Liputan6.com, Jakarta - Banyak hoaks terkait vaksin covid-19 yang beredar saat ini. Hoaks beredar melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.
Lalu apa saja hoaks terkait vaksin covid-19 terbaru? Berikut beberapa di antaranya:
1. Cek Fakta: Tidak Benar Turki Pesan Vaksin Nusantara 5,2 Juta Dosis
Advertisement
Beredar di media sosial postingan yang menyebut Turki akan memesan 5,2 juta dosis Vaksin Nusantara. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir pekan kemarin.
Salah satunya ada akun yang membagikannya di Facebook. Dia mempostingnya pada 25 Agustus 2021.
Dalam postingannya terdapat potongan artikel berjudul "Turki Mau Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara"
Selain itu ada juga akun lain yang mengunggah postingan berita serupa pada 25 Agustus 2021. Namun akun tersebut menambahkan narasi:
"Turki Pesan 5,2 Juta Vaksin Nusantara Gagasan dr. Terawan, Mantan Menkes RI.
Sementara Indonesia bekerjasama dgn China akan membangun Pabrik pembuatan Vaksin April 2022.
Yaa Allah...Ngenes amat punya presiden kek gini"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Turki akan memesan 5,2 juta dosis Vaksin Nusantara? Simak dalam artikel berikut ini...
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hoaks Selanjutnya
2. Cek Fakta: Tidak Benar Menkes dalam Video Ini Mengungkap Barcode pada Vaksin
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Ita Muraya, pada 2 Agustis 2021.
Unggahan klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin, berupa video yang menayangkan Budi Guniadi Sadikin sedang berbicara.
Berikut transkrip pembicaraan Budi Guniadi Sadikin dalam video tersebut:
"Di setiap titik di setiap lokasi di mana interaksi manusia tinggi akan terjadi itu akan membantu kita menerapkan protokol kesehatan dengan baik, yang saya harapkan nantinya aplikasi peduli lindungi ini yang juga dipakai sebagai dasar aplikasi vaksinasi bisa mendeteksi.
Kalau saya Budi Sadikin datang ke restoran Xi Jin di misalnya di Denpasar kita tap barcodenya nanti restoran itu akan tau oh Budi Sadikin ini sudah divaksin, kalau Budi Divaksin sudah divaksin dengan keluarganya dia satu meja boleh berempat dan boleh bukan masker semua, jadi nanti langsung diarahkan ke satu meja boleh buka masker satu meja berempat.
Kalau datang misalnya ada orang lain namanya si Tomi datang ke Xi Jin Denpasar dia scan ternayta bilang bahwa orang ini belum divaksin, maka dia diarahkan ke satu meja di mana berbeda dengan meja lain lebih terisolasi dia tetap pakai masker kecual saat makan, dengan demikian kita bisa atur protokol"
Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"JADI BENER YAA ADA MICRO CHIP NYA....?? 😬
MULAI TERBUKA SEMUA, KEMANA-MANA CUKUP BARCODE VAKSIN 😔😔😔https://t.co/FPbVFk09ZW"
Benarkah klaim video Menteri Kesehatan Budi Guniadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Tidak Benar Pemberitaan Kompas TV tentang Vaksin Covid-19 Palsu
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 palsu pada pemberitaan Kompas TV, klaim tersebut diunggahan akun Facebook Mamahna Cahya, pada 19 Juli 2021.
Klaim vaksin Covid-19 palsu pemberitaan Kompas TV yang diunggah berupa tangkapan layar, tayangan pemberitaan Kompas TV berjudul
"AWAS VAKSIN PALSU!
PELAKU PERNAH BEKERJA SEBAGAI PERAWAT
BEKASI, JAWA BARAT".
Pada tangkapan layar terseut terdapat keterangan sebagai berikut:
"ini dua biang kerok nya vaksin palsu@dyon1512 vaksin palsu#covid-19virus#vaksin"
Kemudian unggahan tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kade ah vaksin Th ....NU jelas MH obat Corona sholat 5 waktu itu obatnya itu lagi uji keumatnya karena seluruh dunia Corona Aya ...ya kita pasrah aja sambil berdoa ajal pasti datang ........"
Benarkah klaim vaksin Covid-19 palsu pada pemberitaan Kompas TV? Simak dalam artikel berikut ini...Â
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.