanyi Iis Dahlia. Melainkan warga Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan artis Iis Dahlia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement